Shalat Jumat di Tehran, 6 Desember 2019
Shalat Jumat di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada pekan ini berlangsung di Mushalla Besar Imam Khomeini ra, dan diimami oleh Hujjatul Islam Sayid Mohammad Hassan Abutorabi-Fard.
Imam dan Khatib Shalat Jumat Tehran dalam khutbahnya menyinggung Hari Mahasiswa Nasional dan mengatakan bahwa perlawanan terhadap Amerika Serikat dicapai melalui ilmu pengetahuan.
Menurutnya, jalan itu sendiri dicapai melalui pencapaian teknologi baru dan mengkomersilkan ilmu pengetahuan.
"16 Azar 1332 HS (6 Desember 1953) mengingatkan pada resistensi komunitas akademik bangsa terhadap kediktatoran militer pimpinan AS dan awal dari konfrontasi berdarah mahasiswa Iran melawan kolonialisme AS," kata Sayid Hassan Abutorabi-Fard dalam khutbah kedua, Jumat (6/12/2019).
Hari Sabtu, 7 Desember 2019 yang bertepatan dengan tanggal 16 Azar 1398 HS adalah Hari Mahasiswa Nasional Iran. Ketika Wakil Presiden AS Richard Nixon tiba di Tehran untuk merayakan kemenangan kudeta terhadap pemerintah nasional Iran Mohammad Mosaddegh, tiga Mahasiswa Universitas Tehran di Sekolah Tinggi Teknik gugur syahid karena memprotes kehadiran Nixon di sana.
Khatib Jumat Tehran lebih lanjut menuturkan, mencapai pengetahuan dan teknologi adalah prasyarat untuk melawan AS. Cadangan negara, lanjutnya, menjadi mesin yang digerakkan oleh ilmu pengetahuan ketika ekonomi berbasis pengetahuan mengelola pengetahuan.
"Meskipun ada sanksi AS, neraca perdagangan Republik Islam Iran sangat mengagumkan. Selama sembilan bulan pada tahun ini dan berkat kebijakan baik yang diadopsi oleh Bank Sentral Iran dan kerja sama para pelaku ekonomi, 72 persen pendapatan telah dikembalikan ke negara," imbuhnya.
Hujjatul Islam Sayid Hassan Abutorabi-Fard menegaskan, rakyat Iran pasti akan mengatasi masalah, dan revolusi ekonomi besar akan terjadi jika pendapatan minyak digunakan secara tepat dalam ekonomi. (RA)