Pecinta Tembikar Iran Gelar Pameran di Tabriz
https://parstoday.ir/id/news/iran-i76664-pecinta_tembikar_iran_gelar_pameran_di_tabriz
Asosiasi Pecinta Tembikar Provinsi Azerbaijan Timur, Republik Islam Iran mengadakan sebuah pameran menandai ritual kuno Yalda dan mempromosikan budaya Iran yang sangat kaya.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Des 17, 2019 17:04 Asia/Jakarta

Asosiasi Pecinta Tembikar Provinsi Azerbaijan Timur, Republik Islam Iran mengadakan sebuah pameran menandai ritual kuno Yalda dan mempromosikan budaya Iran yang sangat kaya.

Pameran yang memperkenalkan budaya dan seni murni Iran itu berlangsung di Museum Tembikar Tabriz dari tanggal 7-21 Desember 2019.

Produk-produk tembikar yang terbuat dari tanah putih  dan dengan desain dan pola Shab-e Yalda (Yalda Night) dipertunjukkan dalam pameran tersebut dan mendapat sambutan hangat dari para pengunjung pameran.

Museum Tembikar adalah museum seni di Tabriz, yang didirikan di salah satu rumah bersejarah kota tersebut, yang dikenal sebagai rumah Sarraflar, milik dinasti Qajar.

Shab-e Yalda atau Shab-e Chelleh adalah festival Iran yang dirayakan pada apa yang disebut sebagai "malam terpanjang dan tergelap tahun ini." Yalda adalah perayaan musim dingin, yaitu, pada malam dari titik balik matahari musim dingin di Belahan Bumi Utara.

Shab-e Yalda diperingati di malam 1 Dey dalam penanggalan Persia. Menjelang Shab-e Yalda, masyarakat berbelanja beragam jenis buah dan kacang-kacangan untuk keperluan peringatan tersebut. Pasar dan toko-toko buah dan kacang-kacangan di Iran dibanjiri pembeli. Perayaan ini sangat menguntungkan para pedagang di pasar.

Yalda adalah istilah Syriac (salah satu rumpun Bahasa Aramic) yang berarti lahir. Menurut keyakinan orang-orang Iran kuno, matahari di malam itu lahir kembali, karena besok malam Yalda akan melihat matahari yang lebih panjang lagi.

Malam Yalda memiliki kedudukan istimewa dalam budaya dan tradisi orang-orang Iran. Perayaan Shab-e Yalda adalah momen besar Persia kuno yang masih ada hingga sekarang.

Abadinya perayaan tersebut menunjukkan ikatan yang tak terpisahkan antara masyarakat Iran sekarang dengan budaya dan tradisi nenek moyang mereka. Konon sekitar 7.000 tahun silam, nenek moyang bangsa Iran telah menemukan penanggalan matahari hingga akhirnya mengetahui bahwa malam pertama musim dingin adalah malam terpanjang dalam setahun.

Masyarakat di masa lalu yang menyaksikan pergerakan matahari, bulan, bintang, perubahan musim, pendek dan panjangnya hari dan malam berusaha menyesuaikan aktivitas sehari-hari mereka dengan kondisi tersebut. (RA)