Laporan Khusus Pemilu Parlemen Iran (9)
-
Pemilu legislatif Iran ke-11
Menjelang 2 Isfand 1398 yang bertepatan dengan tanggal 21 Februari 2020 waktu penyelenggaraan pemilu legislatif Iran periode ke-11, sudah tidak banyak waktu yang tersisa.
Dalam setiap periode pemilu, ini merupakan kesempatan bagi setiap bangsa untuk memeriksa kinerja para anggota parlemen dan untuk memilih mereka yang memiliki wawasan yang benar dan kerentanan yang paling rendah. Dari sudut pandang lain, hakikat pemilu adalah tentang memberi arti penting bagi kesadaran politik negara.
Pemilu memperkuat dasar-dasar kerakyatan sistem Republik Islam, membuka lapangan untuk selera baru dan memberikan kesempatan untuk mengekspresikan pandangan yang berbeda. Ini, pada gilirannya, membuat orang mempercayai sistem politik mereka dan menilainya sebagai milik mereka sendiri serta mendukungnya di saat-saat sulit.
Dalam proses pemilu di Iran, partai-partai politik terkadang muncul dengan slogan-slogan yang bagus di kancah politik dan memperkenalkan kader mereka sendiri, tetapi dengan ketidaksetujuan rakyat, partai-partai ini juga menghilang, dan partai-partai yang beroperasi di pasar politik harus mempertahankan kekuasaan dan status mereka.
Partai-partai bersaing satu sama lain dan partai-partai kuat mereka meningkatkan kegiatan pemilunya dan tetap eksis dengan dukungan. Partai-partai politik harus menunjukkan kekuatan dan menunjukkannya dalam aksi untuk meningkatkan popularitas mereka.
Mohsen Rezaee, Sekretaris Lembaga Penentu Kebijakan Negara Iran mengatakan:
"Meminta partai saja untuk pemilu agar mengirim orang ke pemerintah dan kemudian mengucapkan selamat tinggal kepada partai sampai pemilihan berikutnya menunjukkan bahwa ada kebutuhan untuk memikirkan kembali secara menyeluruh tentang peran partai dalam mengelola pemerintahan. Setelah melewati 40 tahun dari kemenangan revolusi, kita telah mencapai periode transisi antargenerasi, bukan transisi antar partai dan faksi. Generasi pertama dan kedua dari revolusi sedang mengucapkan selamat tinggal. Sejak awal revolusi hingga sekarang, presiden muncul dengan tiga rasa kebebasan, Islam, keiranan, revolusi dan kemajuan. artinya dua presiden merupakan lambang keadilan, dua presiden menjadi simbol kemajuan dan satu presiden melambangkan kebebasan. Ini menunjukkan selera rakyat yang telah berulang kali ditunjukkan dalam pelbagai periode pemilu. Karena itu, perlu bagi partai-partai politik untuk memperhatikan selera ini setelah 40 tahun, agar berkelanjutan."
Hal penting dalam mengekspresikan peran partai dan arus politik dalam pemilu adalah bahwa semua yang peduli tentang revolusi dan sistem yang menghargai bangsa, tidak peduli apa pun yang mereka hadapi, mereka harus bersatu di sekitar wacana realisasi cita-cita revolusi. Karena wacana bersama ini yang telah menyebabkan kemenangan revolusi, mendorong agresor mundur selama perang yang dipaksakan dan melestarikan sistem.
Karena itu, dalam setiap pemilu, menghindari masalah politik dan pemilu adalah kebutuhan masyarakat.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam hal ini mengatakan:
"Saya menyarankan semua orang untuk mengikuti garis ini. Waspadalah, saat kita mengajak dunia Islam untuk bersatu, musuh tidak akan bisa menciptakan perselisihan dan perpecahan di barisan Republik Islam itu sendiri. Syarat kemenangan adalah berbagai faksi yang ada di Republik Islam harus menghormati satu sama lain dan bersama-sama. Di Republik Islam, pemilihan adalah pemilihan yang terbaik bukan persaingan dalam pemilihan. Pertikaian dan persaingan milik demokrasi Barat yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan dan agama. Apa yang dilakukan beberapa orang bukan tentang Republik Islam. Di sini, pemilihan adalah pemilihan terbaik."