Iran Aktualita, 20 September 2020
https://parstoday.ir/id/news/iran-i85423-iran_aktualita_20_september_2020
Inilah dinamika di Republik Islam Iran selama sepekan terakhir yang diwarnai sejumlah isu penting seperti respon Iran pejabat negara ini atas normalisasi hubungan UEA dan Bahrain dengan Israel.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Sep 20, 2020 12:34 Asia/Jakarta
  • Bendera Iran
    Bendera Iran

Inilah dinamika di Republik Islam Iran selama sepekan terakhir yang diwarnai sejumlah isu penting seperti respon Iran pejabat negara ini atas normalisasi hubungan UEA dan Bahrain dengan Israel.

Selain itu, tanggapan Iran mengenai AS bahwa Tehran berencana teror dubesnya di Afrika Selatan.

IRGC: Penguasa Bahrain Tunggu Pembalasan Pejuang Al Quds !

Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC mengecam keras dijalinnya hubungan diplomatik Bahrain dan rezim Zionis Israel, dan menegaskan, penguasa Bahrain harus menunggu pembalasan tegas para pejuang pembebasan Al Quds, dan rakyat negara ini.

IRGC

Fars News (13/9/2020) melaporkan, IRGC mengumumkan, langkah memalukan rezim Al Khalifa, dan penguasa Bahrain lainnya dalam menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, bertentangan dengan kehendak, dan cita-cita rakyat Muslim negara ini. Kebodohan besar, dan ilegal ini akan mendapat balasan keras.

Ditambahkannya, efek domino normalisasi hubungan sebagian negara Arab dengan Israel yang didesain Amerika Serikat dan presiden bodohnya itu, akan menghinakan bangsa-bangsa Muslim, dan terlaksananya perampokan kekayaan mereka, serta terjaganya keamanan penjajah Palestina, dan Al Quds.

"Sampai kapanpun hal itu tidak akan pernah terwujud, dan hitung mundur peningkatan kekuatan, tekad, dan kehendak umat Islam dalam memunculkan kapasitas tersembunyi perlawanan terhadap Israel untuk menghapus Israel dari peta Dunia Islam, akan segera terjadi," pungkasnya.

Ghalibaf: Bangsa-bangsa di Kawasan Tidak Menolerir Rezim Zionis

Merujuk pada normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dan rezim Zionis yang dilakukan di bawah tekanan dari kubu arogan, Ketua Parlemen Republik Islam Iran mengatakan, "Rakyat di negara-negara di kawasan tidak bersedia untuk mentolerir rezim Zionis."

Mohammad Bagher Ghalibaf, Ketua Parlemen Iran hari Sehin (14/09/2020) dalam pertemuan dengan Nouri al-Maliki, Ketua Koalisi Negara Hukum dan mantan Perdana Menteri Irak di Tehran menyinggung karakteristik pemerintahan dalam masyarakat Islam menjelaskan, "Jika para pejabat negara Islam menjalankan tugasnya dengan baik, niscaya konspirasi musuh akan digagalkan."

Ghalibaf kemudian memuji keputusan parlemen Irak agar Amerika Serikat menarik pasukannya dari Irak, menyebutnya sebagai langkah penting.

Sambil berterima kasih kepada para pejabat Republik Islam Iran atas dukungan mereka yang berkelanjutan untuk poros perlawanan, keamanan dan stabilitas di kawasan, terutama di Irak, Nouri al-Maliki mengatakan, "Sikap Republik Islam Iran pasti membuat Front Perlawanan melawan konspirasi musuh Islam dan Muslim dan meraih kemenangan."

Ketua Koalisi Negara Hukum Irak, mencatat bahwa, sayangnya, normalisasi hubungan antara beberapa negara dan rezim Zionis telah menimbulkan tantangan bagi komunitas Islam. Menurutnya, "Proses normalisasi hubungan dengan penjajah al-Quds harus dilawan dengan konsensus dan konvergensi."

Nouri al-Maliki menekankan bahwa bangsa-bangsa kuat dapat menahan pengaruh asing, seraya mengingatkan, "Jika pemerintah menyerah pada tekanan musuh, bangsa-bangsa akan melawan."

Shamkhani: Harapan Israel Kuasai Nil Hingga Furat tidak akan Terwujud

Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran seraya menjelaskan bahwa rezim Zionis melalui rencana "perdamaian" ingin merealisasikan slogan menguasai Nil hingga Furat, mengatakan, Dunia Islam tidak akan pernah mengijinkan rencana berbahaya seperti ini terwujud.

Ali Shamkhani

Ali Shamkhani Senin (14/9/2020) saat bertemu dengan Nouri al-Maliki, ketua Koalisi Negara Hukum dan mantan perdana menteri Irak di Tehran seraya menjealskan strategi pengobaran perpecahan dan instabilitas oleh Amerika di kawasan Asia Barat, menilai prioritas utama berbagai negara untuk melawan pendekatan ini adalah persatuan dalam negeri negara kawasan.

Seraya menjelaskan bahwa musuh persatuan dan kemajuan Irak berencana menjadikan negara ini sebagai pusat pengobaran friksi, bentrokan dan instabilitas, Shamkhani menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan dan kohesi seluruh rakyat Irak khususnya partai, berbagai faksi dan tokoh Syiah.

Shamkhani seraya memperingatkan pemimpin pengkhianat dan yang rela berkompromi dengan musuh dan yang mengorbankan kepentingan dunia Islam, cita-cita Palestina serta pembebasan Quds demi kelanggengan kekuasaannya mengingatkan, upaya total Amerika ini diambil untuk melemahkan negara-negara kawasan dengan tujuan menjaga keamanan Israel dan hegemoni rezim ilegal ini terhadap negara-negara Arab dan Islam.

"Darah suci Syahid Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis serta syuhada poros muqawama lainnya, akan mencerabut akar Amerika dan Israel dari kawasan," papar Shamkhani.

Sementara itu, Nouri al-Maliki seraya memuji peran istimewa Iran di perang kontra terorisme dan menciptakan stabilitas serta keamanan di kawasan, menegaskan pentingnya Iran dan Irak untuk bekerja sama dalam masalah-masalah penting regional dan internasional.

Seraya menekankan pentingnya meningkatkan kohesi di dunia Islam, al-Maliki mengingatkan, "Melalui kerja sama negara-negara Islam, konspirasi terhadap Quds dan eksistensi Palestina dapat dipatahkan."

Zarif: Trump Mencari Potret Pemilu

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran seraya mengisyaratkan upaya Amerika Serikat untuk menormalisasi hubungan rezim Zionis Israel dengan sejumlah negara kawasan menekankan, "Donald Trump tengah mencari potret pemilu bagi dirinya."

Menlu Mohammad Javad Zarif

Mohammad Javad Zarif Senin (14/9/2020) di akun Twitternya mengingatkan, menantu Trump seraya menakut-nakuti konsumen AS di kawasan telah memaksa mereka untuk mengambil foto pemilu bersama Trump.

Seraya mengisyaratkan bahwa hanya ada satu masalah, Zarif mengingatkan, kesepakatan damai ini bukan ditandatangani antara musuh, tapi antara sekutu lama;lantas apa perubahan diplomatik! Tunggu saja selanjutnya.

Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat senior Donald Trump awal September berkunjung ke Arab Saudi, Qatar, Bahrain dan Oman untuk meyakinkan mereka menormalisasi hubungannya dengan Israel.

Sampai saat ini Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain telah menyatakan secara transparan normalisasi hubungannya dengan Israel yang sebelumnya mereka juga telah memiliki hubungan rahasia dengan Tel Aviv yang bertentangan dengan cita-cita rakyat Palestina.

Iran Menolak Laporan Bias Media Amerika

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran membantah tuduhan bias dan ditargetkan yang dibuat di media-media AS anti-Iran.

Situs Politico mengklaim bahwa Iran sedang merencanakan untuk membunuh Duta Besar AS untuk Afrika Selatan dengan mengutip laporan intelijen AS dan pejabat yang dekat dengan pemerintah.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh hari Senin (14/09/2020) menjelaskan bahwa para pejabat Amerika Serikat harus meninggalkan penggunaan metode berulang dan busuk untuk menciptakan suasana anti-Iran di panggung internasional.

"Sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Iran akan terus mematuhi prinsip dan kebiasaan diplomasi internasional," ungkap Khatibzadeh.

Khatibzadeh menambahkan bahwa tidak seperti Iran, Amerika Serikat dan rezim saat ini di Gedung Putih yang, terutama dalam beberapa tahun terakhir, telah melanggar banyak metode yang diterima secara internasional, termasuk merencanakan dan melaksanakan puluhann rencana pembunuhan dan intervensi militer dan intelijen, menarik diri dari berbagai perjanjian internasional, melanggar integritas teritorial negara-negara dan pembunuhan pengecut Letjen Qassem Soleimani, komandan perang melawan terorisme, telah menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap prinsip-prinsip dasar diplomatik dan telah menjadi rezim pemberontak di arena internasional.

"Rezim AS bersandar pada tuduhan dan kebohongan anti-Iran menjelang pemilihan presiden AS, serta pada saat yang sama, tekanannya untuk menyalahgunakan mekanisme Dewan Keamanan PBB untuk meningkatkan tekanan pada rakyat Iran, sudah dapat diprediksi," ungkap Khatibzadeh.

Khatibzadeh menekankan bahwa tindakan dan liputan berita semacam itu, yang mungkin akan terus berlanjut di masa depan, pasti tidak akan membuahkan hasil dan akan menambah daftar panjang kegagalan Washington yang sedang berlangsung terhadap Iran.

Jubir Kemenlu Iran mencatat bahwa Iran, seperti yang telah berulang kali dinyatakan, akan terus melakukan tindakan hukum internasional sehubungan dengan pembunuhan kriminal dan pengecut Letjen Soleimani di semua tingkatan, dan tidak akan memaafkan atau melupakan tindakan teroris ini.

Zarif kepada Trump: Kini, Saatnya Anda Bangun dari Tidur !

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menanggapi statemen terbaru Presiden AS Donald Trump dengan mengatakan, "Kini, saatnya Anda bangun dari Tidur !".

Zarif di akun Twitternya Selasa malam juga menanggapi klaim media Barat yang menuduh Tehran merancang pembunuhan duta besar AS untuk Afrika Selatan.

"Pembohong abadi, Donald Trump mengumbar klaim palsu untuk membunuh musuh nomor satu Daesh," tulis Menlu Iran dalam cuitannya.

Situs Politico mengutip laporan intelijen AS dan pejabat yang dekat dengan pemerintah AS mengklaim bahwa Iran sedang berusaha membalas dendam terhadap tewasnya Letjen Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds Sepah Pasdaran.

Media Amerika mengutip sumber anonim mengklaim bahwa Iran bermaksud membunuh Lana J. Marks, Duta Besar AS untuk Afrika Selatan demi membalas dendam tewasnya Letjen Qassim Soleimani.

Klaim ini telah dibantah oleh pemerintah Iran dan Afrika Selatan.

Balas Ancaman Trump, Iran Adukan AS ke PBB

Wakil Tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa memprotes ancaman terbaru Presiden AS terhadap Republik Islam dengan melayangkan surat kepada Sekjen PBB.

Majid Takht-e Ravanchi hari Selasa (15/9/2020) mengirim surat kepada sekretaris jenderal PBB sebagai reaksi ancaman Presiden AS, Donald Trump terhadap Tehran.

Takht-e Ravanchi menyebut ancaman Trump tersebut melanggar prinsip-prinsip Piagam PBB, termasuk Pasal 2 yang secara eksplisit melarang ancaman atau penggunaan kekerasan.

Menyinggung ancaman AS sebelumnya terhadap Iran dan pembunuhan Letjen Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds Sepah Pasdaran, Takht-e Ravanchi meminta Dewan Keamanan PBB mendesak Amerika Serikat mengakhiri ancamannya, serta tindakan ilegal maupun kebijakan lain yang tidak bertanggung jawab.

Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menanggung balasan atas setiap kemungkinan petualangan melawan Iran.

"Republik Islam Iran tidak akan ragu-ragu untuk membela negara, tanah dan kepentingannya secara sah," papar diplomat senior Iran ini.

Sebelumnya, Donald Trump di laman Twitternya mengutip klaim infaktual situs Politico bahwa Iran bermaksud membunuh duta besar AS untuk Afrika Selatan, serta mengancam Tehran dengan aksi barunya. Padahal klaim ini tidak berdasar dengan telah dibantah oleh pejabat Iran dan Afrika Selatan.