Jenderal Iran Sebut AS akan Tinggalkan Kawasan dengan Kekalahan
Penasihat senior Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Iran, mengatakan Amerika Serikat akan meninggalkan kawasan ini dengan kekalahan.
Hal itu disampaikan oleh Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi pada pertemuan "International Conference on the Legal-International Claims of the Holy Defense" di Tehran, Selasa (23/2/2021).
Dia menuturkan Dewan Kerja Sama Teluk Persia dan beberapa negara Arab di Asia Barat dan Afrika Utara memberikan dukungan penuh kepada Irak dalam perang yang dipaksakan terhadap Iran.
"Selama delapan tahun perang yang dipaksakan, mereka memberikan pinjaman dan hibah 85 miliar dolar kepada rezim Saddam untuk keperluan peralatan militer," kata Mayjen Safavi seperti dilansir IRNA.
Menurutnya, bantuan tersebut telah memperluas perang ke kota-kota dan menjadi sebuah alat tekanan politik terhadap pemerintah Iran.
Mayjen Safavi menuturkan perilaku pemerintah AS dan Uni Soviet serta beberapa negara Eropa, seperti Prancis, Jerman, Inggris, dan beberapa negara lain, yang menyediakan ratusan ton bahan kimia dan senjata pemusnah massal, membuktikan bahwa mereka telah melanggar semua hukum internasional.
"Resolusi Dewan Keamanan PBB terkait perang Irak-Kuwait merupakan sebuah kontradiksi nyata dan perilaku standar ganda Dewan Keamanan dan negara-negara anggota dalam hubungannya dengan agresi Irak ke Iran. Ini adalah salah satu tuntutan hukum dari pemerintah dan rakyat Iran," tambahnya.
Di bagian lain ulasannya, Mayjen Safavi mengatakan dengan keluarnya pasukan teroris AS dari dari kawasan ini, Iran akan menjadi penjaga perdamaian di Asia Barat.
"Amerika dan Eropa perlu memahami fakta ini bahwa tekanan politik dan ekonomi telah membuat Iran kuat dan akan mempertahankan hak-haknya," pungkasnya.
Konferensi internasional tersebut dilaksanakan di Museum Pertahanan Suci Tehran dan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Ketua Mahkamah Agung Ebrahim Raisi, Komandan Pasukan Quds Brigadir Jenderal Esmail Qaani, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohamad Baqeri, serta duta besar dan atase militer dari berbagai negara. (RM)