Pemilu, Peluang Tak Tergantikan untuk Perkuat Negara
(last modified Mon, 03 May 2021 11:43:37 GMT )
May 03, 2021 18:43 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menggambarkan pemilu sebagai masalah utama untuk membela kepentingan negara, dan dia mendesak masyarakat tidak berkecil hati dan patah semangat untuk berpartisipasi dalam pemilu.

"Saya ingin mengatakan dua hal mengenai pemilu. Pertama, pemilu secara harfiah merupakan kesempatan penting dan masyarakat tidak boleh berkecil hati dan patah semangat dari pemilu. Dan kedua adalah bahwa pemilu tidak boleh dirusak dengan kata-kata yang tidak berguna dan janji yang tak berdasar dan tanpa dukungan," kata Rahbar dalam pidato yang disiarkan langsung televisi nasional Iran pada Minggu (2/5/2021) sore menandai Hari Buruh Internasional dan Hari Guru.

Ayatullah Khamenei mengimbau masyarakat untuk didorong penuh agar berpartisipasi dalam pemilu. Dia menuturkan, mereka yang ingin mengikuti pemilu presiden harus menawarkan pekerjaan kepada masyarakat.

"Pemilu merupakan kesempatan yang unik dan tidak ada yang bisa menggantikan posisi pemilu untuk negara dan untuk memperkuat fondasi kekuatan negara," tegasnya.

Rabar menjelaskan, pemilu adalah partisipasi rakyat. Ketika rakyat hadir, tidak ada kekuatan yang dapat menggoyahkan sistem negara. Jadi, setiap orang yang berpartisipasi dalam pemilu sebenarnya adalah untuk kekuatan negara mereka, untuk menjaga negara mereka,  dan untuk nasib negara serta masa depan negara mereka.

Ayatullah Khamenei mengatakan, segelintir orang mematahkan semangat masyarakat. Mereka merusak pemilu dan merusak citra badan-badan seperti Dewan Garda Konstitusi. Ini adalah kelakuan yang salah.

"Semua pemilu kita berjalan dengan baik dan sehat. Mungkin saja ada penyimpangan yang terjadi, tapi tidak mempengaruhi hasil pemilu. Ada kasus-kasus yang telah dikeluhkan dan kita telah menindaklanjuti dan melakukan penyelidikan serius. Pelanggaran yang bertentangan dengan kepercayaan sama sekali tidak ada dalam pemilu kita," tegasnya.

Tentu saja, lanjutnya, beberapa orang menerima pemilu jika hasilnya sesuai dengan yang mereka inginkan. Jika tidak sejalan dengan keinginan mereka, mereka menuduh pemilu dan para penyelenggara pemilu. Terkadang, seperti peristiwa tahun 1388 HS, mereka membuat kerusuhan.

"Tuduhan itu tidak bermoral, dan kerusuhan adalah sebuah kejahatan," tegasnya.

Mengenai sanksi, Rahbar menuturkan, pembicaraan tentang sanksi telah berlangsung selama beberapa tahun dan hari ini juga masih dibicarakan. Menurut saya, cara terbaik dan paling sukses untuk menetralkan sanksi adalah dengan memperkuat produksi nasional. Jika kita benar-benar mewujudkan ini, maka yakinlah bahwa sanksi akan dinetralkan dan teratasi. Ketika mereka melihat Iran tidak terdampak oleh sanksi dan upaya internal meningkat, maka musuh akan terpaksa untuk mencabut sanksi. (RA)