Waduh! Malaysia Pangkas RAPBN 2023, Ngeri Resesi?
(last modified Sat, 08 Oct 2022 14:56:07 GMT )
Okt 08, 2022 21:56 Asia/Jakarta
  • Malaysia
    Malaysia

Malaysia berencana memangkas nilai Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk tahun 2023. Hal ini terjadi saat dunia mengalami ancaman resesi global.

Mengutip Reuters, Pemerintahan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob diperkirakan akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati menghadapi tahun 2023. Ini dikarenakan ketegangan politik, meningkatnya inflasi global, pengetatan kondisi keuangan, dan gangguan rantai pasokan.
 
"Anggaran 2023 bertujuan untuk memberikan kondisi yang menguntungkan dan memastikan keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan konsolidasi fiskal," kata Menteri Keuangan Tengku Zafrul Aziz dalam laporan prospek fiskal, Jumat (7/10/2022).
 
"Malaysia akan mengembangkan kebijakan yang tepat untuk mengatasi guncangan eksternal."
 
Dalam laporan tersebut, pemerintah merevisi perkiraan produk domestik bruto (PDB) 2022 menjadi 6,5%-7% dari kisaran sebelumnya 5,3% menjadi 6,3%. Namun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat tahun depan menjadi 4%-5%.
 
"Permintaan domestik yang kuat, proyek infrastruktur baru dan yang sedang berlangsung, dan sektor jasa yang dinamis akan mengimbangi beberapa risiko dari perlambatan global," papar Tengku.
 
"Pemerintah berencana untuk membelanjakan 372,3 miliar ringgit pada tahun 2023, turun dari perkiraan 385,3 miliar ringgit tahun ini," menurut laporan keuangan.
 
"Pendapatan terlihat menurun 4,4% menjadi 272,6 miliar ringgit pada tahun 2023, sementara defisit fiskal kemungkinan akan menyempit menjadi 5,5% dari PDB dari proyeksi 5,8% tahun ini," tambah laporan keuangan itu.
 
Di kawasan Asia Tenggara sendiri, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) memperkirakan region itu akan mencatat tingkat pertumbuhan di bawah tahun-tahun sebelum pandemi. Ini diakibatkan impor yang mahal dan melemahnya permintaan global. (CNBC Indonesia)

Tags