Aug 20, 2022 20:55 Asia/Jakarta
  • Mobil pengangkut minyak.
    Mobil pengangkut minyak.

Pencurian dan penjarahan minyak Suriah oleh militer militer Amerika Serikat (AS) dan milisi yang berafiliasi dengan negara ini terus berlanjut. Sejak 2011, AS mendukung kelompok-kelompok teroris yang memerangi pemerintah Damaskus, bahkan mencuri sumber-sumber energi Suriah.

Selama beberapa tahun terakhir militer AS mencuri dan menyelundupkan minyak Suriah. Pasukan AS menguasai ladang minyak dan gas utama Hasakah dan Deir Ezzor dengan bantuan Pasukan Demokratik (Kurdi) Suriah (SDF).

Militer AS telah membuat jalan ilegal hanya untuk menyelundupkan minyak Suriah. Mereka membuat jalur tersebut dengan bantuan milisi Kurdi dari SDF. Pekan lalu, AS mencuri dan menyelundupkan sekitar 300 tanker minyak Suriah ke Irak melalui penyeberangan al-Mahmoudieh.

Kementerian Perminyakan Suriah pada tanggal 8 Agustus 2022 mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa AS dan pasukan bayarannya mencuri rata-rata 66.000 barel minyak Suriah setiap hari, yang merupakan 80% dari produksi minyak Suriah. Pencurian minyak Suriah telah menyebabkan 105 miliar dolar kerugian langsung dan tidak langsung terhadap industri minyak negara ini.

Pasukan AS terus mencuri dan menyelundupkan minyak Suriah. Pemerintah Damaskus telah berulang kali menyatakan bahwa AS mencuri sumber daya alam Suriah seperti minyak, gas dan gandum.

Pamerintah Damaskus juga menuntut penarikan pasukan AS dari Suriah. Selain itu, warga Suriah telah berkali-kali melakukan demonstrasi untuk menuntut penarikan pasukan AS dan penghentian pencurian sumber daya minyak negara mereka.

Pemerintah Damaskus juga telah beberapa kali mengadu ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) mengenai pencurian sumber daya minyak Suriah oleh AS.

Meskipun ada pengaduan dari Kementerian Luar Negeri Suriah ke DK-PBB, namun militer AS tidak menghentikan pencurian minyak Suriah. Selain itu, DK-PBB juga tidak mengambil tindakan apapun untuk memaksa Pentagon menghentikan pencurian minyak Suriah.

Meskipun AS berulang kali mengklaim bahwa mereka hadir di Suriah dengan tujuan memerangi terorisme, namun mantan Presiden AS Donald Trump dengan jelas menyatakan bahwa kehadiran pasukan Amerika di Suriah adalah karena sumur-sumur minyak negara ini. Terorisme hanya sebagai dalih untuk mencuri sumber daya minyak Suriah dan sumber makanan dan lainnya.

Selain minyak, militer AS mencuri dan menyelundupkan gandum dan biji-bijian Suriah dalam jumlah besar setiap minggu untuk digunakan pasukannya di Irak. Sementara itu, sebagian besar penduduk Suriah yang menghadapi kekerasan yang dilakukan oleh kelompk-kelompok teroris dalam beberapa tahun terakhir membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Surat kabar Cina, China Daily baru-baru ini menulis dalam sebuah artikel bahwa AS telah menjadi lebih berani daripada banyak negara di dunia dalam kejahatan pencurian, dan penjarahan minyak Suriah adalah sebuah tindakan yang sangat memalukan.

Surat kabar itu juga menyinggung kelanjutan pencuraian minyak Suriah dan pemindahannya ke wilayah Irak oleh militer AS.

"Sangat mudah untuk memahami fakta ini karena penjarahan dan perampasan hak telah menjadi profesi Amerika Serikat sejak lama," tegas China Daily. (RA)  

Tags