Sep 23, 2023 18:54 Asia/Jakarta
  • Mohammad bin Salman
    Mohammad bin Salman

Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Mohammad bin Salman: Arab Saudi tidak ingin ada Masalah di Yaman.

Isu-isu lainnya dari negara-negara Asia Barat;

  • Bashar Assad Kunjungi Cina, Ini Agendanya
  • Menhan Saudi: Bertemu Delegasi Ansarullah untuk Akhiri Perang
  • Memprotes Pidato Presiden Iran di PBB, Wakil Israel Ditangkap
  • Emir Qatar: Israel, Rezim Apartheid Abad 21
  • PGCC Sambut Kehadiran Delegasi Ansarullah di Riyadh
  • OKI Kutuk Serangan Pemukim Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa
  • PM Kuwait Tekankan Urgensi Isu Palestina
  • Sekjen Ansarullah: Kami Punya Drone dan Rudal Beragam Jangkauan

Mohammad bin Salman: Arab Saudi tidak ingin ada Masalah di Yaman

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman mengatakan, " Kami bekerja di semua bidang yang berkaitan dengan masalah Yaman dan kami tidak ingin ada masalah di Yaman."

Delegasi Ansarullah Yaman pekan lalu bertolak ke Riyadh. Ini adalah kunjungan resmi pertama delegasi Sanaa ke Riyadh sejak perang di negara ini meletus pada tahun 2014.

Image Caption

Hazam Al-Assad, anggota kantor politik Gerakan Ansarullah Yaman mengumumkan bahwa perundingan perdamaian yang diadakan di Riyadh, Arab Saudi dilaksanakan dalam suasana positif. Perundingan ini dimediasi oleh Oman dan tidak ada peran PBB di dalamnya.

Menurut laporan Koran al-Sharq al-Awsat, Mohammad bin Salman Rabu (20/9/2023) malam seraya mengisyaratkan perundingan damai dengan Yaman mengatakan, kini tercapai peluang bagus untuk mengakhiri konflik.

Bin Salman di bagian lain mengatakan, syarat normalisasi hubungan dengan Israel adalah terealisasinya tujuan dan cita-cita bangsa Palestina.

Sebelumnya, Koran Elaph menyatakan, Arab Saudi menghentikan segala bentuk perundingan untuk normalisasi hubungan dengan rezim Zionis Israel.

Sampai saat ini, melalui tekanan Mantan presiden AS, Donald Trump untuk normalisasi hubungan dengan rezim Zionis, empat negara Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko secara resmi telah menjalin dan menormalisasi penuh hubungan diplomatik dengan Israel.

Bashar Assad Kunjungi Cina, Ini Agendanya

Presiden Suriah mengunjungi Cina untuk bertemu dengan pejabat senior negara ini.

Bashar al-Assad, presiden Suriah, tiba di Beijing dalam kunjungan resmi dan perjalanan pertamanya ke Cina selama dua dekade terakhir.

Image Caption

Cina menjadi negara non-Arab ketiga yang dikunjungi Assad sejak 2011.

Presiden Suriah telah mengunjungi Rusia dan Iran sebelum Cina, dan perjalanan ini dilakukan sebagai tanggapan atas undangan resmi Presiden Cina, Xi Jinping.

Kunjungan Assad ke Cina mengusung agenda mengenai pengembangan hubungan bilateral antara Damaskus dan Beijing.

Kunjungan presiden Suriah akan menjadi titik balik dalam hubungan antara Damaskus dan Beijing, serta pertanda kuat peran Cina di kawasan Asia Barat.

Posisi tersebut dimulai setelah Beijing berperan dalam tercapainya kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran belum lama ini.

Menhan Saudi: Bertemu Delegasi Ansarullah untuk Akhiri Perang

Menteri Pertahanan Arab Saudi mengumumkan dirinya bertemu dengan delegasi juru runding Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, di Riyadh, dan membicarakan mekanisme mengakhiri perang di negara itu.

Khalid bin Salman, Rabu (20/9/2023) di akun X mengabarkan pertemuan dengan delegasi Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, di Riyadh, dan delegasi Yaman, ini telah menyelesaikan putaran baru perundingan dengan pemerintah Saudi, selama lima hari.

Menurut Menhan Saudi, rangkaian perundingan ini dilakukan untuk mencapai kesepakatan potensial yang membuka kesempatan diakhirinya pertempuran yang sudah berlangsung hampir delapan tahun di Yaman.

"Bertemu dengan delegasi Sanaa yang berkunjung ke Riyadh, untuk melanjutkan upaya mendukung proses perdamaian di Yaman. Saya menegaskan dukungan Saudi, terhadap Yaman, dan menekankan kembali komitmen Riyadh, untuk mendorong semua pihak supaya mencapai solusi politik yang komprehensif di bawah pengawasan PBB," tulis Khalid bin Salman.

Menhan Saudi, juga berharap dialog-dialog yang dilakukan, berlangsung serius dan membuahkan hasil, dan partai-partai politik Yaman, berkumpul serta bersatu.

Kementerian Luar Negeri Saudi, Rabu dinihari mengabarkan hasil positif dialog-dialog serius terkait peta jalan untuk mendukung proses perdamaian di Yaman, dan pertemuan dengan delegasi Sanaa di Riyadh.

"Peta jalan ini disampaikan oleh tim komunikasi dan koordinasi Arab Saudi yang dipimpin Duta Besar Saudi untuk Yaman, Mohammed Al Jaber," imbuhnya.

Memprotes Pidato Presiden Iran di PBB, Wakil Israel Ditangkap

Wakil tetap Rezim Zionis di Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB yang melakukan protes saat Presiden Republik Islam Iran, berpidato, ditangkap aparat keamanan.

Gilad Erdan, Rabu (20/9/2023) seperti dikutip situs i24 News, melakukan aksi protes saat Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi berpidato di Majelis Umum PBB, dengan mengangkat poster bergambar Mahsa Amini.

Image Caption

Merespon aksi Gilad Erdan, aparat keamanan PBB, segera menangkap Wakil tetap Rezim Zionis itu karena dianggap mengganggu ketertiban acara, dan mengeluarkannya dari ruangan pertemuan para pemimpin negara.

Untuk diketahui delegasi Israel, di PBB menggelar kampanye anti-Iran, bersamaan dengan dimulainya Majelis Umum PBB ke-78, dan membawa foto-foto yang menghina Presiden Iran, serta para pejabat lainnya.

Dalam Majelis Umum PBB, Presiden Iran menegaskan tahun lalu adalah tahun kemenangan bangsa Iran. Tahun lalu, beberapa negara Barat, dan dinas-dinas intelijennya melakukan kesalahan kalkulasi, dan sekali lagi menganggap remeh kekuatan bangsa Iran.

Emir Qatar: Israel, Rezim Apartheid Abad 21

Emir Qatar menyebut Israel sebagai rezim apartheid abad ke-21, dan menekankan bahwa rakyat Palestina tidak boleh dibiarkan terus-menerus menjadi korban penindasan dan kesewenang-wenangan rezim Zionis.

Tamim Bin Hamad Al Thani, Emir Qatar pada pidato tahunan sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York menyinggung berbagai isu internasional, termasuk Palestina dan kasus politik Lebanon, dengan mengatakan bahwa hambatan-hambatan yang menghadang rakyat negara-negara ini harus disingkirkan.

"Hambatan yang menghalangi  Palestina harus disingkirkan, dan mereka harus menentukan nasibnya sendiri," ujar Emir Qatar.

Image Caption

Tamim bin Hamad al-Thani juga menyoroti perkembangan di Lebanon, dengan mengungkapkan, "Sangat disayangkan bahwa penderitaan rakyat Lebanon berkepanjangan karena kalakulasi politik.".

Emir Qatar menyatakan keadaan institusi pemerintahan Lebanon berbahaya dan menekankan perlunya segera dicari solusi untuk menyelesaikan krisis kepresidenan Lebanon.

Selama beberapa bulan terakhir, isu pemilihan presiden baru Lebanon masih belum terselesaikan dan menjadi isu yang membingungkan di negara ini.

Parlemen Lebanon menggelar 12 sidang untuk memilih penerus Michel Aoun yang masa jabatannya berakhir pada 31 Oktober 2022, namun belum berhasil memilih presiden baru.

PGCC Sambut Kehadiran Delegasi Ansarullah di Riyadh

Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk Persia, PGCC menyambut kehadiran delegasi Ansarullah Yaman di Riyadh, dan berterimakasih atas upaya damai serta komprehensif untuk krisis Yaman.

Jasim Al Budaiwi, Senin (18/9/2023) menyambut kehadiran delegasi Ansarullah di Riyadh, dan berterimakasih atas upaya Arab Saudi serta Oman, untuk menemukan solusi damai, dan komprehensif guna menyelesaikan krisis Yaman.

Dikutip situs Al Khaleej, Sekjen PGCC menuturkan, putaran perundingan antara Ansarullah dan Saudi kali ini yang dilakukan di Riyadh, merupakan langkah penting untuk mencapai perdamaian di Yaman.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Saudi mengumumkan, "Dalam rangka mengimplementasikan prakarsa Saudi yang disampaikan pada Maret 2021, dan kelanjutan dari proses penyempurnaan pertemuan serta perudingan delegasi Saudi yang dipimpin Dubes Saudi untuk Yaman, bersama sahabat-sahabat dari Kerajaan Oman, Saudi mengundang delegasi Yaman, untuk berkunjung ke Riyadh, guna merampungkan pertemuan dan perundingan."

Dua hari setelah kunjungan mendadak Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, ke Muscat, Oman, delegasi mediator Oaman, bersama Juru runding Pemerintah Penyelematan Nasional Yaman, Mohammed Abdulsalam, bertolak ke Sanaa.

Sekjen PGCC berharap putaran perundingan kali ini sukses, dan membuahkan hasil positif, sehingga menghasilkan strategi permanen dan komprehensif untuk menyelesaikan krisis Yaman, dan rakyat negara ini dapat kembali merasakan keamanan, pembangunan dan kemakmuran.

OKI Kutuk Serangan Pemukim Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk penistaan Masjid Al-Aqsa yang dilakukan pemukim Zionis.

Pada hari Minggu, para pemukim Zionis menyerang Masjid Al-Aqsa dengan dukungan agen keamanan dan tentara rezim Zionis pada kesempatan yang disebut “hari pertama tahun Ibrani”.

Menurut kantor berita Palestina Sama, Sekretariat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (18/9/2023) menyebut serangan terus-menerus yang dilakukan pemukim ekstremis Zionis yang didukung oleh pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa sebagai penghinaan terhadap perasaan umat Islam, dan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa dan hukum internasional.

Organisasi Kerja Sama Islam menyerukan komunitas internasional untuk mengambil tanggung jawab dan memberikan tekanan terhadap rezim Zionis supaya menghentikan serangan terhadap Palestina dan menghormati kesucian tempat-tempat suci umat Islam, dan menjaga status hukum dan sejarah tempat-tempat suci mereka.

Sebelumnya, kelompok pemukim Zionis menyerukan serangan besar-besaran terhadap Masjid Al-Aqsa selama tiga hari raya Ibrani yang dimulai pada 17 September, dan berlanjut hingga pertengahan Oktober.

PM Kuwait Tekankan Urgensi Isu Palestina

Perdana Menteri Kuwait, Ahmad Nawaf Al-Ahmad Al-Sabah menekankan, Palestina salah satu isu terpenting dunia Islam dan Arab.

Seperti dilaporkan IRNA mengutip media-media Kuwait, Ahmad Nawaf Al-Ahmad Al-Sabah Jumat (22/9/2023) dini hari dalam pidatonya menekankan urgensi isu Palestina sebagai salah satu masalah terpenting dunia Islam dan Arab.

Di bagian lain pidatonya, ia mengatakan, "Terlepas dari bantuan pihak lain, kami berusaha membuat Irak berkembang dan mencapai status regional dan internasional."

Perdana Menteri Kuwait juga mengatakan bahwa perjanjian maritim di Khor Abdullah dengan Irak masih berlaku, dan penekanan kami adalah Irak harus mengambil tindakan nyata, tegas dan segera untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan pembatalan navigasi di Khor Abdullah dan kami akan mengambil tindakan yang tepat untuk hak kami.

Sebelumnya Kemlu Kuwait menyerahkan nota keberatannya atas keputusan pengadilan federal Irak terkait kesepakatan navigasi di Khor Abdullah kepada dubes Baghdad di negara ini.

Pengadilan tinggi federal Irak 4 September lalu menyatakan, pengesahan kesepakatan navigasi di Khor Abdullah antara Irak dan Kuwait yang diratifikasi parlemen Irak tahun 2013 bertentangan dengan konstitusi negara ini.

Pengadilan Irak terkait hal ini menekankan, proses persetujuan perjanjian tersebut, sebagaimana tercantum dalam Pasal 61 Konstitusi Irak, tidak dilakukan dengan mayoritas dua pertiga anggota parlemen.

Dalam perjanjian ini, pelabuhan Khor Abdullah yang terletak di utara Teluk Persia antara dua pulau Warbah dan Bubiyan di Kuwait dan Semenanjung Faw di Irak, dibagi antara kedua negara.

Khor Abdullah merupakan salah satu masalah yang disengketakan, khususnya mengenai garis perbatasan maritim antara Irak dan Kuwait.

Perdana menteri Kuwait di akhir pidatonya juga menegaskan pentingnya upaya ganda untuk menyelesaikan krisis Suriah secara damai berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sekjen Ansarullah: Kami Punya Drone dan Rudal Beragam Jangkauan

Pemimpin Ansarullah Yaman menyoroti kemajuan negaranya setelah Revolusi 21 September dan mengumumkan, meski diblokade, Angkatan Bersenjata Yaman, mampu memproduksi rudal dan drone dalam beragam jangkauan.

Sayid Abdul Malik Al Houthi, Kamis (21/9/2023) dalam pidatonya memperingati sembilan tahun Revolusi 21 September mengatakan, "Revolusi 21 September adalah salah satu prestasi terpenting yang dianugerakan Allah Swt kepada rakyat Yaman, pasalnya revolusi ini telah membebaskan kami dari belenggu perwalian (mandat)."

Ia menambahkan, "Sebelum Revolusi, orang-orang Amerika memaksakan kebijakan permusuhan yang menyeret Yaman, ke dalam keruntuhan total di semua bidang. Mereka memanfaatkan perseteruan politik untuk mengubah situasi menjadi persaingan supaya bisa melayani dan memperkuat dirinya."

Menurut Al Houthi, sebelum revolusi, Yaman berada dalam kondisi yang tidak aman sama sekali, Sanaa menjadi lokasi aksi para penjahat, teroris dan ledakan-ledakan bom, dan para Takfiri tersebar di banyak provinsi negara ini.

"Tanpa perang atau blokade, dan dalam situasi ketika aset negara seperti minyak dan gas di seluruh negara ini berada di tangan pemerintah, perekonomian Yaman, sebelum revolusi ambruk," imbuhnya.

Sekjen Ansarullah menegaskan, "Meski diblokade total tapi proses produksi berbagai jenis senjata, dan keperluan militer mulai dari pistol hingga rudal terus berlanjut, dan ini bertolak belakang dengan tujuan koalisi agresor."

 

Tags