Salah seorang anggota Senat Amerika Serikat, merespons keras demonstrasi-demonstrasi damai mahasiswa AS, dalam mendukung Palestina, dan mengecam kejahatan Israel.
Parlemen Arab meminta lembaga-lembaga internasional untuk segera memulai penyelidikan independen atas penemuan kuburan massal di area Rumah Sakit Shifa di Gaza.
Di tengah meningkatnya tekanan untuk memberangus demonstrasi mahasiswa yang memprotes keterlibatan Amerika Serikat, dalam genosida Israel, di Gaza, para demonstran menduduki salah satu gedung kampus Universitas Columbia.
Dengan berlanjutnya demonstrasi dan protes mahasiswa di Amerika Serikat yang mendukung Palestina dan kecaman terhadap rezim Zionis atas kejahatannya di Gaza, yang telah menyebar ke lebih dari 38 universitas di negara ini, Gedung Putih mengambil posisi pasif dalam hal ini dan mundur dari posisi sebelumnya.
Rezim Zionis, memerintahkan seluruh Kedutaan Besarnya untuk bersiaga mengantisipasi kemungkinan dikeluarkannya surat penangkapan sejumlah pejabat senior Tel Aviv, oleh Mahkamah Internasional, ICJ.
Berlanjutnya protes jalanan di Wilayah Pendudukan, perbedaan pendapat antara pihak oposisi dan kabinet rezim Zionis, serta meningkatnya kemungkinan Mahkamah Internasional mengeluarkan perintah untuk menangkap Benjamin Netanyahu telah menyebabkan krisis politik di Tel Aviv semakin membara.
Anggota Kabinet Perang Rezim Zionis, mengancam akan menumbangkan pemerintahan Israel, saat ini, dan mengatakan, pembebasan tawanan Israel, dari tangan perlawanan Palestina, jauh lebih penting dari serangan ke Rafah.
Stephane Dujarric, Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Jumat (26/4) sebagai tanggapan atas pertemuan mahasiswa di Amerika Serikat untuk mendukung rakyat Gaza, bahwa Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah pendukung setia kebebasan berbicara, termasuk di Amerika Serikat, dan mendukung hak masyarakat untuk melakukan protes secara damai.
Lautan rakyat Yaman, tumpah ruah ke jalan-jalan kota untuk mendukung rakyat Gaza, dan mengumumkan kesiapan dikirim ke Palestina, untuk berperang langsung melawan Israel, bersama pasukan perlawanan.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan perlunya mengakhiri perang dan genosida rezim Zionis di Jalur Gaza dan mengatakan, "Israel adalah akar penyebab semua ketegangan dan memburuknya situasi di kawasan."