Israel Target Serangan ke Pangkalan AS di Erbil
(last modified Wed, 07 Jul 2021 15:10:13 GMT )
Jul 07, 2021 22:10 Asia/Jakarta
  • serangan drone ke pangkalan AS di Erbil
    serangan drone ke pangkalan AS di Erbil

Bandara Erbil di Wilayah Kurdistan Irak, Rabu (7/7/2021) dinihari kembali menjadi sasaran serangan roket dan drone yang menyasar pangkalan militer Amerika Serikat di sekitar bandara tersebut.

Aparat keamanan Wilayah Kurdistan Irak mengumumkan, serangan ke Bandara Erbil dilakukan dengan sejumlah roket dan drone yang membawa bahan peledak.

Akun media sosial Sabereen News mengabarkan, sedikitnya 20 roket ditembakan ke Bandara Erbil, ditambah serangan tiga drone. Akibat serangan ini penerbangan di Bandara Erbil dihentikan dan jalan menuju ke bandara ditutup.

Dalam beberapa hari terakhir, pertempuran antara pasukan AS dan kelompok perlawanan Irak mengalami peningkatan. Selain ledakan di jalur yang dilalui iring-iringan kendaraan militer AS di berbagai wilayah di Irak, Erbil, pusat Wilayah Kurdistan juga beberapa kali menjadi target serangan.

Serangan roket dan drone pada Rabu dinihari ke Bandara Erbil yang di dekatnya terdapat pangkalan militer AS, Al Harir, merupakan serangan balasan atas serangan sebelumnya yang dilakukan AS pada 29 Juni 2021 ke markas Hashd Al Shaabi di perbatasan Suriah-Irak.

Dua hari sebelumnya pada 27 Juni 2021, Hashd Al Shaabi menggelar parade militer besar, dan menunjukkan kemampuan militernya. Parade militer ini digelar di sebuah pangkalan militer yang terletak di Provinsi Diyala, bekas markas kelompok anti-Revolusi Islam Iran, Mojahedin-e Khalq, MKO.

Menurut pengamat politik Irak, Redha Al Gharabi, pangkalan militer Diyala yang dulunya dikenal dengan Kamp Ashraf, pada parade militer Hashd Al Shaabi, menjadi arena manuver dan pertunjukan kekuatan kubu perlawanan rakyat Irak.

Bandara Internasional Erbil, Wilayah Kurdistan, Irak

 

Motif pertama penyerangan terbaru ke Bandara Erbil dan pangkalan militer AS, Al Harir, adalah keberadaan agen Zionis Israel di dalam pangkalan tersebut.

Kelompok perlawanan Irak, Rabu dinihari mengumumkan, klaim AS bahwa serangan ke Bandara Erbil tidak menimbulkan korban jiwa, tidak bisa dipercaya, dan mereka mengaku akan segera mengumumkan jumlah korban jiwa dari Zionis Israel yang tewas dalam serangan itu.

Dengan demikian, melalui serangan ini kelompok perlawanan Irak mengumumkan penentangannya atas kehadiran agen-agen Zionis Israel di wilayah Irak.

Motif kedua penyerangan terbaru ke Bandara Erbil adalah, AS dalam setahun terakhir dengan menarik sejumlah pasukannya dari Irak, mengalihkan perhatian ke pangkalan militer lain termasuk pangkalan Al Harir di Erbil.

AS memperkirakan dari satu sisi bisa mencapai kesepakatan yang lebih baik dengan Otoritas Wilayah Kurdistan Irak, terutama setelah sebelumnya beberapa pejabat Kurdistan mengumumkan penentangannya atas penarikan pasukan AS dari Irak.

Di sisi lain, Erbil dianggap merupakan tempat paling aman bagi pasukan AS di Irak. Oleh karena itu kelompok perlawanan Irak dengan memusatkan perhatian pada Erbil, berusaha membuktikan bahwa kalkulasi AS tersebut adalah keliru.

Ketidakseriusan melaksanakan keputusan Parlemen Irak yang dirilis pada 5 Januari 2020 terkait penarikan pasukan AS dan serangan Washington ke Hashd Al Shaabi, yang merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan nasional Irak, sepertinya akan berujung dengan meningkatnya pertempuran dan ketegangan antara pasukan AS dan kelompok perlawanan Irak dalam beberapa hari ke depan. (HS)