AS dan Ancaman Daesh di Utara Suriah
Bassam Sabbagh, wakil tetap Suriah di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di sidang Dewan Keamanan PBB seraya mengisyaratkan serangan teroris Daesh (ISIS) ke al-Hasakah mengatakan, Washington berusaha menghidupkan kembali Daesh di Suriah.
Wilayah utara Suriah dalam sepuluh hari terakhir menyaksikan peristiwa yang didalangi oleh kelompok teroris Daesh. Anasir Daesh Kamis pekan lalu menyerang penjara Ghwayran di Provinsi al-Hasakah, utara Suriah. Penjara ini di bawah pengawasan Pasukan Demokratik Suriah (SDF). Serangan tersebut berujung pada bentrokan antara teroris Daesh dan milisi SDF dengan sifat yang berbeda, tetapi dengan kekuatan untuk bertarung dan gaya perang yang serupa.
Di bentrokan ini, berdasarkan berbagai laporan, sebanyak 150 hingga 230 pasukan kedua pihak terbunuh. Selain itu, teroris Daesh menyandera ratusan anak-anak kecil dan dijadikan perisai manusia di sekitar penjara. Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah menyatakan bahwa anak-anak di bawah umur ini dapat dilukai atau direkrut secara paksa oleh para penyerang.
Poin penting adalah serangan terbaru Daesh ke penjara Ghwayran tercatat sebagai aksi terpenting kelompok teroris ini dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, serangan ini mendapat sorotan dari para pengamat. Para analis menilai Daesh melalui aksinya ini berencana memperkuat kemampuannya untuk melancarkan operasi lebih rumit dan lebih besar.
Aymenn Javad al-Tamimi, pengamat kelompok Jihad (muqawama) mengatakan, serangan ini merupakan operasi terumit Daesh sejak tahun 2019 dan kejatuhan total kekhalifahan. Namun, tindakan ini tidak sebanding dengan kemampuan kelompok teroris ini pada puncak aktivitasnya pada tahun 2014, yang menyebabkan pendudukan sebagian besar wilayah Suriah dan Irak. Charlie Winter, seorang peneliti perang dan pakar Daesh, juga percaya bahwa operasi baru tersebut merupakan unjuk kekuatan oleh Daesh. Untuk menunjukkan kepada para pendukungnya bahwa kelompok tersebut dapat terus mengandalkan dirinya sendiri dan menyediakan peralatan dan tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu operasi.
Gerakan-gerakan ini, serta analisisnya, menunjukkan bahwa Daesh masih menjadi ancaman, terutama bagi Suriah. Sebuah laporan PBB tahun lalu memperkirakan bahwa sekitar 10.000 anasir Daesh masih aktif di Irak dan Suriah, banyak dari mereka di daerah yang dikuasai Kurdi.
Isu lainnya adalah serangan terbaru dilancarkan ke wilayah utara Suriah di saat pasukan Amerika bercokol di sana. Dengan demikian, petinggi Suriah meyakini Washington berusaha untuk menghidupkan kembali Daesh. Bassam Sabbagh di sidang Dewan Keamanan PBB membahas peristiwa terbaru di Provinsi al-Hasakah dan serangan teroris Daesh ke wilayah ini dan menyatakan, apa yang terjadi di kota al-Hasakah dalam beberapa hari terakhir dan kota ini menyaksikan serangan teroris Daesh dan kejahatan milisi bersenjata SDF, serta perusakan infrastruktur oleh jet-jet tempur Amerika, seluruhnya adalah upaya Washington untuk menghidupkan kembali Daesh serta menjustifikasi penempatan pasukannya di Suriah. Dan peristiwa ini terjadi ketika muncul banyak desakan dalam negeri dan internasional untuk penarikan pasukan Amerika Serikat dari wilayah Suriah.
Zahra Ershadi, deputi wakil tetap Iran di PBB di sidang Dewan Keamanan mengatakan, serangan terbaru ke al-Hasakah yang diklaim Daesh bertanggung jawab atasnya di timur laut Suriah, sebuah peringatan yang kembali menunjukkan bahwa kelompok teroris ini yang mendapat dukungan sejumlah negara masih menjadi ancaman sejati bagi keamanan dan stabilitas kawasan. (MF)