Damaskus: Bangsa Suriah tidak akan Tunduk pada Dikte Konspirator

Kementerian Luar Negeri Suriah menekankan, negara-negara yang memusuhi Damaskus, di mana proyek terorisme mereka gagal, dalam kondisi apa pun tidak dapat mendikte rakyat Suriah.

Krisis Suriah meletus sejak tahun 2011 seiring dengan serangan besar-besaran teroris dukungan Arab Saudi, Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengubah perimbangan regional demi keuntungan rezim Zionis Israel.

Seperti dilaporkan Kantor Berita SANA Kamis (17/3/2022), Deplu Suriah bertepatan dengan peringatan ke-11 krisis Suriah seraya merilis statemen menyatakan, telah berlalu sebelas tahun dari agresi teroris dukungan Amerika Serikat dan negara-negara Barat ke Suriah, di mana tujuan utamanya adalah mencegah perkembangan sipil, ekonomi dan sosial Suriah, menghancurkan prestasinya dan menumpahkan darah para pemuda Suriah.

Deplu Suriah di statemennya menekankan, meski ada konspirasi dan rencana permusuhan terhadap Suriah, negara-negara yang bersekongkol melawan Suriah masih berada di bawah ilusi konspirasi mereka, tetapi mereka harus tahu bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral, politik dan kriminal untuk tindakannya.

Deplu Suriah di akhir statemennya mengingatkan, kini intervensi nyata Amerika dan Barat di Ukraina menunjukkan tanggung jawab mereka terhadap peristiwa yang terjadi di negara ini dan demi menguasai dunia.

Meski kelompok teroris di Suriah telah kalah, tapi militer Amerika dan sisa-sisa anasir teroris yang berafiliasi dengannya sejak lama dan secara ilegal aktif di utara dan timur Suriah. Selain merampok minyak dan gandum negara ini, mereka juga melancarkan aksi teror terhadap warga dan pasukan Suriah di kawasan tersebut. (MF)