Gencatan Senjata di Yaman Diumumkan, Ini Kata Pemimpin Ansarullah
(last modified Mon, 28 Mar 2022 12:49:56 GMT )
Mar 28, 2022 19:49 Asia/Jakarta
  • Pemimpin Ansarullah Yaman Abdul Malik al-Houthi.
    Pemimpin Ansarullah Yaman Abdul Malik al-Houthi.

Pemimpin Ansarullah Yaman Abdul Malik al-Houthi memperingatkan pasukan koalisi agresor yang dipimpin Arab Saudi bahwa mereka akan menyesal jika melewatkan kesempatan gencatan senjata sementara dan sepihak yang diumumkan oleh Sanaa.

"Kami tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk melawan agresi dan blokade, dan kami tidak akan menerima kelanjutan blokade sama sekali," kata Abdul Malik al-Houthi pada hari Senin (28/3/2022) dikutip al-Masirah.

Dia menyinggung agresi militer pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi ke Yaman yang telah memasuki tahun kedelapan dengan mengatakan, tahun kedelapan agresi ke Yaman ini dimulai dengan "Operasi Ketiga Mematahkan Blokade".

"Para agresor tidak memiliki cara untuk menghindari pukulan dan keluar dari masalah kecuali dengan menghentikan serangan dan mencabut blokade," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman  Mahdi al-Mashat pada Sabtu malam mengatakan bahwa Sanaa secara sepihak mendeklarasikan gencatan senjata dengan Arab Saudi di semua front internal dan eksternal selama tiga hari.

Dia meminta pasukan koalisi agresor yang dipimpin Arab Saudi untuk menghentikan semua tindakan yang menghambat perdamaian.

"Jika koalisi pimpinan Arab Saudi menghentikan semua serangan dan agresinya terhadap Yaman, maka gencatan senjata ini akan final. Gencana senjata ini akan memasuki tahap pelaksanaan sejak kemarin sore (Minggu sore)," kata al-Mashat.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree pada Jumat petang mengumumkan pelaksanaan "Operasi Ketiga Mematahkan Blokade" dengan melancarkan serangan balasan ke wilayah Arab Saudi.

Militer Yaman telah berulang kali menyatakan bahwa mereka akan menargetkan fasilitas strategis dan sensitif di negara-negara anggota koalisi yang dipimpin Arab Saudi selama blokade mereka terhadap Yaman berlanjut.

Arab Saudi, dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain, telah melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara ini dari darat, laut dan udara.

Agresi militer ini telah menyebabkan puluhan ribu warga Yaman tewas dan infrastruktur penting negara ini itu hancur.

Invasi militer Arab Saudi dan sekutunya juga telah menyebabkan jutaan warga Yaman mengungsi dan negara ini menghadapi krisis kemanusiaan terbesar dalam abad ini.

Lebih dari 85 persen infrastruktur Yaman hancur dan negara ini menghadapi kekurangan bahan makanan dan obat-obatan karena blokade pasukan koalisi.

Setelah kapal-kapal pengangkut bahan bakarnya disita oleh pasukan koalisi, Yaman menghadapi kekurangan bahan bakar. Kondisi ini akan menyulut tragedi kemanusiaan yang lebih parah di negara Arab itu. (RA)