Khalil Awawdeh: Pembebasan Saya, sebuah Kemenangan Besar Palestina
(last modified Thu, 01 Sep 2022 11:14:04 GMT )
Sep 01, 2022 18:14 Asia/Jakarta
  • Khalil Awawdeh, tawanan Palestina di penjara Israel
    Khalil Awawdeh, tawanan Palestina di penjara Israel

Khalil Awawdeh, tawanan Palestina yang setelah mogok makan lebih dari 172 hari berhasil mengalahkan rezim Zionis, di statemen pertamanya mengatakan, berita pembebasan ini sebuah kemenangan besar sebagai kelanjutan dari kemenangan rakyat terhormat Palestina.

Berdasarkan pengumuman rezim Zionis, Khalil Awawdeh akan tetap dirawat di rumah sakit Assaf Harofeh hingga pulih.

Media-media Palestina mengumumkan, rezim Zionis menandatangani kesepakatan yang menyebutkan Khalil Awawdeh akan dibebaskan pada 2 Oktober.

Menurut laporan Maan News, Khalil Awawdeh setelah keputusan Israel untuk membebaskan dirinya setelah satu bulan, memutuskan untuk mengakhiri aksi mogok makannya yang telah berlangsung selama 172 hari.

Organisasi Tawanan Palestina di statemennya menyatakan, Awawdeh memutuskan untuk mengakhiri aksi mogok makannya setelah dicapai kesepakatan tertulis untuk menentukan masa tahanan administrasinya dan pembebasan dirinya pada 2 Oktober.

Masih menurut statemen ini, tawanan Palestina yang mogok makan selama 172 hari ini membutuhkan perawatan intensif dan waktu untuk pulih. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan, ia akan tetap dirawat di rumah sakit Assaf Harofeh dan kemungkinan besar akan diijinkan meninggalkan rumah sakit pada 2 Oktober dan tidak akan lagi kembali ke penjara.

Gambar tawanan Palestina setelah mogok makan yang lama menunjukkan kondisi fisiknya kritis dan disebar ke penjuru dunia.

Khalil Awawdeh memulai aksi mogok makannya pada 2 Juli. Setelah 111 hari mogok makan, dan berdasarkan janji Israel untuk membebaskan dirinya, ia menangguhkan aksinya tersebut. Tapi ketika Israel bukan saja melanggar janjinya, tapi bahkan memperpanjang masa penahanan administrasinya hingga empat bulan lagi, Awawdeh memulai kembali aksinya pada 2 Juli.

Pembebasan Awawdeh dan Bassam al-Saadi, salah satu pemimpin Jihad Islam merupakan syarat gerakan ini untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan konsultasi pembebasan kedua tawanan Palestina melalui mediator terus berlanjut. (MF)