Hizbullah: Dialog dan Kesepakatan Bersama, Solusi Penentuan Presiden Lebanon
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengumumkan bahwa dialog dan kesepakatan bersama sebagai dua cara utama untuk memilih presiden di negara ini.
Kebuntuan politik di Lebanon terjadi tidak hanya dalam beberapa bulan terakhir saja, tetapi sudah berjalan empat tahun. Najib Mikati berhasil mengadakan pemilu parlemen Lebanon baru pada bulan Mei dan kemudian dicalonkan sebagai perdana menteri yang baru, tetapi selama beberapa bulan pemerintah baru belum dibentuk.
Sheikh Naim Qassem, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah di akun Twitternya hari Rabu (8/3/2023) mengatakan bahwa faksi-faksi di parlementer harus berdialog dan mencapai kesepakatan bersama mengenai presiden baru Lebanon. Jika tidak, maka tidak jelas kapan akan terpilih presiden baru di negara ini.
Sheikh Qassem sebelumnya menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan Lebanon dengan pemilihan presiden baru untuk mengambil langkah lain untuk membentuk pemerintah dan untuk mengimplementasikan rencana penyelamatan nasional yang komprehensif.
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon menekankan bahwa tekanan politik beberapa pihak menjadi pemilu instabilitas yang menjadi penghambat pemilihan presiden dan menunda proses tersebut.
Legislator Lebanon telah mencoba berkali-kali untuk mencapai kesepakatan tentang figur penerus Michel Aoun setelah enam tahun masa kepresidenannya berakhir, tetapi mereka selalu gagal. Masalah ini menimbulkan kekhawatiran tentang intensifikasi krisis politik di Lebanon.(PH)