Pesan dan Dampak Gugurnya Tawanan Palestina di Penjara Israel
-
Syahid Sheikh Khader Adnan
Sheikh Khader Adnan, tawanan Palestina dan anggota Gerakan Jihad Islam yang melakukan aksi mogok makan di penjara Israel Selasa (2/5/2023) pagi dan di hari ke-87 mogok makannya, mengalami koma di Penjara Nitzan dan tak lama kemudian dirilis berita gugurnya tawanan Palestina ini.
Khader Adnan (44 tahun) salah satu anggota Gerakan Jihad Islam Palestina yang melakukan aksi mogok makan sebagai protes atas penangkapan sewenang-wenang dirinya oleh rezim Zionis, dan kondisi fisiknya selama ini kritis. Gugurnya tawanan Palestina ini memiliki sejumlah poin penting.
Pertama, gugurnya Adnan tidak pernah takut mati, dan bahkan fisiknya yang terus melemah tidak mencegah dirinya mengakhiri aksi mogok makan dan menyerah dihadapan musuh Zionis. Syahid Palestina ini di surat wasiatnya menulis, "Saya mengirimkan kata-kata ini kepada Anda dari penjara Ramleh (Ayalon), sementara lemak dan daging saya meleleh dan tulang saya menghilang dan saya tidak memiliki kekuatan lagi di tubuh saya." Perilaku dan kata-kata ini menunjukkan keyakinan syahid Palestina ini dan dan rekan-rekan seperjuangannya dalam melawan dan tidak menyerah kepada musuh Zionis.

Kedua, gugurnya tawanan Palestina ini bukti nyata dari kejahatan dan genosida rezim Zionis Israel. Rezim Zionis mengetahui kondisi kritis Syahid Khader Adnan , tapi dari satu sisi tidak mengijinkan pengobatan dirinya, dan dari sisi lain, tidak mengijinkan pengacara, dokter atau pihak hukum melakukan kontak dengannya serta mengetahui kondisi kesehatannya. Tak diragukan lagi bahwa kejahatan ini, di mana Israel adalah pelakunya, harus dimintai pertanggung jawabannya. Sekaitan dengan ini, juru bicara kantor media tawanan Palestina menyatakan, penjajah Zionis melakukan kejahatan seirus terhadap hak tawanan Palestina di penjara-penjara rezim ini, dan mereka adalah pelaku gugurnya Khader Adnan.
Ketiga, pola perilaku Syahid Khader Adnan dan tidak menyerah kepada rezim Zionis mengungkapkan keyakinan mereka akan kemenangan akhir melawan musuh ini. Kesyahidan tawanan tidak hanya tidak menyebabkan mereka mundur, tetapi juga memperkuat tekad mereka untuk melanjutkan perlawanan. Syahid Khader Adnan menulis dalam wasiatnya kepada rekan-rekan Palestina, "Tidak peduli apa yang dilakukan penjajah dan tidak peduli bagaimana mereka melanjutkan pendudukan dan penindasan mereka, jangan putus asa dan ketahuilah bahwa kemenangan Tuhan sudah dekat dan janji kemenangan dan bantuannya sudah pasti lebih dekat."
Keempat, meskipun rezim Zionis melakukan kejahatan tersebut dengan sengaja, rezim ini juga menyadari akibat dari kejahatan ini. Sementara menyebut kejahatan ini sebagai eksekusi berdarah dingin oleh organisasi penjara rezim Zionis terhadap Syahid Khader Adnan, Hazem Qassem, juru bicara Hamas memperingatkan rezim Zionis bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan tanpa balasan. Dawood Shahab, juru bicara gerakan Jihad Islam Palestina, juga menekankan dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Iranpress pada hari Selasa bahwa perlawanan berlanjut dengan kesyahidan Syikh Khader Adnan dan kejahatan pasukan pendudukan ini memperkuat tekad bangsa Palestina untuk melanjutkan jalan "Syeikh Adnan". Oleh karena itu, setelah syahidnya Khader Adnan, tentara Israel meningkatkan tingkat kewaspadaannya untuk menghadapi kemungkinan reaksi.

Kelima, dengan gugurnya Khader Adnan di penjara rezim Zionis, tensi dan konflik antara tawanan Palestina dan rezim penjajah Quds semakin meningkat. Oleh karena itu, menyusul pengumuman gugurnya Khader Adnan, terjadi bentrokan antara tawanan Palestina dan sipir Zionis penjara Ofer. Bentrokan ini terjadi setelah seorang tawanan Palestina menyiram seorang perwira Zionis dengan minyak panas. (MF)