Transformasi Asia Barat, 5 Agustus 2023
Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya; Sekjen Hizbullah: Aksi Pembakar Al Quran di Eropa Harus Dibalas!
Selain itu, masih ada isu penting lainnya di Asia Barat seperti;
- Putus Asa pada AS, Otorita Ramallah Palestina Berpaling ke Cina
- Militer Cina dan UEA akan Gelar Latihan Gabungan
- Suriah Terus Dukung Palestina sampai Pendudukan Israel Berakhir
- Menlu Lebanon Tanggapi Statemen Rezim Zionis tentang Hizbullah
- Jihad Islam Menginfiltrasi Jaringan Intelijen Mossad dan Shabak
- Militer Saudi kembali Serang Shada Yaman
- Jenderal Zionis Khawatirkan Peningkatan Kekuatan Rudal Palestina
- Kuwait: Rezim Zionis Harus Diawasi IAEA
Sekjen Hizbullah: Aksi Pembakar Al Quran di Eropa Harus Dibalas!
Sekretaris Jenderal Hizbullah, dalam pidatonya di kota Nabatieh, selatan Lebanon, mendesak pembalasan atas orang yang telah membakar Al Quran di negara-negara Eropa.
Sayid Hassan Nasrullah, Selasa (1/8/2023) mengatakan, "Jihad Pencerahan sudah dimulai sore hari Asyura. Hari ini kita harus melangkah bersama dengan peristiwa bersejarah ini. Pelajaran terpenting Karbala adalah kita harus melawan dan tidak mundur. Pasalnya kehausan, kelaparan, pengkhianatan, dan keterasingan tidak ada satu pun yang mampu mengubah gerakan Imam Hussein."
Ia menambahkan, "Saya meminta seluruh pemuda Muslim untuk membalas orang yang telah membakar Al Quran. Jangan menunggu siapa pun, tidak OKI ataupun Liga Arab, tidak juga pemerintah dan tentara."
Menurut Sekjen Hizbullah, jika Lebanon menunggu Organisasi Kerja Sama Islam, OKI dan Liga Arab, negara ini pasti sudah runtuh, tapi karena keberadaan ulama-ulama besar dan berkat Revolusi Islam Iran serta seruan Imam Khomeini, hal itu tidak terjadi.
Masalah inilah, kata Nasrullah, yang telah menyebabkan Israel tidak mampu menelan Lebanon. Apa yang terjadi saat ini di dunia telah membuat Hizbullah semakin yakin bahwa pilihan kelompok ini adalah pilihan yang benar.
Putus Asa pada AS, Otorita Ramallah Palestina Berpaling ke Cina
Menteri Luar Negeri Otorita Ramallah Palestina menunjukkan keputusasaannya terhadap pemerintah Amerika Serikat, dan menurutnya Ramallah akan berpaling ke Cina untuk mendapat bantuan dan dukungan.
Riyad Al Maliki, Kamis (3/8/2023) seperti dikutip kantor berita Anadolu mengatakan, Otorita Ramallah akan lebih condong ke Cina, untuk mendapatkan bantuan dan dukungan.
Ia menambahkan, "Tiga tahun sudah pemerintahan Presiden Joe Biden berkuasa, dan selama ini hanya janji yang kami terima dari AS, tidak ada yang lain."
Menlu Otorita Ramallah melanjutkan, "Selama ini yang ada hanyalah bantuan kemanusiaan, dan pekerjaan dari UNRWA, serta beberapa bantuan kecil untuk rumah sakit-rumah sakit di Al Quds Timur, selain itu kami tidak melihat apa-apa lagi dari pemerintah Biden."
Pada saat yang sama, Riyad Al Maliki juga mengaku putus asa dengan sikap AS terkait kejahatan Rezim Zionis. Menurutnya Washington menunjukkan sikap yang sangat lembut atas serbuan luas Israel, ke kota dan kamp Jenin, di utara Tepi Barat awal bulan Juli lalu.
Ia menegaskan, Otorita Ramallah dari hari ke hari akan semakin mendekat ke Cina, dan akan mendatangani Cina untuk mendapatkan dukungan keanggotaan penuh di PBB.
"Tidak ada proses perdamaian di Timur Tengah, dan jika hal semacam ini muncul di masa depan, lalu mengapa Cina tidak boleh berada di antara negara-negara lain dalam kerangka proses perdamaian ini," pungkas Al Maliki.
Militer Cina dan UEA akan Gelar Latihan Gabungan
Kementerian Pertahanan Nasional Cina mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan latihan udara pertama antara negara ini dan Uni Emirat Arab (UEA).
Situs Kementerian Pertahanan Nasional Cina hari Senin (31/7/2023) mengumumkan akan digelarnya latihan udara pertama "Shield Falcon 2023" antara Cina dan UEA yang akan diadakan di provinsi Xinjiang Provinsi pada bulan Agustus.
Kementerian Pertahanan Nasional Cina menegaskan bahwa tujuan latihan pertama antara angkatan udara kedua negara untuk meningkatkan kerja sama antara tentara Cina dan UEA.
Para ahli mengatakan bahwa dengan dikeluarkannya pernyataan ini, alarm Washington akan berbunyi, karena tidak ada negara yang sedekat UEA dengan Amerika Serikat.
Sejak 2012, UEA telah menjadi pembeli senjata Amerika terbesar ketiga di dunia.
UEA juga menampung 5.000 personel militer Amerika di Al Dhafra dan kapal perangnya di pelabuhan Jebel Ali.
Suriah Terus Dukung Palestina sampai Pendudukan Israel Berakhir
Kementerian Luar Negeri Suriah menegaskan bahwa negaranya akan tetap berada di jajaran pendukung Palestina, dan akan terus berusaha mengakhiri pendudukan terhadap negara-negara Arab oleh Rezim Zionis.
Kemlu Suriah, Sabtu (29/7/2023) kembali menegaskan dukungan asasi dan permanennya terhadap Palestina, dan hal itu dilakukan dalam kerangka gerakan berkelanjutan di bidang diplomasi dan hukum.
Menurut pemerintah Suriah, untuk bisa membebaskan diri dari penjajahan Rezim Zionis, Palestina bertugas memimpin pergerakan ini.
Damaskus mengatakan Mahkamah Internasional, ICJ menegaskan bahwa rakyat Palestina, harus memiliki hak menentukan nasib sendiri, dan bisa mendirikan negara merdeka dengan ibu kota Al Quds.
"Suriah sudah menjelaskan detail kejahatan Rezim Zionis, serta dimensi-dimensi hukumnya di ICJ, termasuk agresi terarah dan berkelanjutan Rezim Zionis terhadap rakyat Palestina, dan penduduk Golan Suriah, maka dari itu Tel Aviv harus diadili sebagai penjajah," kata Kemlu Suriah.
Selain itu, Majelis Umum PBB beberapa bulan lalu dengan suara mayoritas mengesahkan draf resolusi Palestina yang isinya mendesak ICJ untuk mengkaji masalah pendudukan Israel di Palestina.
Pada saat yang sama, Kemlu Suriah menegaskan akan terus melanjutkan dukungan atas perlawanan rakyat Palestina, terhadap penjajahan Israel, sampai negara Palestina merdeka berdiri.
Menlu Lebanon Tanggapi Statemen Rezim Zionis tentang Hizbullah
Menteri Luar Negeri Lebanon mengatakan bahwa rezim Zionis telah mengirim pesan ke Beirut tentang tenda Hizbullah di ladang Shebaa, yang mendapat tanggapan keras dari pemerintah Lebanon terkait pendudukan di daerah ini.
Pada tahun 2000, PBB menarik menetapkan garis biru antara Lebanon dan rezim Zionis. Garis ini tidak persis sesuai dengan perbatasan resmi, dan rezim Zionis telah mencoba melanggarnya berulangkali. Pada saat yang sama, pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon, UNIFIL juga ditempatkan di sepanjang bahaya ini.
Pada saat yang sama, bulan lalu, saluran media Zionis, Kan menerbitkan gambar tenda yang dikaitkan dengan Hizbullah Lebanon di perbatasan Palestina yang diduduki.
Media Zionis mengatakan bahwa pasukan Hizbullah telah mendirikan dua tenda sedalam 30 meter di wilayah Palestina pendudukan dan pasukan elit Hizbullah, Rizwan ditempatkan di tenda-tenda ini.
Pada Sabtu malam, dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Al-Mayadeen, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib meminta pasukan UNIFIL mengadakan pertemuan tripartit untuk menentukan perbatasan Lebanon dan rezim Zionis, karena Israel melanggar resolusi PBB 1701 mengenai zona darat, udara dan laut Lebanon.
Menteri Luar Negeri Lebanon mengumumkan bahwa duta besar dari lima negara besar di Lebanon telah mendatanginya untuk berbicara tentang tenda ladang Shabaa.
"Jawaban kami saat ini kami harus berbicara tentang pendudukan ladang Shebaa Lebanon oleh rezim Zionis, bukan tentang tenda di dalam wilayah itu," tegas Menlu Lebanon.
Jihad Islam Menginfiltrasi Jaringan Intelijen Mossad dan Shabak
Pasukan Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam Palestina, mengumumkan pada Kamis (03/08/2023) malam bahwa mereka telah berhasil menembus jaringan mata-mata rezim Zionis Mossad dan Shabak (Organisasi Intelijen dan Keamanan Dalam Negeri).
Menurut laporan Iran Press, Brigade Al-Quds mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka dapat mempelajari metode dan tindakan Mossad dan Shabak untuk memata-matai orang lain dengan menyusup ke Mossad dan Shabak.
Menurut pengumuman sayap militer Jihad Islam, 6 pejuang Brigade Al-Quds digunakan untuk menyusup ke Shabak.
Sebelumnya, karena protes yang meluas terhadap RUU perubahan peradilan di Palestina Pendudukan gelombang pembangkangan di tubuh militer dan pasukan keamanan rezim Zionis, otoritas rezim ini telah memperingatkan tentang infiltrasi dinas-dinas keamanan dan intelijen rezim ini dan melemahkan kinerja kekuatan militer.
Militer Saudi kembali Serang Shada Yaman
Berbagai sumber media mengonfirmasi serangan terbaru artileri militer Arab Saudi ke wilayah perbatasan Shada di Provinsi Saada.
Arab Saudi dengan dukungan Amerika Serikat, Uni Emirat Arab (UEA) dan sejumlah negara lain, melancarkan agresi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade total negara Arab ini dari darat, udara dan laut.
Perang yang dikobarkan Arab Saudi dan sekutunya di Yaman sampai saat ini telah menewaskan dan melukai ratusan ribu orang Yaman, serta memaksa lebih dari empat juta orang mengungsi.
Menurut laporan televisi al-Masirah, Koalisi Arab Saudi kembali melancarkan serangan artileri ke wlayah perbatasan Shada di Provinsi Saada Yaman. Serangan tersebut melukai enam warga Yaman.
Kantor HAM di Saada dalam statemennya mengecam serangan Arab Saudi kantor-kantor di perbatasan dan juga kebungkaman Dewan Keamanan, PBB dan berbagai lembaga internasional lainnya terhadap kejahatan ini.
Kantor HAM di Saada dalam statemennya menyebut Arab Saudi dan sekutunya bertanggung jawab atas penargetan warga sipil dan properti mereka.
Kamis (3/8/2023), militer Arab Saudi dalam serangan artileri ke wilayah perbatasan Saada menewaskan satu warga Yaman.
Wilayah perbatasan Saada terkadang menjadi target serangan artileri Arab Saudi di bawah kebungkaman dunia internasional, dan baru-baru ini kejahatan tersebut kembali terulang.
Jenderal Zionis Khawatirkan Peningkatan Kekuatan Rudal Palestina
Para jenderal rezim Zionis menyatakan keprihatinan atas munculnya kekuatan roket dan rudal para pejuang Palestina di Tepi Barat Sungai Yordan, khususnya kota Jenin.
Peningkatan kekuatan rudal dan perluasan kapasitas militer perlawanan Palestina, termasuk di bidang produksi dan pengujian semua jenis rudal, dilakukan dengan tujuan untuk menangkal dan melawan serangan udara dan rudal rezim Zionis yang menargetkan warga dan fasilitas Palestina.
Surat kabar Zionis Israel Hayom melaporkan, Uzi Dayan, Gadi Shamani dan Uzi Rubin, jenderal pasukan cadangan rezim Zionis memperingatkan kekuatan rudal yang diproduksi orang Palestina di Tepi Barat dan aksi penembakan terhadap pemukiman Zionis, khususnya di sebelah utara Tepi Barat.
Ketiga jenderal Zionis ini menekankan, pada awal tahun 2000-an, proses serupa terjadi di Jalur Gaza, dan seiring berjalannya waktu, meluas dan menjadi ancaman nyata, serta tingkat dan kekuatan produksi roket Palestina meningkat.
Israel Hayom melaporkan, dalam tiga bulan terakhir saja, Palestina mengeluarkan enam pernyataan terkait penembakan roket dari kota Jenin ke pemukiman Zionis, terutama Shakid" dan Ramon
Para pejuang Palestina menembakkan roket dan aksi perlawanan terhadap rezim Zionis dilancarkan sebagai pembelaan dan pembalasan atas kejahatan Israel yang terus meningkat, termasuk di Masjid Al-Aqsa.
Kuwait: Rezim Zionis Harus Diawasi IAEA
Pemerintah Kuwait menekankan perlunya rezim Zionis bergabung dengan Traktat Non-proliferasi Nuklir (NPT) dan menempatkan semua fasilitas nuklirnya di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Perjanjian NPT disiapkan untuk ditandatangani oleh negara-negara anggota pada tanggal 1 Juli 1968, dan saat ini 186 negara telah menjadi anggota perjanjian nuklir tersebut. Rezim Zionis dan sejumlah negara seperti: Kuba, India, dan Pakistan bukan anggota NPT. Korea Utara juga menarik diri dari perjanjian ini beberapa tahun lalu.
Menurut laporan kantor berita negara Kuwait pada hari Sabtu, Talal al-Fassam, Kepala Delegasi Kuwait dalam pertemuan 12 hari sesi pertama Komisi Pendahuluan Konferensi Negara-Negara Anggota NPT 2026, yang diadakan di Wina, hari Jumat (4/8/2023) menekankan fokus pada penciptaan zona bebas senjata nuklir dan senjata pemusnah massal di Asia Barat.
"Cara paling ideal untuk mencegah bahaya senjata nuklir dan memastikan non-proliferasinya adalah dengan menyingkirkan senjata-senjata ini secepat mungkin berdasarkan Pasal 6 Perjanjian tentang Proliferasi Senjata Nuklir," ujar Al-Fassam.
Kepala delegasi Kuwait juga menekankan pentingnya implementasi global Traktat Pelarangan Uji Coba Nuklir dan memfasilitasi implementasinya sesegera mungkin, serta bergabungnya rezim Zionis dengan Traktat Non-Proliferasi Nukli,r dan penempatan semua fasilitasnya di bawah pengawasan keamanan IAEA.
Dalam kerangka sistem pengamanan yang ditetapkan oleh Traktat NPT, IAEA melakukan inspeksi fasilitas nuklir negara-negara anggota untuk memeriksa kepatuhan negara-negara anggota NPT terhadap ketentuan-ketentuan traktatnya.