Amankan Arbain, al-Hashd al-Shaabi Kirim Pasukan ke Karbala
Al-Hashd al-Shaabi mengirimkan sebagian pasukannya dari provinsi Nineveh di Irak ke Karbala untuk menjaga keamanan Arbain.
"Sebagian dari pasukan Brigade-33 Operasi Nineveh Hashd Shaabi telah dikirim dari provinsi Nineveh ke Karbala Ma'ali untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan bagi para peziarah Arbain Husseini," kata Kantor Informasi al-Hashd al-Shaabi dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip kantor berita Almaalomah, Jumat (25/8/2023).
Disebutkan bahwa pengiriman pasukan ke Karbala sejalan dengan kelanjutan dukungan dari Komando Operasi Nineveh untuk memperkuat unit-unit tengah Sungai Eufrat dan dengan tujuan memperkuat keamanan bagi jutaan peziarah Arbain.
Selain Brigade 33 al-Hashd al-Shaabi 33, Brigade ke-7 juga telah dikirim ke Karbala guna menjamin keamanan peringatan Arbain.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Irak Abd al-Amir al-Shammari dan Ketua Komite Tinggi Keamanan Ziarah Arbain, mengunjungi perbatasan Zarbatiyah Irak untuk meninjau proses implementasi keamanan bagi peziarah Arbain.
Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 6 September 2023 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.
Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia, mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Peristiwa pembantaian Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya pada 10 Muharam 61 Hijriah dikenal sebagai Tragedi Asyura.
Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.
Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.
Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)