Pemimpin Gerakan Sadr Minta Pemerintah Irak Tutup Kedubes AS
Pemimpin Gerakan Sadr Sayid Muqtada al-Sadr meminta pemerintah dan parlemen Irak menyetujui penutupan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Bagdad sebagai bentuk dukungan kepada rakyat Palestina.
Menurut situs berita Baghdadtoday, Sayid al-Sadr meminta pemerintah dan faksi politik di parlemen Irak untuk menyetujui penutupan Kedubes AS di Bagdad karena dukungan Washington yang tidak terbatas kepada kejahatan rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Menuru Sayid al-Sadr, penutupan Kedubes AS di Bagdad akan dilakukan dengan komitmen melindungi personel diplomatik AS dan tidak menyerang mereka.
"Kami menunggu tanggapan dan tindakan pemerintah terkait hal ini. Jika pemerintah dan parlemen tidak memberikan tanggapan, kami akan mengambil sikap lain yang akan diumumkan nanti. Saat ini, setiap orang harus menunggu keputusan resmi, dan tidak menggunakan senjata," tegasnya.
Sebelumnya, Pemimpin Gerakan Sadr Irak telah mengirimkan pesan ke Iran, Arab Saudi dan Mesir terkait kecaman atas agresi rezim Zionis di Gaza yang semakin intensif pasca operasi Badai al-Aqsa.
"Negara-negara Arab dan Islam yang dipimpin oleh Arab Saudi, Mesir dan Iran harus berusaha menyediakan air dan makanan bagi rakyat Palestina di Gaza," ujarnya.
Pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023, pasukan perlawanan Palestina melancarkan operasi mendadak yang disebut "Badai al-Aqsa" dari Gaza untuk membalas berbagai kejahatan Israel. Serangan ini menimbulkan kerugian besar bagi Israel.
Rezim Zionis, untuk membalas dan mengkompensasi kekalahannya, serta menghentikan operasi perlawanan, menutup semua penyeberangan Gaza dan membombardir daerah ini secara besar-besaran dan membabi buta.
Dukungan Barat terhadap Israel dengan dalih membela diri praktis merupakan lampu hijau dan izin bagi rezim Zionis untuk melanjutkan pembunuhan brutal terhadap anak-anak dan perempuan Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 7.326 warga Palestina gugur dan 18.967 lainnya terluka sejak dimulainya serangan udara besar-besaran Israel ke Gaza. 3.038 syuhada dari jumlah tersebut adalah anak-anak, 1.726 adalah perempuan, serta 414 adalah lansia.
110 warga Palestina juga diumumkan telah gugur di Tepi Barat dan 1.900 lainnya terluka akibat agresi rezim Zionis sejak dimulainya pertempuran Badai al-Aqsa pada 7 Oktober 2023. (RA)