Transformasi Asia Barat, 28 Oktober 2023
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i156148-transformasi_asia_barat_28_oktober_2023
Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu masih didominasi serangan Israel ke Jalur Gaza dan perlawanan muqawama Palestina.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Okt 28, 2023 20:13 Asia/Jakarta
  • Serangan bom fosfor di Jalur Gaza
    Serangan bom fosfor di Jalur Gaza

Transformasi di negara-negara Asia Barat pekan lalu masih didominasi serangan Israel ke Jalur Gaza dan perlawanan muqawama Palestina.

Selain itu, masih ada isu-su lainnya seperti;

  • Menlu Suriah: AS Jegal DK-PBB Jalankan Tugasnya
  • Emir Qatar Desak Penghentian Serangan Israel terhadap Gaza
  • Lagi, Pangkalan Militer AS, Ain Al Assad Diserang Rudal
  • Yaman: Pemboman Gaza Berlanjut, Kapal-Kapal Israel akan Diserang
  • Putra mahkota Saudi ingatkan Biden eskalasi militer harus dihentikan

Media Zionis: Israel Tak Punya Program untuk Kalahkan Hamas

Media Rezim Zionis, mengulas kekhawatiran Amerika Serikat, atas perang Rezim Zionis, dan pejuang Palestina. Menurutnya, Israel, sama sekali tak punya program untuk mengalahkan Hamas.

Tentara Israel

Stasiun televisi KAN 11, Selasa (24/10/2023) mengabarkan kekhawatiran AS, karena Israel, tidak program untuk mengalahkan Hamas, padahal kelompok ini memegang kendali pertempuran sekarang, dan hal ini sangat buruk bagi Israel.

Menurut KAN 11, para pejabat tinggi Amerika Serikat, khawatir karena Israel, sama sekali tidak punya program apa pun untuk mengalahkan Hamas.

Sementara itu Yedioth Ahronoth, melaporkan, Hamas, memegang kendali pertempuran yang terjadi saat ini, bukan Israel. Bagi orang-orang Israel, ini sangat buruk, dan memunculkan banyak pertanyaan.

Mantan Kepala Dinas Intelijen Militer Israel, Amos Yadlin kepada Kanal 13 televisi Rezim Zionis mengatakan, "Dengan membebaskan dua perempuan yang ditawannya setiap minggu, Hamas mendominasi Israel, dalam kasus tahanan. Perlu dua tahun untuk menutup kasus ini."

Amos Yadlin menambahkan, "Penangguhan operasi darat pasukan Israel, ke Jalur Gaza, mengungkap dengan lebih jelas kedalaman dari masalah-masalah ini."

Koran AS, New York Times, Selasa mengabarkan, pemerintah Joe Biden, khawatir pasukan Israel, masih belum siap untuk melancarkan operasi darat ke Jalur Gaza.

Jenderal Zionis Peringatkan Netanyahu, Pasukan Tak Siap Operasi Darat

Seorang jenderal pasukan cadangan Rezim Zionis, mengakui ketidakmampuan Angkatan Bersenjata rezim ini untuk melakukan pertempuran darat di Gaza, dan ia sudah memperingatkan Perdana Menteri Israel.

Mayjen Itzhak Brik, Senin (23/10/2023) seperti dikutip koran Maariv, memperingatkan operasi darat pasukan Rezim Zionis, ke Gaza, dan menurutnya pasukan Israel, tidak siap.

Itzhak Brik

Ia menambahkan, "Banyak tentara Israel, yang sudah ditempatkan di sekitar Gaza, dan siap memasuki wilayah itu, tapi mereka selama bertahun-tahun tidak mendapatkan pelatihan."

Menurut Mayjen Brik, institusi-institusi militer tidak melakukan apa pun untuk memperkuat kemampuan Angkatan Darat, dalam menghadapi ancaman-ancaman.

 "Program-program pelatihan yang diterapkan bagi personel Angkatan Bersenjata Israel, tidak berfungsi dalam sebuah perang kota," kata Jenderal Zionis tersebut.

Lebih lanjut Brik menjelaskan, operasi darat pasukan Israel, ke Gaza, akan berujung dengan perang regional, dan perang total adalah opsi terakhir yang diinginkan Israel, dan pemukim Palestina pendudukan.

Surat kabar Yedioth Ahronoth, Senin melaporkan, akibat penundaan terus menerus operasi darat ke Jalur Gaza, muncul krisis kepercayaan di antara PM Israel, dan para komandan militer

Media Zionis: Israel Takut Gelar Operasi Darat karena Hizbullah

Media Rezim Zionis, mengatakan Hizbullah Lebanon dengan menggunakan strategi "menebar kegelisahan" telah menciptakan kebingungan di tengah pasukan Rezim Zionis.

Situs berita Walla, Sabtu (21/10/2023) melaporkan, Hizbullah Lebanon, telah berhasil meraih apa yang diinginkannya, bahkan membuat Israel, ketakutan atas dampak-dampak operasi darat ke Gaza.

Image Caption

Analis militer Rezim Zionis, Amir Bohbot, dalam artikelnya di Walla, menjelaskan tentang strategi "menyibukkan dan membingungkan" pasukan Rezim Zionis, yang digunakan oleh Hizbullah di utara Wilayah pendudukan.

Amir Bohbot menuturkan, "Hizbullah telah berhasil meraih apa yang diinginkannya, karena para komandan dan tentara Israel, menjadi terbiasa dengan serangan ke wilayah perbatasan. Serangan tersebut meningkat setiap hari."

Ia menambahkan, "Strategi Hizbullah ini telah membuyarkan konsentrasi pasukan Israel, dan memaksa mereka mengerahkan lebih banyak pasukan ke medan tempur. Strategi Hizbullah juga telah menciptakan satu bentuk kesadaran solidaritas terhadap rakyat Palestina, mengirim pesan umum ke kawasan, dan mungkin yang lebih penting, membantu mencegah atau mengurangi manuver darat."

Media-media Rezim Zionis, menyebut peningkatan ketegangan militer di utara melawan front Lebanon adalah sesuatu yang nyata. Hizbullah bukan hanya menghentikan Israel, di utara, bahkan mencegah langkah tegas di Gaza.

Analis militer Israel, lain kepada Kanal 13 mengatakan, analisa-analisa yang berkembang di Israel, mengatakan bahwa Hizbullah, masih belum memutuskan apakah akan terjun dalam perang ini atau tidak. Kondisi ini telah mampu mengatasi balasan-balasan Israel.

"Jika kita berbuat kegilaan di Gaza, maka mungkin saja Hizbullah, terdorong untuk terjun dalam perang ini, maka dari itu pasukan Israel, sangat ketakutan atas skenario-skenario pertempuran di beberapa front," pungkasnya.

Hamas: Amerika Pimpin Pertempuran Israel Melawan Palestina

Pejabat gerakan Hamas di luar Palestina mengatakan bahwa Amerika Serikat memimpin pertempuran saat ini antara rezim Zionis melawan Palestina.

Khaled Meshaal, pemimpin gerakan Hamas di luar negeri hari Minggu (22/10/2023) mengatakan bahwa rezim Zionis berupaya menghancurkan Hamas dan Jalur Gaza sebagai pusat perlawanan dengan dukungan Amerika Serikat.

Meshaal juga mengumumkan bahwa 50 keluarga di Gaza gugur.

Kami menyadari besarnya tekanan, tetapi kami melakukan tugas kami untuk melawan rezim pendudukan. Masjid Al-Aqsa adalah tanggung jawab seluruh umat Islam, dan umat Islam harus memenuhi tugasnya," ujar Meshaal.

Khaled Meshaal

Pejabat Hamas di luar Palestina juga menekankan perlunya partisipasi semua orang untuk membantu Gaza dan mengambil tanggung jawab untuk mendukung Masjid Al-Aqsa.

"Kami mengadakan protes setiap hari untuk menyampaikan pesan ini kepada rezim pendudukan dan Amerika Serikat bahwa kami tidak akan meninggalkan Gaza dan penduduknya sendirian. Kami tidak akan pergi," tegasnya.

Setelah dimulainya operasi Badai Al-Aqsa oleh gerakan perlawanan Hamas melawan rezim Zionis pada tanggal 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 1.500 Zionis dan melukai hampir 5.000 orang lainnya, kabinet rezim Zionis mengeluarkan perintah untuk memulai serangan besar-besaran di Jalur Gaza.

Menurut statistik Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban agresi komprehensif rezim Zionis terhadap masyarakat di Jalur Gaza dan Tepi Barat telah mencapai sekitar 5 ribu orang syahid dan lebih dari 14 ribu orang luka-luka.

Tiga Menteri Kabinet Netanyahu Ancam akan Mundur

Tiga menteri kabinet Israel berencana mengundurkan diri untuk memaksa Perdana Menteri Rezim Zionis Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kegagalannya menghadapi operasi perlawanan Palestina.

Media rezim Zionis juga memberitakan perselisihan sengit antara Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu dan militer Israel mengenai masalah serangan darat ke Gaza.

Haim Bibbs, seorang anggota Knesset rezim Zionis hari Minggu (22/10/2023) mengumumkan bahwa tentara Israel bangkit setelah pukulan yang diterimanya dari Gerakan Hamas dan mulai bekerja setelah dua hari, tetapi kabinet Netanyahu belum pulih.

"Hingga saat ini, karena situasi darurat, ia masih belum mampu menangani urusan tersebut," ujar anggota Knesset ini.

Selama 17 hari sejak dimulainya operasi Badai Al Aqsa telah berlalu , tapi Benjamin Netanyahu, perdana menteri rezim Zionis, masih belum bangun, dan kabinetnya kini dikelola tanpa strategi yang jelas.

Tiga menteri mengancam akan mengundurkan diri untuk menekan Netanyahu dalam menentukan jalannya roda kabinet Israel yang sedang dilanda krisis.

Gelombang protes massa Zionis terhadap Netanyahu juga terus berlanjut di tengah kondisi perang dengan gerakan perlawanan Palestina.

Beberapa media Zionis juga mengumumkan adanya krisis kepercayaan antara Netanyahu dan tentara Israel, dan Perdana Menteri rezim ini marah kepada militer yang merasa sulit untuk memutuskan serangan darat ke Gaza.

Sebelumnya, menteri informasi di kabinet Netanyahu mengundurkan diri karena perselisihan internal dan pengurangan kewenangannya, setelah itu Netanyahu membubarkan kementerian informasi dan mengalokasikan anggarannya untuk mendukung pemukiman Zionis.

Zionis Ketakutan Hadapi Perang Baru dengan Hizbullah

Media berbahasa Ibrani mengungkapkan kekhawatiran banyak kalangan di Israel atas pecahnya konflik baru di dua front, menghadapi pasukan Palestina di Gaza dan front baru Hizbullah Lebanon.

Laporan jaringan Al-Mayadeen, mengutip media Ibrani, hari Senin (23/10/2023) melaporkan bahwa Israel dan Amerika Serikat menghadapi masalah mengenai motif Sayid Hassan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon.

Media-media ini menekankan, "Kita menyaksikan sikap diam Sayid Hassan Nasrullah yang melancarkan perang baru terhadap Israel di perbatasan utara,".

Image Caption

Media berbahasa Ibrani mengakui bahwa Israel harus bersiap menghadapi skenario terburuk, yaitu berperang di dua front pada saat yang bersamaan.

Di sisi lain, jaringan Palestine Today melaporkan, sejak awal serangan Badai Al Aqsa, 1.400 Zionis telah terbunuh dan 5.400 Zionis lainnya terluka.

Menurut laporan ini, pasukan Palestina menahan lebih dari 212 tahanan Zionis.

Mulai Sabtu, 15 Oktober, 7 Oktober 2023, pasukan perlawanan Palestina telah melancarkan operasi Badai Al-Aqsa dari Gaza melawan posisi rezim Zionis di wilayah pendudukan.

Brigade Saraya al-Quds: Kami Tidak Sabar Tunggu Pasukan Darat Musuh Masuki Gaza

Juru bicara Brigade Saraya al-Quds, Sayap militer Jihad Islam Palestina memperingatkan rezim Zionis dengan mengatakan bahwa pasukannya sudah tidak sabar menunggu kedatangan pasukan darat Israel di Gaza.

Abu Hamzeh, Juru Bicara Saraya al-Quds, dalam pidatonya hari Selasa (24/10/2023) mengatakan bahwa Kabinet rezim Zionis tidak mementingkan kelanjutan kehidupan para tahanannya.

"Upaya tentara Zionis untuk memasuki Gaza akan mendinginkan hati ribuan pejuang terlatih yang ingin sekali bertempur langsung dengan brigade tentara musuh, dan dunia akan menyaksikan keberanian dan kegagahan para pejuang Palestina," ujar Abu Hamzeh.

"Kekuatan perlawanan sedang berperang melawan musuh yang dilengkapi dengan persenjataan tangguh Amerika. Tapi, para pejuang Palestina akan memasuki perang ini dengan keyakinan tidak akan membiarkan musuh menang," tegasnya.

Militer rezim Zionis berusaha melarikan diri dari perang darat dengan Jalur Gaza, meskipun media mereka terus-menerus mengancam akan melancarkannya.

Media Israel melaporkan bahwa militer rezim Zionis menerima permintaan Amerika Serikat. untuk menunda serangan darat di Jalur Gaza.

Beberapa media Zionis juga mengumumkan adanya kekhawatiran di kalangan tentara bahwa otoritas politik Israel akan sepenuhnya membatalkan serangan darat di Gaza.

Beberapa pejabat tentara Israel percaya bahwa serangan darat di Jalur Gaza akan menimbulkan konsekuensi yang sangat serius, namun tidak ada yang bisa menghindarinya, dan perang darat dengan Gaza dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bahkan hingga enam bulan.

TV rezim Zionis, KAN melaporkan bahwa tentara Israel sedang mempersiapkan operasi darat, namun lampu hijau untuk memulai serangan belum diberikan, dan terdapat peringatan bahwa serangan darat akan ditunda secara berturut-turut.

Menlu Suriah: AS Jegal DK-PBB Jalankan Tugasnya

Menteri Luar negeri Suriah menilai Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menghalangi Keamanan PBB menjalankan tugasnya untuk menghentikan kejahatan perang terhadap bangsa Palestina.

Menlu Suriah Faisal Mekdad

Menurut situs Al-Mayadeen, Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Al-Mekdad hari Rabu (25/10/2023) meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera memberikan dukungan kemanusiaan bagi rakyat Palestina, dan menekankan bahwa Damaskus menentang rencana atau upaya apa pun untuk menggusur penduduk Palestina di Jalur Gaza.

Al-Mekdad menekankan bahwa rezim Zionis, selama agresinya di Jalur Gaza menggunakan senjata yang dilarang secara internasional, juga memutus aliran air, melarang masuknya obat-obatan, memutus listrik dan bahan bakar bagi masyarakat Gaza, dan mengancam pengusiran paksa seluruh warga Palestina dari Gaza.

"Pemicu utama meningkatnya ketegangan di wilayah pendudukan Palestina adalah ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina. Upaya Israel untuk menghancurkan perjuangan Palestina dan melakukan kejahatan melalui perang brutal adalah genosida," ujar Menlu Suriah.

Al-Mekdad meminta Dewan Keamanan PBB untuk memikul tanggung jawabnya dalam mengakhiri pembantaian dan kejahatan Israel, serta meminta pertanggungjawaban para pelakunya, menjauhi kemunafikan politik dan standar ganda, serta menolak upaya untuk menyamakan pembunuh dan korban.

Menyusul penargetan sebagian wilayah Suriah oleh jet tempur rezim Zionis, Kementerian Luar Negeri Suriah dalam beberapa hari terakhir menegaskan bahwa berlanjutnya serangan rezim Zionis adalah bukti kekalahan Israel melawan perlawanan Suriah.

Emir Qatar Desak Penghentian Serangan Israel terhadap Gaza

Emir Qatar menekankan penghentian serangan rezim Zionis di Gaza, terutama pengeboman brutal rezim Zionis terhadap warga sipil Palestina.

Sejak 7 Oktober 2023, rezim Zionis terus-menerus melakukan pengeboman terhadap kawasan perumahan dan medis di Gaza, yang mengakibatkan 5.877 warga Palestina gugur. Dari jumlah tersebut, 2.555 anak-anak dan 1.119  perempuan.

Selain itu, sebanyak 15.273 warga Palestina terluka dalam serangan ini.

Menurut Al Jazeera, Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani mendukung warga Gaza, dan mengutuk standar ganda yang terus berlanjut dalam pembunuhan warga sipil Palestina.

Emir Qatar menegaskan bahwa rezim Zionis tidak boleh diberi lampu hijau dan izin tanpa syarat untuk melakukan pembunuhan.

Syekh Tamim bin Hamad menyatakan bahwa pengabaian realitas pendudukan Zionis, pembangunan pagar dan pemukiman tidak diperbolehkan, dan di era sekarang, pemutusan air, obat-obatan dan makanan tidak boleh digunakan sebagai senjata melawan rakyat.

Emir Qatar juga menekankan pengambilan sikap regional dan internasional terhadap serangan rezim Zionis yang mengancam keamanan kawasan dan dunia.

Lagi, Pangkalan Militer AS, Ain Al Assad Diserang Rudal

Pangkalan militer Ain Al Assad, di Provinsi Al Anbar, barat Irak, yang merupakan konsentrasi pasukan Amerika Serikat, kembali dihantam tiga rudal.

Dikutip kantor berita Reuters, Minggu (22/10/2023) serangan rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat, Ain Al Assad, di barat Irak, terjadi pada pagi hari ini.

Sumber militer Irak, yang dikutip Reuters, mengatakan akibat serangan rudal ini, suara sirene tanda bahaya terdengar di pangkalan militer Ain Al Assad.

Sementara itu stasiun televisi Russia Today, mengabarkan rudal yang digunakan untuk menyerang pangkalan militer Ain Al Assad, berasal dari jenis rudal Grad.

Menurut Russia Today, tiga rudal ditembakkan ke pangkalan militer Ain Al Assad, dari wilayah Al Baghdadi, dan salah satunya menghantam pangkalan militer AS itu.

Rudal kedua dikabarkan berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan udara AS, dan jumlah korban akibat serangan rudal ini masih belum dipublikasikan. Sejak minggu lalu, pangkalan-pangkalan militer AS, di utara, tengah dan barat Irak, terus menerus menjadi sasaran serangan.

Kantor berita Suriah, SANA, mengutip sumber keamanan Irak, mengatakan tiga tentara Amerika Serikat, tewas dalam serangan terbaru ke pangkalan udara Ain Al Assad, di barat Irak.

Yaman: Pemboman Gaza Berlanjut, Kapal-Kapal Israel akan Diserang

Perdana Menteri Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, mengancam akan menyerang kapal-kapal Israel, di Laut Merah, jika Rezim Zionis, tidak menghentikan serangan ke Gaza.

Abdul Aziz bin Habtoor

Abdul Aziz bin Habtoor, Minggu (22/10/2023) menegaskan bahwa Yaman, akan membalas pembantaian warga Gaza, oleh Rezim Zionis, dengan seluruh kemampuannya.

PM Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, seperti dikutip stasiun televisi Al Mayadeen, menjelaskan bahwa Rezim Zionis, dibentuk oleh dinas-dinas intelijen Barat, dan Amerika Serikat.

"Mereka menunjukkan seolah-olah pasukan Israel, adalah pasukan terkuat keempat di dunia, dan tidak pernah kalah, tapi semua klaim itu adalah kebohongan," kata Bin Habtoor.

Ia menambahkan, "Dinas-dinas intelijen Barat, dan AS, mengetahui dengan baik tanggal 7 Oktober apa artinya. Operasi Tufan Al Aqsa, telah mengguncang Rezim Zionis. Maka dari itu AS, Prancis, dan Inggris datang untuk menjaga boneka ini (Israel) supaya tidak tumbang."

Kepada negara-negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel, Habtoor menuturkan, "Negara-negara ini setelah menyaksikan kelemahan dan kekalahan Rezim Zionis, apalagi yang ditunggu ? Apakah mereka berharap Rezim Zionis membantu mereka ? Perlawanan telah mengungkap kenyataan, dan kelemahan Israel."

Terkait rudal yang ditembakkan Yaman baru-baru ini, ia menerangkan, "AS menjatuhkan rudal-rudal, dan drone yang ditembakkan ke arah Israel, tapi sebagian dari rudal dan drone itu berhasil mengenai target."

Putra mahkota Saudi ingatkan Biden eskalasi militer harus dihentikan

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada Selasa menekankan perlunya menghentikan eskalasi militer antara pasukan Israel dan Palestina di Jalur Gaza, menegaskan penolakannya terhadap pemindahan paksa warga Palestina.

Mohammad bin Salman

Pernyataannya disampaikan selama menerima panggilan telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, menurut kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).

"Selama panggilan tersebut, eskalasi militer yang saat ini terjadi di Gaza dan upaya yang dilakukan untuk menangani itu dibahas," menurut SPA.

Bin Salman menekankan "perlunya untuk segera membahas cara-cara untuk menghentikan operasi militer yang telah merenggut nyawa orang-orang yang tak berdosa.

Ia juga menolak menargetkan warga sipil dengan cara apa pun atau menargetkan infrastruktur dan kepentingan vital yang memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka atau pemindahan paksa.

Dia juga menekankan "perlunya ketenangan, menghentikan eskalasi, dan mencegah situasi kian memburuk sehingga memengaruhi keamanan dan stabilitas kawasan."

Putra mahkota Saudi itu juga menyerukan pencabutan pengepungan di Gaza dan kepatuhan terhadap hukum kemanusiaan internasional serta mengizinkan masuknya bantuan wilayah tersebut.

Sementara itu, selama panggilan tersebut, Biden berterima kasih kepada bin Salman atas "upayanya mengurangi laju eskalasi dan mencegahnya meluas di kawasan tersebut."

Israel meluncurkan serangan pengeboman tanpa henti di Gaza menyusul serangan mengejutkan dari kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober, menyebabkan pengepungan warga di daerah itu secara total dan blokade makanan, bahan bakar serta pasokan medis.

Hampir 7.200 orang telah tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 5.791 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.