Jun 15, 2024 18:08 Asia/Jakarta
  • Apakah Israel, akan Masuk Perangkap Hizbullah?

Seiring dengan meningkatnya kegaduhan media-politik terkait kemungkinan serangan Israel, ke selatan Lebanon, spekulasi-spekulasi soal tingkat kesiapan Hizbullah, untuk memberikan serangan balasan ke Israel, juga muncul.

Tehran, Parstoday – Falsafah berdirinya Hizbullah Lebanon, adalah pengusiran pasukan penjajah Rezim Zionis, dari tanah Lebanon, dan mencegah pendudukan ulang Israel, di Lebanon.
 
Dikutip dari kantor berita Mehr News, Sabtu (15/6/2024) perang Hizbullah dan Israel, kembali ke awal dekade 1980 yaitu ketika pertama kali Hizbullah berdiri.
 
Perang tahun 2000 dan 2006 antara Hizbullah dan Israel, telah membuka kesempatan pengusiran pasukan Israel, dan mengokohkan capaian bersejarah berdasarkan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB.
 
Usai operasi Badai Al Aqsa, sejumlah pengamat berpendapat bahwa terbuka kemungkinan setelah 17 tahun, sekali lagi pecah perang baru antara Hizbullah dan Israel.
 
Meskipun Amerika Serikat, Prancis, dan Qatar, melakukan upaya diplomatik untuk mencegah terjadinya skenario ini, tapi sepertinya ketegangan Hizbullah dan Israel, sudah memasuki fase baru, dan setiap saat mungkin saja Israel, menyerbu wilayah selatan Lebanon.
 
 
Kemampuan Militer Hizbullah Lebanon
 
Berdasarkan informasi dari Hizbullah, jumlah pasukan kelompok ini diperkirakan mencapai 100.000 orang. Namun beberapa sumber Barat, mengatakan hanya 50.000 orang yang terdiri dari 30.000 pasukan aktif, dan 20.000 pasukan cadangan.
 
Stasiun televisi Sky News mengumumkan, jumlah rudal Hizbullah Lebanon, mencapai 100.000 unit, tapi beberapa sumber lain mengatakan mencapai 150.000 hingga 200.000 unit.
 
Peluncuran rudal-rudal Hizbullah secara bersamaan, membuka peluang untuk menghancurkan infrastruktur-infrastruktur vital di Israel, seperti tangki penyimpanan amonia di pelabuhan Haifa.
 
Senjata strategis Hizbullah, lain yang digunakan dalam perang melawan pasukan Israel, adalah drone yang selain mampu menyibukkan sistem pertahanan udara Kubah Besi, juga bisa menyerang langsung sistem anti-rudal tersebut.
 
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah video yang menunjukkan sistem Kubah Besi Israel, dihantam rudal-rudal Almas, Hizbullah, dan menjadi salah satu kejutan baru Hizbullah, bagi unit-unit pertahanan udara Israel.
 
Rudal-rudal anti-tank, dan anti-kapal laut Hizbullah, juga telah berubah menjadi mimpi buruk bagi Israel, dalam perang yang mungkin terjadi, dan mengulang kenangan buruk bagi Israel, terkait Perang 33 Hari.
 
Hizbullah memiliki jaringan terowongan, dan benteng-benteng di garis perbatasan Wilayah pendudukan, yang bisa digunakan untuk menjebak Israel, di masa perang.
 
Terowongan-terowongan rahasia ini mempermudah Hizbullah, untuk melumpuhkan tank-tank, dan kendaraan lapis baja Israel, dengan menggunakan penembak jitu, rudal anti-tank, atau drone ringan.
 
Kapasitas lain yang dimiliki Hizbullah, adalah kemampuan pasukan Hizbullah untuk menyusup ke dalam wilayah Israel. Pasukan asimetris Hizbullah, dengan memanfaatkan kondisi alam di front utara Israel, dapat memberikan pukulan yang sangat efektif ke Israel, dibandingkan 17 tahun lalu. 
 
Dengan memperhatikan fakta-fakta selepas operasi Badai Al Aqsa, Israel, diperkirakan akan memilih opsi perang luas di perbatasan utara, daripada bertumpu pada perundingan diplomatik, dan berusaha melemahkan Hizbullah, di perbatasan utara.
 
Sekarang kita harus menunggu dan menyaksikan apakah Perdana Menteri Rezim Zionis, Benjamin Netanyahu, akan mengambil risiko serangan ke Lebanon, atau lebih memilih mengutamakan kebijakan kontrol ketegangan. (HS)