Ilmiah | Babak Baru Kerja Sama Ilmiah Iran-Jepang Dimulai
Pars Today – Menteri Sains, Riset, dan Teknologi Iran bertemu dan berdiskusi dengan duta besar Jepang untuk Tehran pada malam sebelum perjalanannya ke Jepang untuk berpartisipasi dalam sesi ke-22 Forum Sains dan Teknologi (STS).
Menteri Sains, Riset, dan Teknologi Iran, Hossein Simaee, bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Tehran, Tamaki Tsukada, pada hari Rabu dan menganggap pertemuan tersebut sebagai awal dari kerja sama yang lebih serius di masa mendatang.
Menurut Pars Today mengutip Kantor Berita Mehr, Simaee berharap kedua negara dapat memperoleh manfaat dari kerja sama timbal balik untuk kemajuan sains dan teknologi karena, menurut rekomendasi UNESCO, sanksi tidak mencakup bidang sains dan teknologi; sains dan riset tidak dapat dikenai sanksi.
Ia menambahkan bahwa, dengan pandangan positif rakyat Iran terhadap Jepang, penguatan hubungan ini akan mempererat persahabatan kedua negara. Ia menambahkan: "Kami berharap hubungan sains dan teknologi kami dapat berkembang lebih lanjut dan jumlah beasiswa serta kesempatan belajar bagi mahasiswa dan profesor juga akan meningkat. Kami juga ingin memanfaatkan bantuan teknologi dari pemerintah Jepang untuk mengembangkan taman sains dan teknologi Iran."
Duta Besar Jepang untuk Tehran juga menyatakan dalam pertemuan tersebut: "Meskipun terdapat berbagai keterbatasan, bidang sains dan teknologi merupakan platform yang tepat untuk memelihara dan memperkuat hubungan bilateral antara Iran dan Jepang." Tamaki Tsukada juga menyambut baik usulan Menteri Sains Iran untuk menetapkan Hari Sains dan Teknologi bersama Jepang dan mengumumkan: "Kami pasti akan melaksanakan usulan ini." Menurut pengumuman Kementerian Sains Iran, Hossein Simaee akan berkunjung ke Jepang dalam waktu dekat sebagai ketua delegasi untuk berpartisipasi dalam sesi ke-22 Forum Sains dan Teknologi (STS).
Tehran Menyelenggarakan Olimpiade Nano untuk pelajar dengan partisipasi 20 negara
Olimpiade Nano Internasional pertama untuk pelajar diselenggarakan secara virtual di Iran dengan partisipasi perwakilan dari 20 negara dari lima benua. Afshin Ramzi, Direktur Sekretariat Tetap Olimpiade Nano Internasional Iran, mengatakan bahwa bahkan negara-negara terkemuka di bidang nano belum memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor pelajar dan memiliki lebih sedikit program di bidang ini: "Kami memutuskan untuk menyelenggarakan Olimpiade internasional untuk pelajar berdasarkan 16 tahun pengalaman kami dalam Olimpiade nasional."
Ia menjelaskan tentang negara-negara yang berpartisipasi: "Para peserta berasal dari negara-negara seperti Jerman, Bangladesh, Yordania, Kuwait, Malaysia, Oman, Pakistan, Palestina, Rumania, Rusia, Arab Saudi, Tajikistan, Thailand, Tunisia, Inggris, Amerika Serikat, Venezuela, India, Australia, dan Iran." (MF)
