Jul 02, 2024 16:26 Asia/Jakarta
  • Foreign Policy: Yaman Membuat Kondisi semakin Sulit bagi AS dan Sekutunya

Majalah Foreign Policy mengakui kelemahan angkatan laut AS dan sekutunya dalam melindungi keamanan kapal-kapal yang menuju pelabuhan Palestina pendudukan dari kekuatan militer angkatan bersenjata Yaman.

Majalah ini menyebut gudang senjata besar Sanaa sebagai masalah serius bagi koalisi angkatan laut AS melawan Yaman dan mengakui bahwa koalisi AS telah memasuki permainan sangat mahal dengan Yaman karena kurangnya amunisi militer.

 

Menurut laporan Pars Today mengutip MNA, majalah Amerika ini seraya mengisyaratkan biaya mahal militer koalisi maritim Amerika, Inggris dan sekutu Eropanya di Yaman menjelaskan, angkatan laut Amerika dan sekutunya di Laut Merah setelah berbulan-bulan operasi maritim luas anti-Sanaa, bukan saja mereka menjadi putus asa terhadap Yaman, bahkan gangguan-gangguan ini dan situasi yang tidak stabil dan memanas serta besarnya biaya perang telah membuat situasi menjadi lebih sulit.

 

Bersandar pada pendapat para analis militer, majalah ini menulis, angkatan bersenjata Yaman telah membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan menakjubkan, dan mereka memiliki tingkat aktivisme aktif dan, pada saat yang sama, memiliki persenjataan yang besar, yang tanpa berlebihan, mampu menimbulkan masalah bagi koalisi angkatan laut Barat.

 

Majalah Foreign Policy mengakui, serangan Sanaa hanya fokus pada kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel atau pendukung rezim ini, serta negara-negara agresor ke Yaman termasuk Amerika Serikat.

 

Majalah ini menekankan, meski Amerika dan Inggris berusaha keras melemahkan kekuatan militer Yaman dalam menarget kapal-kapal kargo yang menuju pelabuhan Palestina pendudukan, tapi upaya ini menelan biaya besar dan tidak menghasilkan apa-apa bagi mereka.

 

Foreign Policy mengungkapkan, angkatan laut Amerika dan perusahaan industri militer negara ini seperti Rayheon berusaha mengganti senjatanya dengan senjata lebih murah untuk melawan persenjataan Yaman.

 

Di sisi lain, laman Business Insider dalam laporannya seraya mengakui kekuatan kapal-kapal berpemandu Yaman, menulis, Kendaraan Bawah Air Tak Berawak (UUV) yang sebagiannya luar biasa dan eksklusif, mengingat kurangnya kapal induk AS di kawasan, dianggap sebagai ancaman serius bagi lalu lalang kapal-kapal yang menuju pelabuhan Israel.

 

Militer Yaman dalam beberapa bulan terakhir dan demi mendukung muqawama bangsa Palestina di Jalur Gaza, menarget sejumlah kapal Zionis atau kapal-kapal yang menuju bumi Palestina pendudukan di Laut Merah dan Bab el-Mandab.

 

Angkatan bersenjata Yaman berkomitmen akan terus melanjutkan serangannya terhadap kapal-kapal Israel atau kapal yang menuju bumi Palestina pendudukan di Laut Merah selama rezim ini tidak menghentikan serangannya ke Jalur Gaza. (MF)

 

 

 

Tags