Tawanan Zionis akan Dibebaskan Hanya dengan Kesepakatan; Kegagalan Strategi Militer Netanyahu
(last modified Sat, 07 Sep 2024 12:39:29 GMT )
Sep 07, 2024 19:39 Asia/Jakarta
  • Tawanan Zionis akan Dibebaskan Hanya dengan Kesepakatan; Kegagalan Strategi Militer Netanyahu

Parstoday- Anggota senior Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) menyatakan: Rencana rezim Israel untuk membebaskan tawanan Zionis melalui militer gagal total.

Komentar pejabat Zionis dan pejabat Hamas mengenai negosiasi pertukaran tawanan, percakapan para tawanan Zionis sebelum kematiannya, perkataan presiden Rezim Zionis dan Yair Lapid tentang tawanan Zionis, demonstrasi besar-besaran warga Zionis memprotes kegagalan perjanjian pertukaran tahanan, dan pengakuan media Zionis atas penyiksaan terhadap tawanan Palestina termasuk berita paling penting tentang tawanan Zionis dan Palestina yang dirangkum Parstoday hari ini.

 

Anggota Senior Hamas: Pembebasan Tawanan Israel Melalui Operasi Militer Gagal

 

Mahmoud Mardawi, salah satu pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dalam wawancara dengan televisi Aljazeera menekankan bahwa pembebasan tawanan Israel melalui operasi militer gagal total, dan pembebasan ini hanya mungkin melalui penandatanganan kesepakatan pertukaran tawanan. Abu Obeida, jubir Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas mengumumkan: Harga yang diminta muqawama bagi pembebasan lima tawanan, sama dengan harga pembebasan seluruh tawanan.

 

Tawanan Zionis: Pasukan al-Qassam berusaha melindungi nyawa Saya

 

Televisi al-Mayadeen menyatakan: Alexander Lobanov, sandera Zionis yang beberapa waktu lalu terbunuh di Gaza dan jenazahnya dipindahkan ke bumi pendudukan bersama lima tawanan Zionis lainnya; Dalam video yang diambil sebelum kematiannya, mengatakan: Pasukan Brigade al-Qassam berulang kali memindahkan Saya, demi melindungi nyawa Saya. Lobanov kepada pemimpin rezim Zionis menyatakan: Kalian hanya ingin membantai kami, dan tidak kalian tidak ingin meraih kesepakatan gencatan senjata.

 

Pesan Video Sandera Zionis

 

Menurut laporan laman Elnasra, Idan Yerushalmi, sandera perempuan Zionis yang baru-baru ini tewas di Gaza, dalam pesan video meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu komitmen dengan janjinya terkait penandantanganan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan. Tawanan perempuan Zionis ini berbicara kepada Netanyahu tentang kondisi adil Hamas dalam pertukaran tahanan: Anda membebaskan Shalit (seorang tentara Zionis) selama pertukaran tahanan Palestina dengan Hamas dengan imbalan 1000 tahanan Palestina, tetapi sekarang Hamas hanya meminta 250 tahanan sebagai imbalan pembebasan tawanan.

 

Presiden Israel: Kami Gagal Melindungi Tawanan

 

Menurut laporan ISNA, Isaac Herzog, presiden Israel dalam acara mengatakan pada pemakaman salah satu tahanan Zionis: Saya meminta maaf atas nama Israel, karena kami gagal melindungi para tahanan pada tanggal 7 Oktober dan mengembalikan mereka dengan selamat ke Israel. Kami sekarang mempunyai misi yang serius dan itu adalah pemulangan para tahanan dengan segera.

 

Demonstrasi Luas Warga Zionis Memprotes Kegagalan Kesepakatan Pertukaran Tawanan

 

Koran Yediot Aharonot melaporkan, ribuan orang di Israel, yang menuntut penandatanganan perjanjian pertukaran tawanan dengan gerakan Hamas oleh Netanyahu, mengadakan demonstrasi di dekat gedung Kementerian Perang dan di depan kediaman beberapa menteri Zionis. Para pengunjuk rasa dalam demonstrasi ini memegang foto 6 tahanan Israel yang terbunuh di Gaza dan meneriakkan slogan-slogan anti-Netanyahu.

 

Media-media Israel Akui Penyiksaan Tawanan Palestina

 

Koran Haaretz mengungkapkan telah mendapat gambar penyiksaan dan pelecehan tawanan Palestina di penjara Megiddo, di utara bumi Palestina pendudukan oleh tentara Zionis. Tawanan Palestina di Penjara Megiddo mengatakan bahwa aksi-aksi ini di penjara tersebut adalah hal yang biasa terjadi, dan tawanan terus menerus mendapat siksaan fisik dan mental dari sipir penjara.

 

Dalam operasi mendadak, perlawanan Palestina di Gaza memasuki pemukiman Zionis yang berdekatan dengan wilayah ini dan menangkap sekitar 250 Zionis.

 

Beberapa dari tahanan ini dibebaskan karena tindakan kemanusiaan. Sejumlah lainnya dibebaskan selama operasi pertukaran tahanan antara rezim Zionis dan Hamas. Namun, sebagian dari mereka tewas karena kelalaian kabinet ekstremis rezim pendudukan dan berlanjutnya serangan brutal di Jalur Gaza.

 

Menurut para penentang Netanyahu, ia masih menjadi hambatan utama untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang Gaza dan pertukaran tahanan Zionis.

 

Dalam beberapa hari terakhir, berbagai kota di wilayah pendudukan menjadi saksi demonstrasi Zionis dalam memprotes kebijakan Netanyahu.

 

Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh negara-negara Barat, rezim Israel melancarkan pembunuhan massal baru di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas, namun sejauh ini belum berhasil meraih salah satu tujuan yang diumumkan sebelum serangan.

 

Menurut laporan terbaru, lebih dari 40.000 warga Palestina telah syahid dan lebih dari 94.000 orang terluka dalam serangan rezim Zionis di Gaza.

 

Struktur rezim Israel didirikan pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina, dan keberadaannya diumumkan pada tahun 1948. Sejak itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan dengan tujuan genosida terhadap rakyat Palestina dan perampasan seluruh tanah mereka. (MF)