82,42 Persen Partisipasi dalam Pemungutan Suara Khusus Irak
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i179998-82_42_persen_partisipasi_dalam_pemungutan_suara_khusus_irak
Baghdad – Pars Today: Komisi Pemilihan Umum Independen Irak mengumumkan bahwa tingkat partisipasi dalam pemungutan suara khusus pemilu parlemen negara itu mencapai 82,42 persen, menunjukkan keikutsertaan luas dari kalangan militer, pasukan keamanan, dan pengungsi dalam tahap awal pemilihan ini.
(last modified 2025-11-10T09:31:49+00:00 )
Nov 10, 2025 11:41 Asia/Jakarta
  • Pemilu Parlemen Irak
    Pemilu Parlemen Irak

Baghdad – Pars Today: Komisi Pemilihan Umum Independen Irak mengumumkan bahwa tingkat partisipasi dalam pemungutan suara khusus pemilu parlemen negara itu mencapai 82,42 persen, menunjukkan keikutsertaan luas dari kalangan militer, pasukan keamanan, dan pengungsi dalam tahap awal pemilihan ini.

Menurut laporan koresponden IRNA dari Baghdad hari Senin (10/11/2025), provinsi Erbil di Wilayah Kurdistan mencatat 98 persen partisipasi, yang tertinggi di negara itu, sementara distrik Al-Rusafa di Baghdad mencatat 70 persen, yang terendah.

Dari sekitar 1.313.000 pemilih yang berhak memberikan suara pada tahap ini, lebih dari 1.104.000 orang telah menggunakan hak pilihnya.

Jumana Al-Ghalai, Juru Bicara Komisi Pemilihan Umum mengatakan kepada kantor berita resmi Irak (INA) bahwa penghitungan suara manual dan elektronik telah selesai, dan hasilnya telah diserahkan kepada perwakilan kelompok politik peserta.

Ia menegaskan bahwa tidak ada perbedaan antara hasil kedua metode penghitungan tersebut dan bahwa sejauh ini hanya empat pengaduan yang diterima dari kantor-kantor provinsi terkait pemungutan suara khusus.

Sementara itu, laporan tidak resmi yang beredar di beberapa media Irak menyebutkan bahwa sejauh ini Nouri Al-Maliki, mantan Perdana Menteri Irak dan pemimpin Koalisi Negara Hukum, memimpin dengan 53.347 suara. Di posisi kedua adalah Mohammed Shia’ Al-Sudani, Perdana Menteri Irak saat ini dan pemimpin Koalisi Pembangunan dan Rekonstruksi, dengan 41.466 suara.

Masih menurut laporan ini, Letjen Yahya Rasoul Al-Zubaidi, mantan Juru Bicara Komando Umum Angkatan Bersenjata Irak sekaligus anggota Koalisi Negara Hukum, berada di peringkat ketiga dengan 17.115 suara. Sementara itu, Mohammed Al-Halbousi, mantan Ketua Parlemen Irak dan pemimpin koalisi Sunni Taqaddum, hanya memperoleh 1.956 suara, yang terendah di antara kandidat utama.

Pemungutan suara khusus untuk putaran keenam pemilu parlemen Irak digelar pada hari Minggu, dari pukul 07.00 pagi hingga 18.00 sore, melibatkan anggota militer, pasukan keamanan, dan para pengungsi yang tinggal di kamp-kamp.

Tahap kedua, yakni pemungutan suara nasional, akan dilaksanakan pada Selasa, (11 November) dan mencakup lebih dari 21 juta pemilih yang berhak.

Komisi Pemilihan memperkirakan bahwa hasil awal pemilu parlemen Irak akan diumumkan dalam waktu 24 jam setelah penutupan pemungutan suara nasional. Komisi itu juga menegaskan bahwa untuk pertama kalinya, pasukan Al-Hashd Al-Shaabi (Pasukan Mobilisasi Populer) turut berpartisipasi dalam pemungutan suara khusus kali ini.(sl)