Ketika AS dan Saudi Sembunyikan Kegagalan Plotnya
(last modified Sat, 17 Mar 2018 12:59:28 GMT )
Mar 17, 2018 19:59 Asia/Jakarta
  • Pengibaran bendera AS dan Arab Saudi secara bersamaan.
    Pengibaran bendera AS dan Arab Saudi secara bersamaan.

Para pejabat militer Arab Saudi dan AS bertemu di Riyadh untuk membahas kerja sama kedua negara. Kantor berita Arab Saudi melaporkan, Menteri Garda Nasional Arab Saudi, Khaled bin Abdulaziz Al-Ayaf dan sejumlah pejabat militer negara ini bertemu dengan sebuah delegasi militer AS yang terdiri dari para komandan AS.

Pertemuan tersebut berlangsung di saat kedua negara menggelar latihan perang di wilayah utara Arab Saudi. Setelah para pejabat Arab Saudi menandatangani kontrak militer dengan AS, termasuk pembelian alutsista yang dikenal sebagai "Kontrak Abad" dengan nilai miliaran dolar, terjadi peningkatan latihan perang bersama antara kedua negara.

Penguatan kerja sama dan lobi militer AS dan Arab Saudi berlangsung di saat putera mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman dalam waktu dekat akan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump untuk membahas kerja sama kedua negara, terutama di bidang militer. Pertemuan tersebut dilakukan atas undangan resmi AS.

Hubungan Riyadh dan Washington semakin erat setelah Trump menjabat sebagai presiden AS. Trump sendiri menjadikan Riyadh sebagai tujuan awal kunjungan luar negerinya. Penandatangan kontrak militer antara Riyadh dan Washington menjadi "Prestasi ekonomi Trump"  di awal masa jabatannya.

Donald Trump dan raja Salman

 

Koran Rai Alyoum menyebut kontrak tersebut sebagai keberhasilan AS memanfaatkan negara-negara Arab. Koran ini menulis, barangkali sudah waktunya bagi para pejabat Arab untuk bertanya mengapa AS setiap hari semakin sering menghina dan merendahkan mereka.

Nilai kontrak antara Arab Saudi dan AS sebesar 480 miliar dolar. Dari jumlah tersebut, 110 miliar dolar untuk sektor militer. Tujuan utama dari penandatangan kontrak tersebut untuk memeras Arab Saudi sekaligus membuat Riydh terlena dengan mimpinya menjadi kekuatan utama di Timur Tengah.

Padahal "kesepakatan abad" bertujuan untuk menghapus seluruh isu Palestina, dan menunjukkan keunggulan Israel di kawasan, serta menjadikan negara-negara Arab sebagai pangkalan militer sekaligus sarang spionase AS di Timur Tengah. 

Dalam kondisi demikian, pertemuan para pejabat militer AS dan Arab Saudi yang disertai latihan perang bersama kedua negara berlangsung di saat rezim Al Saud menghadapi kekalahan fatal di Yaman. Hingga kini, Arab Saudi yang didukung sekutunya terutama AS, gagal mewujudkan ambisinya di Yaman, karena menghadapi perlawanan rakyat  negara Arab itu.

Fenomena ini menunjukkan kegagalan plot Riyadh-Washington di kawasan, dan kontrak abad tidak berhasil mengubah perimbangan kekuatan regional. Tampaknya, latihan perang bersama ini sebagai langkah Washington dan Riyadh untuk menyembunyikan kegagalan tersebut.(PH)      

Tags