Netanyahu: Mereka Tewas Secara Tidak Disengaja
Mengenai pembantaian pengunjuk rasa di perbatasan Jalur Gaza menjadi sorotan banyak kalangan, bahkan pihak-pihak di Eropa.
Di hadapan audiens di London pada bulan Juni lalu, Perdana Menteri rezim Zionis Israel mengklaim bahwa warga Palestina yang dibunuh oleh IOF (Israeli Occupation Forces) dalam protes di Gaza adalah "tewas secara tidak sengaja."
Acara tersebut diselenggarakan oleh think tank kanan-tengah, The Policy Exchange oleh mantan pemimpin Tory dan rekan Michael Howard. Dalam acara itu, Howard bertanya kepada Netanyahu mengapa pengunjuk rasa di Gaza harus dibunuh.
Howard bertanya, "Mengapa Anda tidak bisa menggunakan peluru karet? Mengapa tidak bisa, jika ... Anda harus menggunakan peluru tajam, mengapa Anda tidak bisa menembak mereka di kaki? " "Kenapa Anda harus membunuh mereka untuk menghentikan mereka memanjat pagar?"
Menanggapi pertanyaan tersebut, Netanyahu mengatakan, "Semua yang Anda katakan, Tuan Howard, telah dicoba, dan hal-hal lain, dan itu tidak berhasil dan pada kenyataannya tidak ada orang yang dengan sengaja pergi untuk membunuh siapa saja –mereka tewas secara tidak sengaja."
Jawaban Netanyahu tersebut menunjukkan bahwa dia tidak memahami makna "tanpa sengaja atau kecelakaan." Jelas bahwa yang menembak para demonstran damai di perbatasan Gaza adalah para sniper terlatih militer Israel dan itu dilakukan bukan karena tanpa sengaja, namun secara sengaja dan di bawah perintah atasan. Itu adalah kejahatan yang nyata.
Unjuk rasa damai dan Pawai Akbar Hak untuk Pulang Palestina yang digelar di timur perbatasan Gaza dimulai sejak 30 Maret 2018 dan kini memasuki pekan ke-34.
Para peserta pawai menuntut hak pulang para pengungsi Palestina ke tanah air mereka dan pencabutan blokade Gaza oleh rezim Zionis Israel yang berlangsung sejak akhir 2006.
Hingga kini lebih dari 210 peserta pawai gugur syahid di tangan pasukan rezim Zionis Israel dan lebih dari 19.100 lainnya terluka. (RA)