Jan 16, 2019 20:42 Asia/Jakarta
  • Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu.
    Perdana Menteri rezim Zionis Israel Benjamin Netanyahu.

Angkatan Udara rezim Zionis Israel (IAF) melancarkan serangan udara terbaru ke Suriah pada tanggal 12 Januari 2019. Jet tempur militer Zionis yang datang dari arah Galilea, menembakkan beberapa rudal ke Bandara Internasional Damaskus.

Seperti dilansir Veteranstoday, sistem pertahanan udara Suriah dilaporkan berhasil mencegat sedikitnya delapan rudal yang ditembakkan jet tempur Israel. Setelah serangan ini, pesawat tempur Israel terlihat terbang rendah dengan kecepatan tinggi di atas kota Tirus, Lebanon selatan.

 

Perdana Menteri rezim Zionis Benjamin Netanyahu pada 13 Januari 2019 mengklaim bahwa jet tempur Israel telah menargetkan beberapa depot Iran yang penuh dengan senjata di Bandara Internasional Damaskus.

 

Serangan tersebut adalah agresi kedua rezim Zionis ke Suriah dalam beberapa pekan terakhir. Pada 25 Desember 2018, jet tempur Israel menggempur beberapa posisi militer di sekitar Damaskus, ibu kota Suriah. Sumber-sumber Zionis mengklaim bahwa posisi itu hanya digunakan oleh pasukan Iran. Serangan udara ini melukai beberapa anggota layanan Suriah.

 

Di sisi lain, selama akhir pekan, Angkatan Bersenjata Turki (TAF) menggelar latihan militer yang melibatkan tank-tank tempur di Provinsi Hatay yang berbatasan dengan provinsi Idlib di Suriah. Unit-unit TAF dikerahkan di wilayah Yayladagi Hatay.

 

Sementara itu, Jaysh al-Ahrar, bagian dari koalisi Front Pembebasan Nasional (NFL) yang didukung Turki, telah menyerahkan pangkalan udara Taftanaz di pedesaan Idlib timur kepada Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) atau yang sebelumnya bernama Jabhat al-Nusra (cabang al-Qaeda).

 

Langkah tersebut merupakan bagian dari perjanjian penyerahan yang diterima NFL beberapa hari yang lalu. Kelompok yang didukung Turki ini juga harus segera menyerahkan semua senjata beratnya di Idlib ke HTS.

 

Pangkalan udara Taftanaz adalah salah satu poin utama kekuatan NFL di bagian zona de-eskalasi Idlib. Penyerahan pangkalan tersebut kepada HTS mengindikasikan bahwa kelompok teroris ini adalah kekuatan utama di Idlib.

 

Pada tanggal 12 Januari 2019, sebuah unit Intelijen Militer Suriah melakukan operasi keamanan di kota Ayn Firkha di gubernuran selatan al-Quneitra. Dua tersangka, Khalid Diab dan Ali Diab, ditangkap selama operasi. Beberapa aktivis oposisi Suriah mengklaim bahwa agen-agen Suriah juga membunuh seorang warga sipil. Namun, Orient TV yang pro-oposisi mengatakan bahwa para agen menembak dan melukai tersangka ketiga.

 

Operasi semacam itu biasanya dilakukan terhadap anggota kelompok teroris, seperti Daesh (ISIS) dan HTS, atau terhadap operasi lokal intelijen rezim Zionis Israel. Menurut media pro-pemerintah Damaskus, sebelum pembebasannya pada tahun 2018, Ayn Firkha dan banyak kota lain di Suriah selatan dipenuhi oleh anggota kelompok teroris dan mata-mata Israel.

 

Bulan lalu, intelijen Suriah melumpuhkan komandan penting al-Qaeda Ayad al-Tubasi ketika dia berencana untuk melakukan pemberontakan kembali di Suriah selatan. Dalam periode yang berbeda, teroris yang terkenal itu adalah anggota Jabhat al-Nusra dan Horas al-Din. (RA)

 

Tags