PM Irak: Revolusi Imam Husein as, Revolusi Melawan Kezaliman
Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi mengatakan, revolusi Imam Husein as merupakan revolusi melawan penyimpangan, penindasan dan kezaliman, dan ziarah Arbain membawa pesan penentangan terhadap kerusakan dan korupsi.
"Partisipasi jutaan orang dalam peringatan Arbain menunjukkan bahwa rakyat Irak bebas dan hidup, dan tidak tertipu oleh tipu daya musuh," kata Abdul Mahdi dalam pernyataan menandai Hari Arbain Huseini as pada Sabtu (19/10/2019).
Dia mengapresiasi kerja keras Angkatan Bersenjata Irak, pasukan dan dinas keamanan, kementerian-kementerian dan para pemiliki Mokeb (tenda dan posko) untuk melayani para peziarah Arbain.
PM Irak menuturkan, upaya yang dilakukan untuk melayani para peziarah Imam Husein as sejalan dengan upaya dan gerakan berkesinambungan rakyat dan pemerintah untuk reformasi dan konstruksi, memenuhi tuntutan sah rakyat Irak, memberantas korupsi dan mengembalikan hak-hak dan kekayaan rakyat.
"Upaya untuk memberantas penyimpangan dan korupsi akan terus berlanjut, sebab ketimpangan sosial harus dihilangkan dan keadilan sosial harus dicapai," pungkasnya.
Hari ini, Sabtu, 20 Safar 1441 H yang bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 2019 adalah hari Arbain.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai oleh pasukan Yazid di Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Peringatan Arbain di Karbala setiap tahunnya diikuti oleh jutaan peziarah dari berbagai negara dunia, terutama peziarah dari negara-negara Muslim.
Setelah para peziarah tiba di Irak, mereka berjalan kaki dari kota Najaf menuju Karbala yang berjarak sekitar 82 km untuk menghadiri acara Arbain Huseini as.
Penduduk Irak sebagai tuan rumah menyiapkan berbagai pelayanan kepada para peziarah seperti penyediaan makanan dan minuman gratis, dan pelayanan-pelayanan lainnya, termasuk pelayanan medis.
Mereka mendirikan posko-posko pelayanan peziarah Arbain di berbagai sudut kota Karbala dan rute perjalanan yang dilalui peziarah dari kota Najaf ke Karbala.
Berdasarkan data resmi Irak, sekitar 14 juta peziarah berjalan kaki dari kota Najaf ke Karbala pada tahun lalu, di mana ini merupakan pertemuan keagamaan terbesar di dunia yang terjadi setiap tahun. (RA)