Akademisi Indonesia: Kesepakatan Abad, Prakarsa Apartheid !
(last modified Wed, 05 Feb 2020 09:24:29 GMT )
Feb 05, 2020 16:24 Asia/Jakarta

Akademisi Indonesia, Yusli Effendi memandang kesepakatan abad yang diluncurkan secara resmi oleh Presiden AS, Donald Trump baru-baru sebagai prakarsa apartheid.

"Kesepakatan ini lebih terlihat sebagai dagelan, bahkan bisa dianggap apartheid. Karena isi Trump Peace plan ini lebih berpretensi bias dan mendahulukan kepentingan Israel," ujar dosen HI Universitas Brawijaya Malang.

Selain itu, papar Yusli, Kesepakatan Abad lebih banyak bernuansa ekonomi yang sangat merugikan Palestina, daripada dimensi politik.

Sekretaris Lakpesdam PCNU kota Malang ini menilai prakarsa Trump tersebut sebagai politik "pentung dan wortel" dengan menawarkan konsesi ekonomi jika pihak Palestina bersedia menerima Kesepakatan Abad.

"Kalau kita melihat dari perspektif hubungan internasional, ini stick and carrot. Kalau misalnya Palestina menerima kesepakatan ini, maka Palestina akan menerima ganjaran ekonomi," tegas alumnus HI Universitas Airlangga, Surabaya hari Selasa (4/2/2020).

 

Donald Trump dan Benjamin Netanyahu

Yusli memandang prakarsa damai Timur Tengah yang disampaikan Presiden AS ini sangat ironis, karena ditawarkan oleh Trump dengan dukungan finansial negara-negara negara-negara Arab tetangga Palestina sendiri, terutama Bahrain, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

"Upaya AS untuk mendorong negara-negara Teluk [Persia] untuk pendanaan Palestina demi membantu Israel lebih pada upaya membangun gerbong aliansi untuk menyudutkan Palestina. Sehingga kalau negara-negara Arab ini membantu secara ekonomi terhadap Palestina, tetap saja yang terpinggirkan adalah Palestina," pungkasnya.(PH)

  

 

Tags