Kematian Donald Rumsfeld, Arsitek Perang Irak
-
Mantan Menhan AS, Donald Rumsfeld
Donald Rumsfeld, mantan menteri pertahanan Amerika Serikat yang menjadi arsitek utama invasi AS ke Irak dan Afghanistan dilaporkan meninggal dunia di usia 88 tahun.
George W Bush, presiden AS ke-43 saat merespon kematian menteri pertahanan pertama di pemerintahannya mengklaim bahwa Amerika Serikat semakin aman berkat layanan Rumsfeld.
Donald Rumsfeld pernah menjabat menhan Amerika dua kali. Periode keduanya berlangsung selama enam tahun, dan dicatat sebagai periode naik turun Pentagon. Rumsfeld merupakan arsitek utama invasi ke Irak, sampai ketika George W Bush terjebak di perang Irak dan kemudian mencopotnya. Rumsfeld yang menjadi sponsor utama pemerintahan Bush di perang kontra terorisme, senantiasa membela sikapnya mengobarkan perang ini.
Insiden serangan ke gedung Pentagon pada 11 September 2001, dimulainya perang Afghanistan dan tumbangnya Taliban, invasi AS ke Irak dan kekerasan berdarah di negara, kemudian terkuaknya skandal penyiksaan tahanan di penjara Abu Ghraib, termasuk peristiwa penting selama kepemimpinan Rumsfeld di Pentagon. Bersama Rumsfeld, sosok seperti Paul Wolfowitz, Paul Bremer dan John Bolton disebut sebagai tokoh neokonservatif di pemerintahan Bush.

Namun demikian peran Rumsfeld di pengobaran perang Irak lebih penting dari aksinya yang lain, dan memiliki dampak merusak di kawasan Asia Barat. Pendudukan Irak di tahun 2003 oleh Amerika dan peristiwa setelahnya mengakibatkan kemunculan terorisme Takfiri di Asia Barat, khususnya kelompok teroris Daesh (ISIS) yang menimbulkan dampak mengerikan bagi negara-negara seperti Suriah dan Irak.
Amerika Serikat pada Maret 2003 bersama sekutunya, yakni Inggris menyerang Irak dan menggulingkan rezim Baath. Alasan Bush, presiden AS saat itu menyerang Irak meski ada penentangan nyata dari Dewan Keamanan adalah rezim Baath melanjutkan produksi dan penyimpanan senjata kimia. Penyidikan yang dilakukan kemudian menunjukkan bahwa klaim AS tidak benar dan keberadaan senjata kimia sekedar alasan untuk menyerang Irak.
Sebuah dokumen penyidikan Dinas Intelijen AS (CIA) yang setelah enam tahun pada tahun 2012 keluar dari kategori rahasia menunjukkan bahwa dinas intelijen negara ini keliru dalam menganalisa gudang senjata nonkonvensional khususnya kimia di Irak; Sebuah kesalahan yang dimanfaatkan untuk menduduki Irak.
Rumsfeld di buku memorialnya mengakui bahwa klaimnya terkait Saddam memiliki gudang senjata pemusnah massal di sekitar Baghdad dan Tikrit, tidak benar. Rumsfeld juga sosok yang mengijinkan tentara Amerika menggunakan metode penyiksaan untuk mengambil pengakuan dari para tersangka teroris dan terbongkarnya skandal di Penjara Abu Ghraib di samping Penjara Guantanamo, membuat pemerintah AS mendapat gelombang kritikan.
Banyak kritikan ditujukan kepada militer dan Amerikan dan kinerja Rumsfeld sehingga mendorong Bush mencopotnya dari posisi menhan tahun 2006. Ia kemudian digantikan oleh Robert Gates. Rumsfeld di buku memorialnya tahun 2011 "The Unknown Known" tetap membela keputusan invasi AS ke Irak dan menulis, "Terbebasnya kawasan dari pemerintahan keji Saddam Hussein membuat dunia semakin stabil dan aman."
Beberapa tahun setelah penulisan buku ini, kelompok teroris Daesh muncul di Suriah dan Irak serta menduduki mayoritas wilayah kedua negara ini dan melakukan banyak kejahatan keji. Menurut Mantan presiden AS, Donald Trump, keputusan George W Bush terkait invasi ke Irak di tahun 2003 adalah keputusan terburuk di sejarah Amerika.
Pendudukan Irak oleh Amerika tidak membuahkan hasil yang diharapkan oleh strategi Amerika dan Washington terpaksa keluar dari Irak tahun 2011 setelah delapan tahun dengan korban lebih dari 4000 tentara yang tewas serta biaya pendudukan lebih dari bebera ratus miliar dolar. Sementara pendudukan Irak juga mengakibatkan korban besar warga Irak, pengungsian jutaan orang, hancurnya infrastruktur negara ini serta maraknya fenomena terorisme di masa setelah pendudukan. (MF)