Ketika Ribuan Orang Kuba Berdemonstrasi Menentang Intervensi AS
(last modified Mon, 19 Jul 2021 00:38:41 GMT )
Jul 19, 2021 07:38 Asia/Jakarta

Ribuan orang Kuba berdemonstrasi di ibukota Kuba, Havana pada Sabtu (17/07/2021) menentang intervensi asing. Para demonstran mengutuk campur tangan asing dalam urusan internal negara mereka. Demonstrasi tersebut dihadiri oleh mantan Presiden Kuba Raul Castro, Presiden saat ini Miguel Diaz-Canel dan sejumlah pejabat Kuba lainnya. Orang-orang Kuba meneriakkan slogan-slogan seperti "Saya Fidel".

Demonstrasi massa Kuba sebenarnya merupakan reaksi langsung terhadap campur tangan AS dalam urusan internal negara kepulauan di Laut Karibia, yang telah berada di bawah tekanan terbuka dan terselubung dari Washington selama beberapa dekade.

Aksi protes intervensi AS di Kuba

Kuba baru-baru ini menyaksikan protes, dan sejumlah orang Kuba turun ke jalan-jalan di Havana dan kota-kota lain pada hari Minggu (11/07/2021) untuk memprotes lambatnya vaksinasi Corona dan apa yang disebut ketidakpedulian pemerintah.

Para pengunjuk rasa juga memprotes kekurangan barang-barang kebutuhan pokok dan listrik serta pembatasan kebebasan sipil di Kuba. Pemerintah Kuba, yang berada dalam pergolakan krisis ekonomi selama dua tahun terakhir, menyalahkan sanksi AS dan virus Corona atas masalah tersebut.

Meskipun Presiden Kuba Diaz-Canel telah mengakui protes itu sebagai nyata, ia telah memperingatkan campur tangan Washington dalam destabilisasi politik terhadap Kuba, yang telah meningkat setelah Corona.

Diaz-Canel mengatakan protes itu nyata, tetapi "tentara bayaran" AS memanfaatkan mereka dengan menggunakan media sosial. Presiden Kuba, tentu saja, memperingatkan bahwa tindakan lebih lanjut tidak akan ditoleransi. Diaz-Canel menuduh Amerika Serikat secara historis berusaha mengacaukan Kuba dan mengintensifkannya selama epidemi Corona.

Amerika Serikat, sebagai musuh terbesar Kuba sejak 1960-an, secara konsisten menentang pemerintah Kuba dan berusaha menggulingkannya atau setidaknya melemahkannya dengan berbagai tindakan destruktif, termasuk menjatuhkan salah satu sanksi terlama terhadap Kuba.

Mantan Presiden AS Donald Trump mengabaikan peningkatan hubungan AS-Kuba yang dimulai di bawah mantan Presiden Barack Obama. Trump telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi hubungan dan meningkatkan permusuhan antara Washington dan Havana dengan memberlakukan sanksi dan pembatasan baru terhadap Kuba.

Meskipun Presiden Kuba Diaz-Canel telah mengakui protes itu sebagai nyata, ia telah memperingatkan campur tangan Washington dalam destabilisasi politik terhadap Kuba, yang telah meningkat setelah Corona

"Amerika Serikat bertekad untuk menargetkan aliran pendapatan Kuba dan menutup setiap rute yang akan meringankan penderitaan rakyat Kuba," kata Cheryl Labash, wakil direktur Jaringan Nasional untuk Kuba.

Amerika Serikat, yang belum menghapus kebijakan penggulingan pemerintah sayap kiri di Amerika Latin dari agenda kebijakan luar negerinya, telah memanfaatkan situasi aksi protes yang terjadi di Kuba. Sambil menyatakan dukungannya terhadap tuntutan para pengunjuk rasa, Washington berusaha menggulirkan kampanye propaganda dan retorika intervensionis.

Bahkan di tingkat presiden AS melihat apa yang terjadi sebagai peluang untuk meluncurkan revolusi warna di Kuba. Hal yang pernah mereka lakukan di beberapa negara bekas pecahan Uni Soviet seperti Georgia dan Ukraina.

Joe Biden pada hari Senin (12/07/2021) mengecam kerusuhan di negara ini tanpa mengutip sanksi Washington yang sepihak dan ilegal terhadap rakyat Kuba. Ia mengklaim bahwa Amerika Serikat mendukung rakyat Kuba atas penderitaan ekonomi yang dikenakan oleh pemerintah Havana.

Biden tampaknya telah lupa bahwa alasan utama kesengsaraan ekonomi Kuba adalah kelanjutan dari sanksi AS yang menindas, dan sekarang seolah-olah bersimpati tetapi sebenarnya mendukung protes untuk melemahkan pemerintah Kuba.

Sebagai tanggapan atas masalah ini, parlemen Kuba mengeluarkan pernyataan yang menyerukan diakhirinya upaya kudeta lunak atau revolusi warna, serta untuk mengakhiri kampanye palsu saat ini di Kuba, yang merupakan bagian dari operasi politik dan media yang didukung AS.

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel

Ribuan orang Kuba berdemonstrasi pada hari Sabtu (17/07/2021) untuk menunjukkan bahwa rakyat Kuba terus mendukung pemerintah Kuba dan menuntut tidak adanya intervensi asing di negara mereka, meskipun mengalami kekurangan dan tekanan ekonomi, yang sebagian besar karena sanksi AS yang berkelanjutan.

Tags