Korupsi Luas AS dalam Proyek Rekonstruksi Afghanistan
(last modified Tue, 12 Oct 2021 15:12:52 GMT )
Okt 12, 2021 22:12 Asia/Jakarta
  • Direktur SIGAR John Sopko
    Direktur SIGAR John Sopko

Stasiun televisi Amerika Serikat, CNN dalam salah satu laporannya mengungkap korupsi luas pemerintah Gedung Putih dalam misi keamanan, dan proyek rekonstruksi selama 20 tahun menduduki Afghanistan.

Dalam laporan CNN diungkap sejumlah banyak kasus korupsi AS di Afghanistan termasuk kasus anggaran dana 500 juta dolar untuk skuadron udara yang melaksanakan misi penerbangan sekitar satu tahun.

Selain itu kasus pembangunan sebuah hotel berbiaya 85 juta dolar yang tidak pernah diresmikan sampai sekarang, pesanan seragam kamuflase untuk tentara Afghanistan dengan desain khusus senilai 28 juta dolar, dan pembangunan sebuah pusat kesehatan di Laut Mediterania yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Afghanistan.

Ini hanya sebagian kecil dari daftar panjang pemborosan, penyalahgunaan, dan penipuan dalam kerangka proyek rekonstruksi AS di Afghanistan yang menghabiskan dana lebih dari 145 miliar dolar selama 20 tahun, dan diungkap oleh Inspektur Jenderal Khusus AS.

Mengingat sensitivitas pembahasan rekonstruksi Afghanistan, Kongres Amerika Serikat pada tahun 2008 membentuk sebuah lembaga pengawas bernama Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan, SIGAR.

Pada akhir Agustus 2021, AS keluar dari Afghanistan dan mengaku telah mengeluarkan dana miliaran dolar untuk merekonstruksi Afghanistan selama 20 tahun, akan tetapi sekarang menjadi jelas bahwa sebagian besar uang ini terbuang cuma-cuma.

Berdasarkan laporan yang dirilis SIGAR, pada Maret 2021, AS menghamburkan uang untuk pembangunan gedung-gedung, dan kendaraan yang pada akhirnya ditelantarkan atau dihancurkan.

tentara AS di ladang opium Afghanistan

 

Dalam laporannya, SIGAR juga menyelidiki dana tujuh miliar dolar AS di Afghanistan yang hanya digunakan untuk membangun gedung, dan membeli alat transportasi senilai 343 juta dolar, dan sekarang dikabarkan disimpan dalam kondisi baik.

Direktur SIGAR John Sopko mengatakan, "Kenyataan bahwa sebagian besar aset investasi yang tidak digunakan, rusak atau ditelantarkan begitu saja, harus menjadi kekhawatiran utama instansi-instansi penyedia dana proyek rekonstruksi Afghanistan ini."

Laporan yang dirilis SIGAR beberapa tahun kebelakang, mengonfirmasi terjadinya kasus pencucian uang, dan penyalahgunaan jutaan dolar anggaran pemerintah AS di berbagai kementerian seperti Departemen Pertahanan, Pentagon, Departemen Luar Ngeri, dan juga aliran dana untuk aktivitas Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO di Afghanistan.

Kongres AS saat itu sudah mengesahkan anggaran rekonstruksi Afghanistan yang dimulai tahun 2002, senilai 134 miliar dolar, dan SIGAR hanya mampu memeriksa 63 miliar dolar saja, dan nasib sisa dana besar itu tidak jelas sampai sekarang. Lembaga pengawas penggunaan dana rekonstruksi Afghanistan ini berkesimpulan bahwa 19 miliar dolar hilang karena praktik pemborosan, penipuan dan penyalahgunaan anggaran.

Terlepas dari mismanagement atau salah kelola, korupsi dan pemborosan yang dilakukan oleh instansi serta kontraktor AS dan negara Barat lain dalam proyek rekonstruksi Afghanistan, ditambah dengan korupsi dana dan korupsi administrasi terstruktur serta banyaknya kekacauan di negara ini, telah menyebabkan sumber dana rekonstruksi pergi, dan dana tersebut tidak pernah sedikit pun memperbaiki kondisi hidup rakyat Afghanistan.

Realitasnya, kehadiran militer AS dan NATO di Afghanistan tidak membuahkan apa pun selain pembunuhan rakyat negara itu, meningkatkan ketidakamanan, dan menambah produksi narkotika lebih dari sebelumnya.

James Dobbins, peneliti di RAND Corporation mengatakan, "Meski banyak kritik terkait kebijakan luar negeri AS di Afghanistan, tapi banyak pihak yang percaya bahwa intervensi Washington di Afghanistan sejak awal sudah salah, dan sudah diprediksi akan hancur." (HS)