Tiongkok Menentang Kebijakan Perdagangan AS/ Iran Menentang Sanksi DK PBB
Pars Today – Wakil Beijing di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menyebut pemerintah Amerika sebagai faktor yang melemahkan sistem perdagangan multilateral, dan meminta pejabat negara ini untuk komitmen terhadap hukum organisasi ini.
Misi Tiongkok untuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyatakan dalam sebuah pernyataan: Beijing menganggap Amerika Serikat sebagai faktor yang melanggar kewajiban multilateral dan merusak kredibilitas sistem perdagangan global, serta meyakini bahwa Amerika Serikat sedang mendistorsi norma-norma perdagangan global. Menurut Pars Today, pernyataan tersebut menyatakan bahwa Amerika Serikat sedang merusak sistem perdagangan multilateral dengan menggunakan kebijakan intimidasi perdagangan dan standar ganda dalam kebijakan industri. Amerika Serikat menggunakan kebijakan seperti "Beli Produk Amerika", tindakan diskriminatif dalam kerja sama global, pengendalian dan sanksi ekspor, penyaringan investasi, hak kekayaan intelektual, tarif dan hambatan non-tarif, serta subsidi industri dan pertanian untuk mengkaji situasi perdagangan.
Gharibabadi: Iran, Rusia, dan Tiongkok akan Mengumumkan Berakhirnya Resolusi 2231 secara Resmi
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi, menekankan bahwa Iran, Rusia, dan Tiongkok akan bersama-sama mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Dewan Keamanan PBB untuk mengumumkan berakhirnya Resolusi 2231 secara resmi. Ia menambahkan, "Pada Pertemuan Menteri Luar Negeri Gerakan Non-Blok, lebih dari 121 negara menekankan bahwa resolusi tersebut harus diakhiri secara resmi."
Gharibabadi menambahkan, "Iran menekankan bahwa sanksi yang diberlakukan kembali oleh AS dan Eropa melalui apa yang disebut mekanisme "pemicu" tidak memiliki dasar hukum dan bahwa negara-negara anggota PBB tidak berkewajiban untuk melaksanakannya." Ia menekankan, "Dengan berakhirnya resolusi ini, status isu Iran di Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) juga akan berubah, dan mulai sekarang, Direktur Jenderal IAEA tidak lagi diwajibkan untuk menyampaikan laporan tentang JCPOA."
Pemuda Jepang Meniru Brigade al-Qassam
Menurut IRNA, beberapa pemuda Jepang telah menarik perhatian warga negara dengan mengenakan pakaian dan seragam khas "Brigade Izzuddin al-Qassam", sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas). Selama perang dua tahun, sejumlah anak menunjukkan minat mereka pada karakter-karakter ini dengan meniru pidato Abu Ubaidah, juru bicara Brigade Al-Qassam, dan meniru gerakan tempur Syahid Yahya Sinwar, kepala Biro Politik Hamas. Dalam salah satu gambar yang dipublikasikan, seorang pemuda Jepang terlihat mengenakan pakaian yang mirip dengan Brigade Al-Qassam, sepenuhnya tenggelam dalam perannya; sebuah gambar bermakna yang menunjukkan bagaimana ia telah memahami dengan tepat karakter dan semangat para pejuang perlawanan. Gambar ini telah ditafsirkan oleh para pengamat sebagai simbol dampak transnasional dari pesan-pesan perlawanan.
Korsel akan Menempatkan Sistem Rudal baru di Perbatasan dengan Korea Utara
Korea Selatan, yang sangat bergantung pada dukungan militer AS untuk pertahanannya melawan Korea Utara, kini berencana untuk menempatkan rudal Hyunmoo-5 untuk menghadapi tetangga utaranya untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun. Menteri Pertahanan Korea Selatan Ahn Gyu-Back mengumumkan bahwa Seoul akan menempatkan Hyunmoo-5, yang juga dikenal sebagai "Monster", di perbatasan antara kedua negara pada akhir tahun ini sebagai tindakan balasan terhadap Korea Utara dan sebagai "penyeimbang teror" terhadap ancaman nuklir Pyongyang. (MF)