Menelisik Rapor Angela Merkel Setelah Berkuasa 16 Tahun
Selama pertemuan resmi, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menerima pengunduran diri Kanselir Angela Merkel dan kabinetnya sekaligus memberinya surat penerimaan pengunduran diri. Sekalipun demikian, Merkel akan terus menjabat sebagai Kanselir sampai pemerintahan Jerman berikutnya terbentuk.
Dengan diterimanya pengunduran diri Angela Merkel, masa jabatannya selama 16 tahun sebagai Kanselir Jerman berakhir. Era yang penuh dengan banyak pasang surut.
Selama empat periode masa jabatannya sebagai Kanselir, Merkel menghadapi berbagai krisis di Jerman dan di tingkat Eropa. Salah satu yang paling penting adalah krisis ekonomi dan keuangan tahun 2008, yang berdampak sangat negatif pada ekonomi Jerman dan Uni Eropa.
Dengan semua ini, Merkel berhasil menghidupkan kembali perekonomian Jerman. Sekalipun di tingkat Eropa ada ketidakpuasan yang meluas dengan pendekatan Merkel di bidang ini.
Hal itu dikarena dukungan Berlin untuk kebijakan penghematan di negara-negara Uni Eropa yang lebih lemah seperti Yunani, serta pengenaan berbagai syarat untuk bantuan keuangan kepada mereka.
Di sisi lain, sejak 2014, dengan dimulainya proses migrasi massal pencari suaka dari Asia Barat ke Eropa, khususnya Jerman, Merkel menghadapi ujian berat.
Dia awalnya menyambut baik penerimaan pencari suaka karena sejalan dengan kepentingan ekonomi Jerman. Yakni, kedatangan tenaga kerja muda karena populasi negara ini yang menua, dan lebih dari satu juta pencari suaka diterima di negara tersebut.
Namun, isu-isu sampingan dan berbagai kesulitan sosial dan budaya yang diakibatkan oleh masalah ini mengundang banyak penentangan, bahkan dari para petinggi Partai Demokrat Kristen yang dipimpin oleh Merkel.
Saat menerima pencari suaka, ini menjadi peluang bagus bagi gerakan dan partai sayap kanan di negara tersebut, terutama Partai Alternatif untuk Jerman, untuk mendapatkan banyak suara dalam pemilu negara bagian dan pemilihan umum.
Selama pertemuan resmi, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menerima pengunduran diri Kanselir Angela Merkel dan kabinetnya sekaligus memberinya surat penerimaan pengunduran diri. Sekalipun demikian, Merkel akan terus menjabat sebagai Kanselir sampai pemerintahan Jerman berikutnya terbentuk.
Isu lain yang telah menyebabkan banyak masalah bagi Merkel dalam dua tahun terakhir adalah epidemi virus Corona dan kebijakan serta tindakan pemerintahnya untuk mengontrol Corona, termasuk beberapa kali lockdown dan tindakan lain seperti vaksinasi paksa. Penutupan tempat-tempat kerja serta pembatasan pada banyak kebebasan individu telah menyebabkan ketidakpuasan yang meluas di Jerman.
Masalah ini, bersama dengan tren negatif dalam ekonomi Jerman dan banyaknya pencari suaka di masyarakat Jerman, memainkan peran penting dalam mengurangi suara Partai Demokrat Kristen dalam pemilihan umum baru-baru ini yang berujung pada kemenangan Partai Sosial Demokrat.
Padahal, salah satu tantangan terpenting bagi Kanselir Jerman berikutnya, Olaf Scholz, pemimpin Partai Sosial Demokrat, adalah menghadapi dampak ekonomi, sosial dan psikologis dari wabah Corona di Jerman.
Merkel juga menghadapi ujian berat dalam dimensi regional dan internasional. Di benua Eropa, pemisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit), yang memiliki banyak konsekuensi negatif bagi UE, serta bagaimana mengelola konsekuensinya bagi Jerman, negara terpenting di UE, telah menimbulkan banyak tantangan.
Sementara untuk dimensi internasional, mungkin peristiwa paling penting dari empat periode kekuasaan Merkel adalah berkuasanya Donald Trump di Amerika Serikat dan terjadinya keretakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan transatlantik.
Sejatinya, konfrontasi perdagangan dengan Eropa, mempertanyakan NATO dan perintah Trump untuk mengurangi pasukan AS yang ditempatkan di Jerman, serta penarikan diri Amerika Serikat dari berbagai kesepakatan dan perjanjian internasional, menyebabkan beberapa ketegangan antara Merkel dan Trump.
Secara umum, Merkel meninggalkan bidang politik Jerman dengan catatan abu-abu. Namun, warisan politiknya akan tetap ada.
Armin Montazeri, seorang pakar politik, mengatakan: "Selama bertahun-tahun Merkel berkuasa di Jerman, banyak orang Eropa menganggap Jerman sebagai kekuatan tertinggi di Eropa dan pemimpin Benua Biru, tetapi sekarang tampaknya setelah era Merkel, Jerman terpaksa memasuki periode perubahan besar-besaran."