Eskalasi Peringatan Kemungkinan Perang di Eropa Timur
(last modified Sun, 13 Feb 2022 04:32:15 GMT )
Feb 13, 2022 11:32 Asia/Jakarta

Dengan meningkatnya ketegangan di Eropa Timur antara Moskow dan Kiev, ada banyak peringatan tentang kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina.

Pentagon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dalam kontak dengan rekan-rekannya di Polandia, Jerman, Kanada, Prancis, Rumania dan Italia, memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai kapan saja.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengklaim pada hari Jumat (11/02/2022) bahwa Rusia mengumpulkan lebih banyak pasukan di perbatasan Ukraina. Menurutnya, serangan itu bahkan mungkin terjadi selama Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melanjutkan klaim para pejabat akan bahaya terjadinya perang atas Ukraina dengan mengatakan bahwa Eropa harus bersiap untuk skenario terburuk dan menekankan bahwa waktu peringatan kemungkinan perang akan segera berakhir.

Baca juga: AS Janjikan Dukungan Kuat kepada Ukraina untuk Lawan Rusia

Pada saat yang sama, ia juga menekankan bahwa NATO tidak akan berkompromi pada prinsip-prinsip intinya, termasuk pemilihan sekutu militernya.

Para pejabat Barat menyerukan solusi diplomatik untuk krisis Ukraina ketika Amerika Serikat, Inggris dan anggota NATO lainnya mengirim ribuan tentara ke negara-negara yang dekat dengan Rusia selama seminggu terakhir.

Dalam hal ini, sekitar 3.000 tentara AS telah dikirim ke Polandia dan Rumania untuk memperkuat front timur NATO.

Pentagon mengatakan Lloyd Austin telah memerintahkan 3.000 tentara AS lainnya untuk dikirim ke Polandia dalam dua hari ke depan dan bahwa jet tempur F-16 akan ditempatkan di Rumania.

Media Barat bahkan mengklaim bahwa invasi Rusia ke Ukraina dapat dimulai pada hari Selasa. Pada saat yang sama, kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong sejumlah negara Barat untuk menyerukan warganya untuk meninggalkan Ukraina.

Associated Press pada hari Sabtu (13/02) bahkan mengutip pejabat Washington yang mengatakan bahwa pemerintah Joe Biden bermaksud untuk menutup kedutaan AS di Ukraina.

Dengan meningkatnya ketegangan di Eropa Timur antara Moskow dan Kiev, ada banyak peringatan tentang kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina.

Amerika Serikat dan NATO sekarang tampaknya mengambil langkah-langkah baru dengan dalih kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina dalam mengejar tujuan utama jangka panjang mereka demi meningkatkan pengerahan pasukan NATO, peralatan dan fasilitas militer di dekat perbatasan Rusia.

Hal ini meningkatkan provokasi terhadap Moskow untuk membalas, dan akhirnya ketegangan meningkat dan menambah kemungkinan konflik di Eropa Timur.

Moskow baru-baru ini mengajukan proposal resmi kepada Amerika Serikat dan NATO untuk membatalkan rencana Ukraina bergabung dengan NATO, menarik pasukannya dari Eropa Timur, dan mengurangi kehadiran militernya di Eropa.

Namun, tuntutan Rusia yang diadopsi dalam rangka menjaga keamanan nasional dalam menghadapi agresi NATO, terutama kebijakan ekspansi ke timur, mendapat tanggapan negatif dari Washington dan NATO.

Sejatinya, Barat yang dipimpin AS bertanggung jawab atas situasi keamanan yang mengerikan di Eropa Timur, terutama situasi merah di perbatasan Rusia-Ukraina.

Baca juga: Manuver Militer Rusia di Laut Hitam Dimulai

Tentu saja Kremlin tidak akan mengabaikan ketidakpedulian Barat terhadap tuntutan keamanannya dan akan menanggapinya, terutama dalam kasus Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Rusia

Terlebih lagi Rusia telah berulang kali meyakinkan bahwa mereka tidak berniat untuk menyerang Ukraina.

“Ketika Rusia meningkatkan kehadiran militernya di dekat Ukraina dan Barat umumnya menolak tuntutan keamanan Moskow, pintu diplomasi tampaknya tertutup dalam krisis ini,” ungkap Vladimir Isachenkov, jurnalis dan pakar politik.

Tags