Pembicaraan Istanbul dan Penekanan pada Keanggotaan Ukraina di Uni Eropa
Putaran baru pembicaraan antara delegasi Rusia dan Ukraina diadakan di Istanbul, Turki pada hari Selasa (29/03/2022). Usai pembicaraan dengan Rusia, kepala delegasi Ukraina, David Arakhamia, menyatakan bahwa tidak ada yang bisa mencegah Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.
Menurutnya, kedua pihak belum mencapai kesepakatan dalam beberapa kasus dan pihak Ukraina belum menerima persetujuan dari Rusia.
"Jika ada kesepakatan dengan Rusia, Ukraina akan mengadakan referendum," ungkapnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengatakan pada Selasa (29/3) malam bahwa ada pesan positif dalam pembicaraan damai dengan Rusia. Namun, dia menekankan bahwa sanksi terhadap Rusia tidak boleh dicabut sampai akhir perang.
Rusia mengatakan pihaknya bermaksud untuk secara signifikan mengurangi kehadiran militernya di Ukraina utara menyusul pembicaraan antara delegasi negaranya dengan Ukraina di Istanbul pada hari Selasa, tetapi Pentagon menolak klaim ini dan mengatakan tidak melihat tanda militer Rusia mundur.
Isu penting yang dipertimbangkan dalam pembicaraan Istanbul adalah penerimaan netralitas Ukraina dan non-keanggotaan di NATO, sementara pada saat yang sama menekankan perlunya keanggotaan Ukraina di Uni Eropa. Isu ini juga telah diterima oleh Rusia.
Sebelumnya, Zelensky mengumumkan bahwa dia siap untuk mundur dari tuntutannya dalam proses perdamaian dengan Moskow dan menjadi negara netral dalam konfrontasi antara Barat dan Rusia.
Menyusul perkembangan tahun 2014 dan pembentukan pemerintah pro-Barat di Ukraina, isu keanggotaan di Uni Eropa dan NATO dimasukkan dalam amandemen Konstitusi Ukraina untuk berintegrasi dengan blok Barat. Amerika Serikat dan mitra Eropanya, yang sejalan dengan Washington, juga mendukung keanggotaan Ukraina di NATO, tetapi tidak ada pandangan positif dari negara-negara anggota terkait keanggotaannya di Uni Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyerukan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa segera setelah invasi Rusia. Zelensky menekankan bahwa rakyat Ukraina memiliki hak untuk bergabung dengan blok tersebut, dan konfirmasi keanggotaan mereka di blok tersebut menunjukkan dukungan mereka untuk Kiev.
"Penggabungan Ukraina ke Uni Eropa dan NATO adalah tujuan strategis bagi kami," kata Petro Poroshenko, mantan presiden Ukraina.
Putaran baru pembicaraan antara delegasi Rusia dan Ukraina diadakan di Istanbul, Turki pada hari Selasa (29/03/2022). Usai pembicaraan dengan Rusia, kepala delegasi Ukraina, David Arakhamia, menyatakan bahwa tidak ada yang bisa mencegah Ukraina bergabung dengan Uni Eropa.
Terlepas dari keinginan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa, tanggapan Brussel terhadap permintaan Kiev dingin dan negatif. Penolakan Jerman, sebagai negara terbesar di Uni Eropa dan ekonomi terbesar, yang terang-terangan terhadap keanggotaan Ukraina di Uni Eropa, telah menghancurkan harapan presiden Ukraina untuk keanggotaan segera di blok itu, dan tidak ada prospek positif dalam hal ini.
Meskipun Parlemen Eropa menyetujui Ukraina untuk keanggotaan di Uni Eropa pada Maret 2022, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa ini adalah proses yang memakan waktu agar Ukraina bisa menjadi anggota Uni Eropa. Dia mengatakan bahwa rakyat Ukraina adalah keluarga Eropa, tetapi keanggotaan dalam blok ini memiliki proses yang harus diikuti.
Mengingat parameter dan standar UE serta kesenjangan yang sangat tinggi dengan standar ini, terutama dalam memerangi masalah korupsi dan administrasi publik, pada dasarnya membuat keinginan Zelensky agar Ukraina segera bergabung dengan UE menjadi tidak mungkin.
Ukraina sekarang menempati peringkat 117 di dunia dalam hal korupsi dan merupakan salah satu negara paling korup di Eropa, begitu juga terkait masalah administrasi. Situasi ekonomi Ukraina juga telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Semua ini telah membuat sangat lemah bagi negara itu untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Selain itu, salah satu syarat terpenting yang ditetapkan Uni Eropa bagi negara-negara yang ingin menjadi anggota adalah penyelesaian semua sengketa wilayah dan perbatasan dengan negara-negara tetangganya.
Jadi, terlepas dari tidak ada penolakan Rusia terkait keanggotaan Ukraina di Uni Eropa, Moskow sangat menyadari bahwa prosesnya sangat panjang. Oleh karena itu tidak menunjukkan sensifitas apa pun dalam hal ini. Apa yang penting bagi Rusia, yang juga telah dicapainya, adalah Ukraina tidak menjadi anggota NATO.(sl)