Mencermati Perang Diplomatik Eropa Lawan Rusia
(last modified Tue, 05 Apr 2022 09:54:56 GMT )
Apr 05, 2022 16:54 Asia/Jakarta
  • Hubungan Rusia dan negara-negara Uni Eropa
    Hubungan Rusia dan negara-negara Uni Eropa

Domain konfrontasi Barat dan Rusia setelah serangan Moskow ke Ukraina dan penerapan sanksi keras terhadap Rusia di berbagai bidang ekonomi, perdagangan, finansial dan perbankan, media dan olah raga, kini mulai merambah ke perang diplomatik luas terhadap Moskow oleh negara-negara Eropa.

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock di statemennya seraya menjelaskan bahwa negaranya akan memperkuat dukungannya terhadap Ukraina mengonfirmasi pengusiran 40 diplomat Rusia. Di statemen ini disebutkan, pemerintah Federal Jerman memutuskan mengusir sejumlah staf Kedutaan Besar Rusia yang dinilai unsur yang tidak dinginkan karena setiap hari melakukan aktivitas anti kebebasan dan kohesi masyarakat kami.

Di sisi lain, Departemen Luar Negeri Prancis juga mengumumkan bahwa Paris memtuskan untuk mengusir sejumlah besar diplomat Rusia dari negara ini karena melakukan langkah-langkah yang bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional Prancis, dan langkah ini merupakan bagian dari inisiatif Eropa.

Bucha

Seorang pejabat Prancis mengklaim bahwa Paris akan mengusir sekitar 35 diplomat Rusia. Sebelumnya Belgia juga meminta 21 diplomat Rusia meninggalkan wilayah negara ini. Sementara itu, Belanda, Republik Cheko, Irlandia, Lithuania, Estonia, dan Latvia mengonfirmasi pengusiran puluhan diplomat Rusia. Sebaliknya Rusia mengumumkan akan membalas langkah tersebut dengan mengusir 10 diplomat negara-negara tiga negara Baltik.

Pengusiran besar-besaran diplomat Rusia terjadi menyusul serangan Moskow ke Kiev yang saat ini akan memasuki bulan kedua. Negara-negara Uni Eropa bersama Amerika Serikat menjatuhkan sanksi keras terhadap Rusia. Sepertinya tujuan dari pengusiran ini, khususnya setelah liputan media tentang pembunuhan sejumlah warga Bucha di utara ibukota Ukraina, Kiev, tampaknya meningkatkan tekanan pada Moskow dan mengurangi aktivitas diplomat Rusia di negara-negara Eropa, tempat mereka bertugas. Selain itu, Eropa menganggap bahwa langkah ini akan membuat Rusia semakin terkucil di Eropa dan di tingkat internasiinal.

Terlepas dari persepsi ini, Moskow telah mengambil sikap tegas terhadap tindakan tidak ramah negara-negara Eropa. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Senin malam bahwa Rusia akan memberi respon yang tepat atas pengusiran 30 diplomat Rusia dari Prancis.

Bukti menunjukkan bahwa konfrontasi antara Rusia dan Barat pimpinan AS akan meningkat dalam waktu dekat dan akan mencakup banyak bidang. Jika selama ini mereka menolak untuk memberlakukan embargo gas pada Rusia karena kebutuhan negara-negara Eropa untuk ekspor gas Rusia, tetapi sekarang dengan beberapa negara seperti Lithuania, Latvia dan Estonia memutus impor gas dari Rusia, prospek embargo energi Rusia bahkan lebih dekat dengan kenyataan. Sementara itu, para pemimpin Eropa, sekarang dengan dalih insiden Bucha dan menuduh militer Rusia membunuh warga sipil kota ini, lebih bertekad untuk mengintensifkan tekanan pada Moskow. Dalam hal ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan boikot minyak dan batu bara Rusia.

Terlepas dari upaya bersama negara-negara Eropa dalam kampanye diplomatik dengan Rusia, Uni Eropa menginginkan saluran politik dan diplomatik dengan Moskow tetap terbuka. "Negara-negara Eropa harus menjaga hubungan diplomatik dengan Rusia. Jika Anda ingin menyelesaikan masalah, Anda harus berkomunikasi dengan Putin," kata Peter Stano, juru bicara komisi hubungan luar negeri Uni Eropa.

Faktanya, pejabat Uni Eropa memahami dengan baik masala ini bahwa menutup kanal diplomatik dengan Rusia dari satu sisi hanya akan menciptakan kesalahpahaman lebih besar, dan dari sisi lain meningkatkan tensi . (MF)

 

Tags