UE Gagal Menjatuhkan Sanksi Minyak atas Rusia
(last modified Wed, 18 May 2022 03:21:11 GMT )
May 18, 2022 10:21 Asia/Jakarta

"Tidak mungkin mencapai kesepakatan tentang paket sanksi keenam terhadap Rusia, dan kami tidak sepakat dalam menyetujui embargo minyak Rusia," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada konferensi pers setelah pertemuan para menteri Uni Eropa di Brussels pada Senin (16/05/2022).

Borrell mengakui bahwa para pemimpin Uni Eropa tidak dapat mencapai kesepakatan terkait embargo minyak Rusia.

Para menteri luar negeri dari 27 negara Eropa membahas paket sanksi keenam terhadap Rusia pada hari Senin (16/5), termasuk memotong impor minyak dari negara itu, tetapi gagal mencapai konsensus karena penolakan dari Hongaria, yang memasok 65 persen minyaknya dari Rusia.

Ruang Pertemuan Komisi Eropa

Uni Eropa membutuhkan persetujuan dari 27 negara anggota Uni Eropa untuk meloloskan sanksi. Komisi Eropa telah mengusulkan agar impor minyak dari Rusia dan impor produk minyak bumi ditangguhkan dalam waktu enam bulan pada akhir tahun ini dan Sberbank, bank terbesar Rusia, dihapus dari sistem SWIFT.

Namun, Hongaria sangat menentang sanksi tersebut. Mengacu pada posisi Budapest, Borrell mengklarifikasi bahwa pembicaraan hari ini telah mengklarifikasi beberapa masalah yang dihadapi Hongaria.

Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan Rabu lalu bahwa negara itu hanya akan memberikan suara pada sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia jika blok tersebut menawarkan solusi untuk masalah yang ditimbulkan oleh langkah tersebut.

Dia menekankan bahwa pemerintahnya tidak akan membiarkan kenaikan tajam harga minyak dan bahwa minyak Rusia tidak dapat diganti tanpa dukungan dana UE.

Hongaria sebenarnya mitra dekat Rusia di Uni Eropa, dan untuk mengurangi biaya sanksi terhadap minyak mentah Rusia, negara ini telah menuntut ratusan juta euro dari blok tersebut .

"Sayangnya, seluruh Uni Eropa telah disandera oleh negara yang tidak dapat membantu kami menemukan konsensus. Kita harus mengakui bahwa satu anggota telah melumpuhkan seluruh Uni Eropa," kata Menteri Luar Negeri Lituania Gabriel Landsbergis, mengacu pada Hongaria.

Dengan demikian menjadi jelas bahwa tidak ada kesepakatan teoretis antara negara-negara UE tentang embargo minyak Rusia dan konsekuensinya.

Bahkan, tidak mudah bagi negara-negara yang bergantung pada minyak Rusia untuk meninggalkannya dan mengejar sumber minyak alternatif, dan itu akan menyebabkan banyak kerusakan pada ekonomi mereka, terutama dalam jangka pendek dan bahkan menengah.

"Tidak mungkin mencapai kesepakatan tentang paket sanksi keenam terhadap Rusia, dan kami tidak sepakat dalam menyetujui embargo minyak Rusia," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada konferensi pers setelah pertemuan para menteri Uni Eropa di Brussels pada Senin (16/05/2022). 

Ini adalah sikap yang diambil oleh Menteri Luar Negeri Hongaria dan sebelum ini, mantan Menteri Ekonomi Slovakia Richard Sulik, yang menyatakan bahwa embargo minyak Rusia akan menghancurkan ekonomi Eropa.

Dengan demikian, Eropa sekarang berada di persimpangan jalan dalam memilih kepentingan ekonominya dan terus mengimpor minyak dan gas dari Rusia demi kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi serta mencegah kerusakan parah pada negara-negara tersebut atau untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat sejalan dengan tujuan makro geopolitik dari Barat, yaitu konfrontasi dengan kekuatan internasional yang menuntut perubahan tatanan saat ini, terutama di Rusia, dan diikuti oleh Cina.

"Perang antara Ukraina dan Rusia akan mengarah pada tatanan dunia baru," kata Menteri Keuangan Jerman Christine Lindner.

Ini adalah pandangan yang banyak berlaku di antara negara-negara Eropa. Uni Eropa sekarang mendukung Ukraina, dan bergabung dengan mereka yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, dan dalam praktiknya telah memilih opsi kedua.

Uni Eropa Vs Rusia

Namun, penentangan dari negara-negara seperti Hongaria terhadap keputusan Uni Eropa mengenai sanksi minyak Rusia menunjukkan bahwa tidak ada konsensus di dalam blok tersebut dan bahwa beberapa negara Eropa tidak mau mengorbankan kepentingan nasional mereka demi kepentingan dan tujuan makro AS.

Pada saat yang sama, dari sudut pandang negara-negara ini, mereka menganggap eskalasi ketegangan dengan Rusia dalam dimensi ekonomi, energi, keamanan, dan militer sebagai ancaman bagi keamanan Eropa.(sl)

Tags