Iran Aktualita, 25 Juni 2022
Jun 25, 2022 11:19 Asia/Jakarta
Perkembangan politik, ekonomi, sosial dan iptek Iran dalam sepekan terakhir diwarnai sejumlah peristiwa penting, di antaranya pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, dalam pertemuan dengan Presiden Kazakhstan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa masalah utama dalam kasus Ukraina mengenai plot Barat untuk pengembangan NATO.
Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan antara Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev membahas sejumlah masalah penting, termasuk menyinggung krisis Ukraina.
Rahbar dalam pertemuan tersebut mengatakan, "Dalam kasus Ukraina, masalah utamanya mengenai sikap Barat yang berusaha untuk memperluas NATO, dan mereka tidak akan ragu untuk memperluas pengaruhnya di mana pun saja berada,".
"Kita perlu melihat masalah ini secara hati-hati, karena Amerika dan Barat selalu berusaha untuk memperluas lingkup pengaruh mereka di berbagai kawasan, termasuk Asia Timur dan Barat, demi merusak kemerdekaan dan kedaulatan negara lain," kata Rahbar.
Di bagian lain statemennya, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengungkapkan kedekatan hubungan antara Iran dan Kazakhstan, serta ikatan sejarah dan budaya yang mendalam antara kedua negara.
Ayatullah Khamenei menekankan perlunya lebih memperluas kerja sama kedua negara di berbagai bidang, terutama kerja sama regional.
Rahbar juga menyerukan koordinasi pada isu-isu politik dan ekonomi yang diperlukan guna memperluas hubungan bilateral, dan menekankan perlunya mengaktifkan komisi bersama kedua belah pihak guna melipatgandakan upaya mereka dalam mengejar kesepakatan dan mengimplementasikannya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran memandang penting perluasan kerja sama budaya antara Iran dan Kazakhstan.
Beliau menyinggung fisuf Muslim terkemuka Kazakhstan, Farabi, dengan mengatakan, "Sebagai seorang filosof dan ilmuwan Muslim asal Kazakhstan yang karya-karyanya telah diteliti dan dipelajari di Iran selama sekian tahun, Farabi bisa menjadi dasar kerja sama budaya dan pembentukan komite ilmiah bersama antara kedua negara,".
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Republik Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev menjelaskan, "Kami melakukan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Iran dan ditandatangani berbagai dokumen kerja sama oleh kedua belah pihak yang dapat membuka jalan bagi perluasan lebih lanjut hubungan bilateral,".
Presiden Kazakhstan menilai kedua negara memiliki kesamaan sejarah dan budaya yang dalam, dan menyambut baik usulan Pemimpin Besar Revolusi Islam untuk membentuk komite ilmiah Farabi, dan mengungkapkan pandangannya tentang isu-isu regional, termasuk situasi di Ukraina.
Sattari: Perusahaan Sistem Kecerdasan Buatan Iran Terbesar di Kawasan
Wakil Presiden Iran urusan ilmu pengetahuan dan teknologi Iran, menyebut perusahaan-perusahaan berbasis sains negara ini yang aktif di bidang kecerdasan buatan, adalah yang terbesar di kawasan Asia Barat.
Sorena Sattari, Senin (20/6/2022) mengatakan, dalam delapan tahun terakhir jumlah perusahaan berbasis sains dan startup Iran, bertambah dari yang awalnya hanya 50 unit perusahaan, sekarang mendekati 7.000 unit perusahaan.
Ia menambahkan, perusahaan-perusahaan berbasis sains Iran yang aktif di bidang kecerdasan buatan, adalah yang terbesar di kawasan, dan mereka dapat memanfaatkan kapasitas-kapasitas yang ada dalam pengawasan dan kalkulasi lebih akurat untuk membantu bidang pengawasan negara.
Wakil Presiden Iran urusan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menekankan realisasi undang-undang lompatan produksi berbasis sains, sesuai slogan yang ditetapkan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran untuk tahun 1401 Hijriah Syamsiah (dimulai April 2022).
Iran dan Kroasia Ingin Tingkatkan Hubungan Bilateral
Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Kroasia-Iran, Zlatko Hasanbegovic bertemu dengan Ketua Parlemen Republik Islam Iran Mohammad Bagher Ghalibaf di Tehran pada hari Senin, 20 Juni 2022 dan melakukan dialog hubungan bilateral.
Dalam pertemuan tersebut, Ghalibab menekankan perlunya memfasilitasi hubungan antara pengusaha Iran dan sektor-sektor swasta Iran dan Kroasia.
"Kelompok persahabatan parlemen antara kedua negara dapat meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara lebih dari sebelumnya dengan mengaktifkan hubungan ini dan memfasilitasi hubungan perdagangan," kata Ghalibab kepada Hasanbegovic seperti dikutip IRIB.
Dia menyampaikan harapannya bahwa kunjungan Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Kroasia-Iran akan efektif dalam memperluas hubungan politik, ekonomi dan budaya.
"Saya mengucapkan selamat ulang tahun ke-30 dari pembentukan hubungan resmi antara Iran dan Kroasia dan kami berharap bahwa hubungan parlemen antara kedua negara akan mengalami kemajuan," tuturnya.
Sementara itu, Hasanbegovic mengungkapkan kepuasan atas kunjungannya ke Iran dan pertemuan dengan Ghalibab.
"Tahun ini adalah peringatan 30 tahun pembentukan hubungan politik antara Kroasia dan Iran, dan Republik Islam Iran adalah salah satu negara Asia pertama yang mengakui kemerdekaan Kroasia, dan sekarang hubungan berada pada tingkat yang baik, tidak ada masalah yang belum terselesaikan antara kedua negara," ujarnya.
Menurutnya, kualitas hubungan kedua negara harus ditingkatkan di berbagai bidang sesuai dengan kondisi masyarakat internasional.
"Ada hubungan persahabatan yang mendalam antara kedua negara dan kami berharap, dengan hasil perundingan di Wina, hubungan ini akan meningkat lebih dari sebelumnya dan ini adalah keinginan tulus dari bangsa dan pemerintah Kroasia," pungkasnya.
Menlu Rusia: Seluruh Sanksi atas Iran Harus Dicabut
Menteri Luar Negeri Rusia dalam jumpa pers bersama dengan Menlu Republik Islam Iran di Tehran, mengatakan bahwa negaranya mendukung Iran, dalam menghidupkan kembali JCPOA tanpa pengurangan atau penambahan.
Menlu Rusia Sergei Lavrov, Kamis (23/6/2022) dalam jumpa pers bersama dengan Menlu Iran Hossein Amir Abdollahian ditanya tentang kerja sama Iran-Rusia untuk mencapai kesepakatan baik dan kuat, di sisi lain pelanggaran komitmen Amerika Serikat yang menerapkan sanksi-sanksi baru terhadap Tehran.
Lavrov mengatakan, "AS bukan hanya dalam perundingan nuklir JCPOA, tapi di seluruh masalah lain ia juga selalu berusaha untuk campur tangan."
Ia menambahkan, "AS bekerja berdasarkan masalah-masalahnya sendiri, dan menyimpangkan para pemilih dari dalam, karena pengakuan tanpa syarat atas AS, menjadi agenda internasional."
Menlu Rusia melanjutkan, "Setahun lalu AS berusaha menuduh kami menciptakan hambatan dalam Perundingan Wina, tapi semua akhirnya mengakui bahwa AS sendiri yang menghambat dicapainya kesepakatan dalam perundingan ini."
Pada saat yanga sama, Menteri Luar Negeri Rusia menuntut pencabutan seluruh sanksi ilegal terhadap Iran, yang melanggar kesepakatan nuklir JCPOA.
Di sisi lain, Menlu Iran dalam jumpa pers itu menjelaskan, "Langkah-langkah strategis Iran, untuk menumpulkan sanksi sedang dilakukan dengan dua jalur, pemerintah dan diplomasi."
Abdollahian menambahkan, "Paralel dengan sanksi-sanksi ini, neraca perdagangan, ekonomi, ilmu pengetahuan, pertahanan dan pariwisata Iran dengan negara-negara tetangga mengalami peningkatan."
"Upaya menumpulkan sanksi-sanksi, merupakan salah satu kesepakatan yang dicapai Iran dan Rusia," pungkasnya.
Bulan Sabit Merah Iran Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan
Sekretaris Jenderal Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran mengumumkan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga Afghanistan yang menjadi korban gempa.
Gempa berkekuatan 6,1 skala Richter mengguncang Afghanistan tenggara dan sebagian Pakistan pada Rabu pagi.
Gempa terjadi 44 km dari kota Khost dan pada kedalaman 51 km yang menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan melukai 620 orang lainnya.
Yaqub Soleimani, Sekretaris Jenderal Bulan Sabit Merah Republik Islam Iran dalam wawancara dengan IRNA hari Kamis (23/6/2022) menyampaikan belasungkawa kepada sejumlah warga Afghanistan menyusul gempa berkekuatan 6 di kota Khost pada Rabu pagi.
"Masyarakat Bulan Sabit Merah Iran mengirimkan kiriman bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, termasuk 400 tenda bantuan dan 800 karpet," ujar Soleimani.
"Tadi malam (Rabu) paket pertama telah dikirim dari Tehran dengan pesawat tentara Iran dan di samping itu. Kiriman selanjutnya akan dikirim ke Afghanistan melalui darat dari provinsi Sistan dan Baluchestan," tegasnya.
Paket bantuan kemanusiaan pertama Iran meliputi 1.200 karpet, 1000 Ada paket sembako dan 600 tenda. (HS)