Jul 21, 2022 13:15 Asia/Jakarta
  • Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meminta Tehran dan Moskow membantu Ankara di perang melawan kelompok teroris di utara Suriah.

KTT Ketujuh pemimpin negara-negara penjamin perundingan Astana digelar di Tehran Selasa (19/7/2022) dengan dihadiri presiden Iran, Rusia dan Turki. Babak pertama perundingan Astana atau perundingan perdamaian Suriah digelar Januari 2017 di Kazakhstan dengan dihadiri presiden Iran, Rusia dan Turki.

Seperti dilaporkan ISNA, Recep Tayyip Erdogan sekembalinya dari Tehran mengatakan, Republik Islam Iran, Turki dan Rusia sebagai tiga negara penjamin perundingan damai Astana, memiliki sejumlah perbedaan pandangan menganai krisis Suriah, tapi ketiga negara ini memiliki tujuan yang sama, yakni memerangi terorisme.

"Partai Pekerja Kurdistan (PKK) negara ini dan YPG paling besar menciptakan kerusakan dan kesulitan bagi Suriah," klaim Erdogan.

Lebih lanjut presiden Turki mengungkapkan, "Perundingan Astana adalah satu-satunya platform yang telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan krisis Suriah dan mengklaim bahwa Turki tidak mengizinkan beberapa kelompok digunakan sebagai alat sejak 2019 dan kini terus berperang melawan kelompok teroris."

Partai (PKK) telah berperang melawan pemerintah Turki sejak 1984. Ankara menganggap kelompok YPG sebagai lengan partai PKK dan telah menduduki tanah utara Suriah dan Irak dengan dalih memerangi anggota mereka. Sebuah tindakan yang mendapat tentangan keras dan kecaman dari masyarakat dan pemerintah kedua negara ini bahkan masyarakat internasional.

Pemerintah Turki selama beberapa tahun terakhir, karena merasa terancam masuknya anasir teroris Daesh (ISIS) ke wilayahnya, mulai menangkapi anasir kelompok teroris ini, padahal sebelumnya ketika Daesh berkuasa di Irak dan Suriah, komunitas internasional menuding Ankara menjadikan kelompok teroris ini sebagai alat untuk mengobarkan instabilitas di Suriah. (MF)

 

Tags