Hungaria Tolak Sanksi terhadap Perusahaan Energi Rusia
Menteri Luar Negeri Hungaria mengumumkan bahwa negaranya menentang sanksi terhadap perusahaan energi Rusia.
Dengan menolak pembatasan yang diberlakukan oleh mitranya terhadap pasokan minyak dan gas Rusia, Hungaria sejauh ini mampu menghindari krisis energi terburuk yang saat ini menjadi masalah serius di Eropa.
Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto di sela-sela sidang Majelis Umum PBB hari Jumat (23/9/2022) menekankan bahwa negaranya tidak pernah menyetujui penambahan nama perusahaan energi Rusia, Rosatom dan "Gazprom" ke dalam daftar sanksi Uni Eropa.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan timpalannya dari Hungaria Peter Szijarto bertemu di sela-sela sidang Majelis Umum PBB untuk membahas kerja sama bilateral di bidang energi.
Pada September 2021, Hungaria dan Gazprom menandatangani perjanjian yang mencakup pasokan gas tahunan 4,5 miliar meter kubik dari Rusia ke Hungaria selama 15 tahun.
Kesepakatan ini memancing protes negara-negara Barat. Pada saat yang sama, Kiev mengklaim bahwa perjanjian ini melemahkan posisi Ukraina sebagai negara transit.
Menanggapi protes ini, Budapest menyatakan bahwa Hungaria adalah negara merdeka dan memutuskan sendiri di mana membeli gas dan bagaimana mengirimkannya.
Pada akhir Agustus, Szijjarto mengumumkan bahwa Budapest akan menerima pasokan 5,8 juta meter kubik gas per hari sesuai perjanjian tambahan yang dicapai dengan Gazprom sejak 1 September lalu.
Pejabat Uni Eropa mengatakan mereka akan segera memberlakukan paket sanksi baru terhadap Rusia.(PH)