Belarus: NATO dan Barat Harus Disalahkan atas Perang di Ukraina
Menteri Luar Negeri Belarus menyatakan bahwa akar perang antara Rusia dan Ukraina kembali ke era 30 tahun yang lalu, saat berakhirnya Perang Dingin dan perkembangan aliansi militer NATO.
Sejak akhir tahun 2021, Rusia telah berulang kali menyatakan perluasan NATO ke kawasan timur sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya, dan menilai pendekatan NATO untuk memperluas anggota pakta militer ini sebagai penyebab eskalasi ketegangan.
Pada 24 Februari 2022, Presiden Rusia menanggapi ketidakpedulian NATO terhadap masalah keamanan negaranya dengan melancarkan operasi militer khusus di Ukraina .
Menurut Associated Press, Vladimir Makei, Menteri Luar Negeri Belarus dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada hari Minggu (25/9/2022) mengatakan, "Pada akhir Perang Dingin, tidak ada kesepakatan atau perjanjian formal, dan yang ada hanyalah kesepakatan yang membuka jalan bagi Barat untuk menjamin dominasinya. Ini sebagian dilakukan melalui pengembangan NATO,".
"Barat pada dasarnya melanggar keamanan yang tak terpisahkan dengan upayanya untuk mengembangkan NATO. Mereka melanggar prinsip dasar yang menekankan bahwa suatu negara tidak boleh berusaha untuk mencapai keamanannya sendiri dengan mengorbankan keamanan orang lain," ujar Menlu Belarus.
"NATO dan Barat mengabaikan kepentingan keamanan Rusia dan Belarusia berdasarkan keinginan mereka untuk berkembang di kawasan timur," tegasnya.
Menteri Luar Negeri Belarus menertawakan sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia dan menilainya sebagai tindakan yang tidak efektif dan menunjukkan kerugian yang ditimbulkan sanksi ini kepada negara lain dan seluruh dunia dengan terjadinya lonjakan harga energi dan makanan di pasar global, bukan Rusia.(PH)