Borrell Akui Berakhirnya Periode Hegemoni AS dan Ketidakefektifan Peran Eropa
Josep Borrell yang bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri Uni Eropa mengakui dalam sebuah wawancara pada hari Kamis (20/10/2022) bahwa kita hidup di dunia multipolar dan bahwa saat ini, hegemoni sepihak Amerika Serikat telah berakhir. Menurutnya, Eropa tidak lagi menjadi pengambil keputusan di dunia dan merasa takut setelah dimulainya perang di Ukraina.
"Uni Eropa bukanlah kekuatan militer, tetapi hanya seperangkat kemampuan ekonomi dan teknis," tambahnya.
Pengakuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari seorang pejabat senior Barat, yaitu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, tentang akhir unipolar dan hidup di dunia multipolar, serta berakhirnya hegemoni Amerika, yang merupakan tanda jelas dari kenyataan yang berusaha disangkal oleh para pejabat AS.
Hal ini dapat disaksikan dengan maraknya sentimen anti-Amerika di seluruh dunia.
Borrell mengatakan, Saya memahami sentimen anti-imperialis di Amerika Latin dan sentimen anti-kolonial di Afrika.
Pada saat yang sama, Borrell juga mengakui bahwa Uni Eropa bukan lagi kekuatan berpengaruh secara global dan paling maksimal hanya dikenal sebagai blok ekonomi dan teknologi.
Isu yang diangkat dalam rangka pembentukan sistem multipolar adalah peran kekuatan dunia baru yaitu Cina dan Rusia serta pengaruh kedua negara tersebut beserta kekuatan ekonomi yang sedang berkembang seperti India dan Brazil dan beberapa negara lain di dunia dari kelompok G20 serta negara-negara anti-arogansi seperti Iran didasarkan pada politik, ekonomi dan keamanan internasional.
Rusia dan Cina telah berulang kali menekankan transisi dunia dari periode unipolar setelah runtuhnya Uni Soviet dan klaim tatanan dunia baru oleh Amerika Serikat, sesuai dengan tren dan realitas regional dan global.
Realitas sistem dunia menunjukkan gerakan menuju sistem multipolar karena tren politik, ekonomi dan bahkan militer dan keamanan di tingkat internasional, terutama dari kekuatan seperti Rusia dan Cina, yang Washington dalam dokumen keamanan nasional menyebutnya ancaman yang paling penting terhadap AS.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, "Amerika Serikat secara terbuka menyatakan bahwa mereka ingin menjaga dunia unipolar selamanya, sementara pada kenyataannya situasinya bergerak ke arah yang berlawanan. Dunia ini multipolar."
Josep Borrell yang bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri Uni Eropa mengakui dalam sebuah wawancara pada hari Kamis (20/10/2022) bahwa kita hidup di dunia multipolar dan bahwa saat ini, hegemoni sepihak Amerika Serikat telah berakhir. Menurutnya, Eropa tidak lagi menjadi pengambil keputusan di dunia dan merasa takut setelah dimulainya perang di Ukraina.
Posisi yang jelas dari Rusia dan Cina dalam menentang upaya Amerika Serikat untuk mempertahankan sistem unipolar telah diungkapkan sesuai dengan sikap Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Biden, yang sangat menyadari tindakan destruktif dari presiden AS sebelumnya, Donald Trump, untuk menstabilkan unilateralisme dan mempertahankan hegemoni AS atas sistem dunia, telah mencoba dengan cara lain, dan kali ini dengan cara yang "dibenarkan", yaitu, di bawah dalih perang Ukraina, untuk melanjutkan kepemimpinan Amerika Serikat atas dunia.
Biden percaya bahwa dia harus menghidupkan kembali peran global Amerika sekali lagi selama masa kepresidenannya.
Dalam hal ini, ia menekankan bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk mempertahankan kehadiran militernya di kawasan Indo-Pasifik dengan menciptakan aliansi baru, dan Eropa dengan memimpin upaya dalam kampanye anti-Rusia.
Ini berarti niat Washington untuk terus memainkan peran polisi dunia.
Mengacu pada perselisihan antara AS dan Cina, Borrell menyatakan, Konfrontasi antara Amerika dan Cina menjadi fokus perhatian dunia.
Rusia dan Cina telah berulang kali menyatakan bahwa meskipun Amerika Serikat masih merupakan kekuatan dunia, tetapi tatanan dunia baru bergerak ke arah multipolar. Munculnya kekuatan baru, terutama Cina, di bidang ekonomi, yang mampu bersaing dengan Amerika dalam banyak indikator, termasuk indeks PDB, didasarkan pada "paritas daya beli" dan bahkan sedang meninggalkan Amerika Serikat, yang intinya menyangkal klaim Washington tentang sistem unipolar.
Daniel Nexon, akademisi Universitas Georgetown, mengatakan, Amerika Serikat harus menerima bahwa dunia tidak lagi menyerupai era 1990-an yang luar biasa secara historis dan dekade pertama abad ini. Era pemerintahan unipolar sudah berakhir dan tidak akan kembali lagi.
Munculnya kekuatan baru seperti Cina, India, Rusia dan kekuatan ekonomi baru lainnya serta pembentukan lembaga dan kelompok seperti BRICS dan Organisasi Kerja Sama Shanghai menunjukkan semacam transfer kekuasaan dari Barat ke Timur .
Oleh karena itu, terlepas dari klaim Amerika dan desakannya untuk melanjutkan hegemoni globalnya, tren ekonomi, politik, militer dan keamanan bertentangan dengan keinginan Washington.(sl)