Rusia Peringatkan Negara yang Ingin Pertahankan Harga Rendah Minyak
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan bahwa Moskow tidak akan menjual minyak ke negara-negara yang mempertahankan batas harga terendah di pasar minyak.
Alexander Novak mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Senin (21/11/2022) malam bahwa Rusia tetap menjadi salah satu pemasok minyak yang dapat diandalkan, tetapi menjaga batas atas harga minyak Rusia tetap rendah akan mengurangi pasokan minyak negara itu.
Peringatan Rusia telah diberikan kepada negara-negara yang berniat untuk menjaga harga minyak tetap rendah di pasar minyak, mengingat pendekatan Barat di bidang ini.
Sebelumnya, Barat, terutama Amerika Serikat dan Eropa, dalam berbagai kasus telah mengumumkan penentangan mereka terhadap kenaikan harga minyak Rusia atau pembelian minyaknya dengan harga yang mirip dengan minyak negara lain, dan telah menuntut batas atas harga untuk mengurangi pendapatan minyak Moskow secara signifikan
Kepala negara-negara kelompok G7 (Inggris, Jerman, Italia, Kanada, Amerika Serikat, Prancis, dan Jepang) menekankan tekad mereka untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia pada pertemuan Juni 2022 dan mengumumkan persetujuan prinsip mereka dengan menetapkan batas untuk harga minyak dan gas Rusia.
Pada awal September 2022, kelompok G7 setuju untuk memberlakukan batas atas ekspor minyak Rusia untuk mengurangi pendapatan Moskow. Menteri ekonomi kelompok G7 mengumumkan bahwa negara-negara ini akan menyediakan layanan yang memungkinkan transportasi laut minyak mentah Rusia dan produk minyak di tingkat yang disediakan Dunia, jika harga minyak Rusia lebih tinggi dari batas yang ditetapkan.
Keputusan ini dapat membuat tidak mungkin untuk menutup asuransi atau membiayai pengiriman minyak Rusia.
Dengan tindakan ini, negara-negara yang membutuhkan akan dapat membeli minyak Rusia, tetapi dengan harga rendah dan hanya sampai batas yang ditentukan oleh koalisi internasional yang dipimpin oleh kelompok G7.
Kapal tanker minyak dan perusahaan asuransi diizinkan untuk menyediakan layanan transportasi minyak Rusia hanya jika harga minyak berada pada batas maksimum yang ditetapkan oleh koalisi tersebut.
Dengan demikian, kelompok G7 menegaskan tekadnya untuk membatasi harga minyak Rusia sebagai bagian dari perluasan sanksi terhadap negara ini.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengumumkan bahwa Moskow tidak akan menjual minyak ke negara-negara yang mempertahankan batas harga terendah di pasar minyak.
Dmitry Peskov, Juru Bicara Kremlin, menanggapi aksi kelompok G7, memperingatkan bahwa Rusia tidak akan menjual minyaknya ke negara-negara yang menetapkan harga tertinggi.
Peskov berkata, Tindakan ini akan mengganggu pasar minyak, dan warga Eropa pada akhirnya akan membayarnya.
Sejalan dengan sanksi energi Uni Eropa terhadap Rusia, plafon harga minyak seharusnya diterapkan mulai 5 Desember 2022 dan harga produk minyak mulai 5 Februari 2023. Namun pada September 2022, negara-negara Uni Eropa tidak dapat menyepakati penetapan batas atas harga gas Rusia.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa penetapan harga tertinggi untuk ekspor gas dari Rusia tidak memiliki prospek dan merupakan langkah yang akan menyebabkan kenaikan harga di pasar.
Menteri Energi Rusia Nikolai Shulginov menolak isu bahwa Moskow akan menerima permintaan negara-negara Barat untuk membatasi harga sumber daya energi Rusia, dan menekankan bahwa Moskow tidak menjual minyak dan gas dengan kerugian atau di bawah harganya.
“Tentu saja, kami tidak akan menjual (minyak dan gas) dengan kerugian atau di bawah biaya. Itu tidak mungkin. Ini semacam konspirasi kartel terhadap kita. Kami tidak akan pernah membiarkan diri kami diperlakukan seperti ini," kata Shulginov
Sekarang, dengan peringatan baru dari Wakil Perdana Menteri Rusia tentang tidak menjual minyak ke negara-negara yang berniat menjaga harga minyak tetap rendah, Moskow telah memasuki bidang tanggapan praktis atas tindakan bermusuhan Barat terhadapnya.
Pada saat yang sama, Rusia berusaha menggantikan negara-negara Eropa yang sebelumnya menjadi pelanggan utama minyak dan gas Rusia.
Moskow mencari pasar baru untuk minyak dan gasnya, dan statistik di bidang ini menunjukkan peningkatan ekspor energi yang signifikan ke wilayah dan negara lain, terutama China.
Dalam konteks ini, harus disebutkan peningkatan ekspor 10 juta barel minyak Rusia ke China dalam 6 bulan pertama tahun 2022. Selain itu, Rusia sedang berusaha untuk meningkatkan ekspor energinya ke India.
Semua kasus ini menunjukkan bahwa upaya Barat untuk menghancurkan ekonomi Rusia sebagian besar gagal.(sl)