Kanselir Jerman Mengaku Perlu Berdialog dengan Putin
(last modified Tue, 06 Dec 2022 05:18:03 GMT )
Des 06, 2022 12:18 Asia/Jakarta

Hubungan antara Rusia dan Eropa telah tegang setelah krisis Ukraina pada tahun 2014, dan awal perang di Ukraina serta intervensi Eropa telah meningkatkan ketegangan, sehingga rencana negosiasi untuk mencapai solusi diplomatik bagi mengakhiri perang telah gagal sejauh ini.

Dalam hal ini, Olaf Scholz, Kanselir Jerman memperingatkan, Terlepas dari semua perbedaan, adalah kesalahan besar untuk memutuskan dialog dengan Presiden Rusia.

Mengakui bahwa memutuskan negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah kesalahan besar, Scholz meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai anggota kelompok G7 untuk mengupayakan pembicaraan baru dengan Putin.

Perang Ukraina

Perang Ukraina terjadi setelah upaya negara itu untuk menjadi anggota NATO dan dukungan negara-negara Barat bagi permintaan ini, yang membuat perang ini berkepanjangan. Di sisi lain, sikap negara-negara Barat praktis telah menutup jalan untuk negosiasi dan mengakhiri perang.

Dengan kata lain, sikap Eropa dan Amerika Serikat yang tidak konstruktif dan menghasut perang terhadap Moskow dengan mengabaikan tuntutan keamanannya telah meningkatkan konfrontasi militer kedua pihak dan menutup jalan bagi negosiasi untuk mencapai kesepahaman guna mengakhiri perang Ukraina.

Sementara Putin selalu menyatakan bahwa Rusia tidak menginginkan perang, tetapi kondisi yang diinginkan oleh Rusia harus dilaksanakan. Dalam hal ini, Dmitry Peskov, Juru Bicara Kremlin juga menekankan, Putin selalu menempatkan jalan negosiasi demi menjamin kepentingan Rusia.

Dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara Eropa telah berulang kali berbicara tentang negosiasi dan mencapai solusi diplomatik untuk mengakhiri perang saat ini.

Sementara pada faktanya, Eropa berada dalam situasi yang tidak menguntungkan, terutama dalam beberapa pekan terakhir, dan tekanan sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa terhadap berbagai sektor ekonomi Rusia, termasuk minyak dan gas, sesuai dengan kebijakan Washington, kini telah melumpuhkan Eropa sendiri.

Saat ini, para pejabat Eropa sangat khawatir dengan musim dingin yang akan datang dan kekurangan bahan bakar.

Dalam hal ini, Nicolai Dupont Enian, anggota Parlemen Prancis, mengatakan, "Situasi di sekitar Ukraina tidak terkendali dan membawa Eropa ke dalam bunuh diri ekonomi dan sosial. Penting untuk sepenuhnya membatalkan sanksi ekonomi dan menghentikan pengiriman senjata sebagai ganti gencatan senjata dan dimulainya negosiasi."

Hubungan antara Rusia dan Eropa telah tegang setelah krisis Ukraina pada tahun 2014, dan awal perang di Ukraina serta intervensi Eropa telah meningkatkan ketegangan, sehingga rencana negosiasi untuk mencapai solusi diplomatik bagi mengakhiri perang telah gagal sejauh ini.

Pada saat yang sama, harapan Eropa adalah bahwa Ukraina akan dapat mengubah jalannya perang dengan bantuan senjata Barat, memaksa Moskow mundur dari Ukraina, dan situasi akan kembali normal setelah perang berakhir.

Namun kini, dengan berlanjutnya perang, situasinya telah berubah. Mereka bukan hanya mengkhawatirkan hari-hari dingin yang akan datang, tetapi juga menjadi sulit untuk membiayai perang di Ukraina, terutama sejak Amerika yang selama ini menjadi pendukung dan pemberi semangat perang di Ukraina dan Eropa yang menyertainya, kini menghadapi banyak masalah.

Dengan Partai Republik memperoleh kekuasaan di Amerika, mereka telah mengumumkan tidak akan membayar biaya perang di Ukraina.

Meningkatnya tekanan pada pemerintah Amerika, berlanjutnya inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini dan penentangan terhadap dukungan Amerika Serikat yang terus berlanjut ke Ukraina, telah menyebabkan bahkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, meminta negosiasi dengan otoritas Rusia. Permintaan yang kemudian ditolak oleh Moskow.

Tampaknya intensifikasi ketegangan antara negara-negara Eropa dan penyebaran krisis sosial dan ekonomi, pengurangan kemampuan untuk mengalokasikan bantuan keuangan dan senjata ke Ukraina, perubahan politik di Amerika Serikat dan penentangan terhadap bantuan berkelanjutan dari negara ini bagi perang di Ukraina, telah menyebabkan otoritas Eropa ingin mengadakan negosiasi demi mengakhiri perang terlebih dahulu.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron

Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengakui bahwa Eropa tidak punya pilihan selain bernegosiasi.

Macron mengatakan, Perang Ukraina tidak dapat dilanjutkan. Perang ini akan mengubah hidup kita di Eropa dan akan menyebabkan kemiskinan dan kelaparan.

Permintaan Kanselir Jerman Olaf Scholz juga harus dievaluasi dalam konteks ini.(sl)