Kapal Vietnam Selamatkan Pengungsi Rohingya yang Hampir Tenggelam
Sebuah kapal minyak Vietnam menyelamatkan 154 orang dari sebuah kapal yang tenggelam di Laut Andaman dan kemudian menyerahkan mereka kepada angkatan laut Myanmar.
VTC News melaporkan, kapal Vietnam Hai Duong 29 sedang berlayar dari Singapura menuju Myanmar ketika melihat ada kapal bermasalah.
Kapal yang ternyata mengangkut para warga Rohingya tersebut berada di titik 458,7 kilometer di selatan perairan Myanmar pada Rabu (7/12), menurut VTCNews.
Mesin perahu nahas itu tidak berfungsi dan badan kapal mengalami kebocoran, menurut laporan media tersebut.
VTCNews menambahkan bahwa kapal itu akhirnya tenggelam satu jam setelah orang-orang yang berada di kapal berhasil diselamatkan.
Sebanyak 40 perempuan dan 31 anak berada di antara 154 orang itu, yang diserahkan kepada angkatan laut Myanmar pada Kamis.
Reuters melaporkan belum ada kejelasan soal apa yang terjadi pada mereka setelah diserahkan.
Kementerian luar negeri Vietnam maupun perusahaan pemilik kapal Vietnam itu, Hai Duong Petroleum and Marine Corp (Haduco), belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) pekan lalu mengatakan jumlah orang yang berusaha melintasi Laut Andaman antara Myanmar dan Bangladesh meningkat tajam tahun ini.
Sejauh ini, sedikitnya 1.900 orang berhasil mencapai tujuan pada 2022 dan jumlah tersebut merupakan enam kali lipat lebih banyak dibandingkan pada 2020.
Ada sedikitnya 119 orang yang tahun ini kehilangan nyawa saat berupaya meninggalkan Myanmar.
Rohingya merupakan etnik minoritas yang telah selama bertahun-tahun mengalami tekanan di Myanmar. Banyak di antara warga etnik tersebut mengambil risiko melakukan perjalanan dengan menggunakan perahu-perahu rapuh untuk mencapai Malaysia dan Indonesia, negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim.
Eksodus warga Rohingya dari Myanmar serta dari kemelaratan di tempat pengungsian di Bangladesh telah meningkat sejak tindakan maut dilancarkan militer Myanmar pada 2017.
Saat ini, militer menjadi penguasa di Myanmar setelah melakukan kudeta pada 2021.(PH)