Reaksi Muslim Dunia terhadap Aksi Media Prancis Charlie Hebdo
Reaksi umat Islam dunia terhadap tindakan berulang dan menghina majalah Prancis Charlie Hebdo telah mengungkapkan fakta bahwa marji Syiah, terutama pribadi Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam ternyata sangat populer di dunia.
Dalam hubungan ini, umat Islam di Turki, Irak, India, Kashmir, Lebanon, Palestina, Nigeria, Suriah, dan banyak negara Muslim lainnya di dunia mengadakan demonstrasi anti-Prancis dan menentang majalah Charlie Hebdo, dan menuntut hukuman bagi mereka terlibat dalam majalah ini serta permintaan maaf dari pejabat pemerintah Paris.
Pada saat yang sama, di beberapa negara Muslim, umat Islam tidak diperbolehkan mengadakan demonstrasi untuk mendukung marji Syiah dan pemimpin Revolusi Islam karena penguasa yang berafiliasi dengan gerakan Zionis internasional.
Kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa otoritas Prancis, dengan tindakan yang patut dicermati, aneh, dan dipertanyakan, mencoba memperkenalkan majalah penghina Charlie Hebdo sebagai majalah independen dan bebas.
Namun dalam praktiknya, bebas memuat konten anti-Islam dan menghina umat Islam serta para pemimpin dunia Islam dalam publikasi yang menghujat ini.
Sementara itu, penghinaan terhadap agama samawi lainnya dan para pemimpin mereka menghadapi pembatasan dan bahkan reaksi negatif dari pejabat pemerintah Paris.
Majalah Prancis Charlie Hebdo, yang sebelumnya menghina Nabi Muhammad Saw, kini kembali beralih ke Islamofobia dengan menghina otoritas agama dan politik Syiah.
Orang-orang yang terlibat dalam majalah menghina ini baru-baru ini mengadakan kontes dengan tujuan menerbitkan kartun penistaan terhadap otoritas agama dan politik, yang menghasilkan banyak kritik publik terhadap majalah ini dan juga kebijakan pemerintah Prancis di bidang apa yang disebut kebebasan berekspresi.
Terkait hal tersebut, masyarakat Turki berkumpul di depan konsulat Prancis di Istanbul dan mengutuk penghinaan majalah Charlie Hebdo terhadap kesucian otoritas mazhab Syiah.
Para demonstran menyatakan, Kami umat Islam, sebagai umat yang satu, selalu mempertahankan nilai-nilai dan cita-cita Islam dan mendukung pemimpin kami, dan kami datang untuk mengatakan bahwa kami adalah umat Islam yang satu dan umat yang satu ini akan membela pemimpin mereka Ayatullah Khamenei sampai akhir hayatnya.
Dalam konteks masalah ini, contoh yang jelas dapat ditunjukkan pada kebijakan ganda otoritas Paris mengenai berbagai masalah.
Reaksi umat Islam dunia terhadap tindakan berulang dan menghina majalah Prancis Charlie Hebdo telah mengungkapkan fakta bahwa marji Syiah, terutama pribadi Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam ternyata sangat populer di dunia.
Misalnya, Roger Garaudy, seorang filsuf dan penulis Prancis terkenal, dijatuhi hukuman pada tahun 1998 karena menyangkal Holocaust atau apa yang disebarkan oleh Nazi Jerman tentang pembunuhan orang Yahudi dalam Perang Dunia II dan menulis buku The Founding Myths of Modern Israel. Ia diperintahkan untuk membayar denda sebesar 120.000 franc atau setara dengan 40.000 dolar AS.
Filsuf dan penulis terkenal Prancis ini meninggal dunia pada tahun 2012 setelah banyak tekanan dari pemerintah Paris dan Zionisme internasional.
Menghadapi perilaku mengganggu dan standar ganda ini, pemerintah Paris, dengan dalih membela apa yang disebutnya hak kebebasan berbicara dan pers, diam terhadap penghinaan publikasi fitnah Charlie Hebdo terhadap apa yang dianggap suci oleh ratusan juta umat Islam.
Perilaku berbahaya dan bermuka dua dari para pemimpin Prancis ini menunjukkan fakta bahwa otoritas pemerintah Paris menerima begitu saja penghinaan majalah Charlie Hebdo terhadap Islam sebagai agama samawi terakhir.
Tidak diragukan lagi, inilah mengapa pejabat Prancis saat ini terisolasi dan tidak populer di dunia.
Pada saat yang sama, tidak diragukan lagi bahwa penghinaan Charlie Hebdo terhadap Pemimpin Besar Revolusi Islam, di satu sisi, telah membuktikan standar ganda kebebasan berekspresi di Prancis, dan di sisi lain, popularitas marji Syiah. dan kepemimpinan Republik Islam Iran di dunia telah meningkat lebih dari sebelumnya
Fakta yang tidak bisa dipahami oleh Barat, terutama politisi yang berkuasa di Paris.
Sebenarnya, harus dikatakan, Pemimpin Besar Revolusi Islam memiliki pendukung yang tak terhitung jumlahnya di dunia, bahkan di negara-negara Barat, termasuk Prancis. Para pemimpin Prancis harus belajar dari fakta ini dan membuat perubahan mendasar dalam sikap arogan mereka terhadap seluruh pemimpin agama dan politik
Apalagi pendukung Pemimpin Besar Revolusi Islam semakin hari semakin bertambah di dunia, dan di sisi lain permusuhan berbagai bangsa di dunia dengan para pemimpin pemerintahan dominan Barat semakin hari semakin meningkat.
Sebaliknya, harus dikatakan bahwa dukungan mengagumkan dari negara-negara Muslim di Turki, India, Kashmir, Irak, Suriah, dan Nigeria kepada pemimpin Revolusi Islam sebagai satu-satunya contoh dukungan umat Islam dunia terhadap para cendekiawan agama Islam di dunia kontemporer yang patut diteladani.
Sementara para pemimpin Prancis terus hidup dalam isolasi politik bahkan di negara mereka sendiri dan mereka menyaksikan protes rakyat terhadap kebijakan yang tidak pantas dan anti-Prancis dengan alasan apapun.(sl)