Kebangkrutan Bank di AS dan Ketakutan akan Dampaknya
(last modified Wed, 15 Mar 2023 13:32:06 GMT )
Mar 15, 2023 20:32 Asia/Jakarta
  • Silicon Valley Bank SVB
    Silicon Valley Bank SVB

Syok akibat kebangkrutan Bank Silicon Valley di tengah masyarakat Amerika Serikat masih terus berlanjut.

Banyak pengamat khawatir akan masa depan investasi dan kondisi ekonomi di negara ini, serta merembetnya kondisi yang ada ke wilayah lain termasuk Eropa.

Kebangkrutan tiba-tiba Bank Silicon Valley (SVB) yang ditutup oleh otoritas Amerika pada hari Jumat lalu, telah memicu gelombang ketakutan di tengah sektor perbankan negara ini. Bahkan pelaku pasar mulai menebar rumor mengenai dampak besar kebangkrutan bank terbesar di Amerika setelah krisis finansial 2008.

Silicon Valley Bank

Banyak pihak yang mengkhawatirkan kondisi ini akan merembet ke bank-bank lain, termasuk bank-bank di Eropa. Kebangkrutan Bank SVB telah membunyikan alarm bahaya kebangkrutan bank-bank di Benua Eropa, dan telah memicu kekhawatiran pemerintah dan perusahaan Eropa.

Dengan bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB), Presiden AS Joe Biden berusaha meyakinkan para investor bank ini. Namun, kondisi ekonomi di Amerika menunjukkan bahwa pemerintahan Biden belum mampu meyakinkan deposan bank secara memadai.

Lawrence Henry Summers, mantan Menteri Keuangan AS, mengatakan, "Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) akan menimbulkan banyak konsekuensi bagi perekonomian AS. Pemerintah harus meyakinkan semua orang bahwa masalah ini akan ditangani."

Sebelum bangkrut, Silicon Valley Bank membiayai setengah dari perusahaan teknologi AS. Kebangkrutan bank ini telah menyebabkan komplikasi di seluruh dunia. Misalnya, sejumlah perusahaan Brasil yang menyimpan 10 miliar dolar di bank ini telah kehilangan uangnya. Ini hanya sebagian dari masalah. Banyak perusahaan di India, Cina dan di Eropa juga kehilangan modalnya di Silicon Valley Bank. Situasi ini mengingatkan pada kegagalan bank terbesar dalam krisis ekonomi tahun 2008, yang menyebabkan resesi ekonomi dunia yang parah.

Banyak penyebab dari kebangkrutan Bank Silicon Valley yang disebutkan, di antaranya adalah resesi ekonomi di Amerika Serikat. Faktor lain adalah tahun lalu Federal Reserve (Bank Sentral AS) menaikkan suku bungannya untuk menekan inflasi. Menyusul keputusan ini, saham perusahaan yang aktif di bidang teknologi canggih, yang telah mengambil sebagian besar investasi Silicon Valley Bank, mengalami penurunan nilai.

Di sisi lain, Mantan presiden AS, Donald Trump menuding Presiden AS saat ini, Joe Biden bertanggung jawab atas kesulitan ekonomi AS. Seraya menyinggung resesi besar ekonomi yang dalam waktu dekat mendera AS, Trump mengatakan, "Kita akan mengalami resesi hebat yang jauh lebih besar dan lebih kuat daripada yang terjadi pada tahun 1929 dan proses kegagalan bank telah dimulai."

Banyak juga yang meyakini bahwa pemerintah Biden cenderung fokus pada isu-isu geopolitik dan luar negeri, ketimbang isu-isu dalam negeri, dan hal ini mendorong dirinya lalai akan isu-isu dalam negeri.

Namun banyak juga yang tidak menganggap kondisi ekonomi saat ini sama dengan kondisi masa lalu dan menganggap kejadian semacam itu hanya sementara dan dampaknya bisa dikurangi dengan tindakan pemerintah. Seperti yang dikatakan Cecilia Rouse, penasihat ekonomi Gedung Putih, "Kami berada dalam situasi yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan reformasi terkait krisis keuangan global pada tahun 2007 dan 2008. Kami telah menerapkan financial stress test dan alat lain yang dimiliki badan pengawas untuk mengendalikan situasi saat ini dan meningkatkan ketahanan bank."

Meski demikian, kebangkrutan Silicon Valley Bank telah memberi kerugian besar kepada perusahaan teknologi di dunia. Sepertinya selama beberapa pekan mendatang akan terjadi transformasi ekonomi lebih besar yang diakibatkan oleh dampak kebangkrutan ini. (MF)

 

Tags